• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PUASA UNTUK MELATIH KESABARAN

PUASA UNTUK MELATIH KESABARAN

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Sebagaimana biasa maka setiap bakda Shalat Isya’ sebelum tarawih maka diselenggarakan kultum sebagai upaya untuk memberikan pemahaman agama dalam kaitannya dengan puasa sebagai ibadah yang diwajibkan di dalam ajaran Islam. Pada hari Senin, 01/04/2024, maka yang memberikan pengajian adalah Ustadz Sahid Sumitro, yang sering memberikan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) di berbagai instansi pemerintah maupun perusahaan. Tema yang dibawakan dalam acara kultum adalah “Puasa Sebagai Pelatihan Kesabaran”.

Di dalam ceramah tersebut disampaikan tentang pentingnya ucapan syukur kepada Allah SWT karena kita sudah menjalani puasa selama 20 hari, dan malam ini adalah malam sepertiga akhir dalam bulan puasa. Tepatnya malam ke 21. Jika pada sepertiga awal adalah rahmah, maka pada paroh kedua atau pertengahan adalah maghfirah dan pada sepertiga terakhir adalah itqun minan nar.  Mulai dari rahmah kemudian ampunan dan dijauhkan dari api neraka. Semoga puasa kita dalam sepertiga awal dan pertengahan menjadi puasa yang diterima oleh Allah dan akhirnya kita dapat  terhindar dari api neraka. Marilah kita meningkatkan rasa syukur kita semoga puasa kita menjadi yang terbaik. Allahumma amin. Tetapi ada pertanyaan mendasar, apakah puasa yang dilatih langsung oleh Allah dalam bentuk puasa dapat memiliki dampak bagi  kehidupan kita khususnya dalam berhubungan dengan Allah atau hablum minallah dan juga hablum minan nas. Agar puasa kita berdampak pada kebaikan, maka ada dua hal yang mendasar, yaitu:

pertama, menjaga makanan. Ada tiga jenis makanan ialah makanan pikiran, makanan hati dan makanan fisik. Jangan dikira bahwa yang membutuhkan makanan hanya fisik saja. Pikiran dan hati juga membutuhkan asupan. Tentu saja berbeda antara asupan fisik dan asupan pikiran dan hati. Makanan fisik tentu adalah makanan seperti nasi, sayur, buah dan kue-kue. Makanan ini untuk memenuhi kebutuhan fisik yaitu protein dan karbohidrat. Keduanya dibutuhkan untuk menghasilkan kalori sebagai bahan kekuatan fisik. Makanan itu tentu harus halal dan thayib. Makanan yang sesuai dengan hukum islam dan sehat atau yang halal dan menyehatkan.

Kemudian makanan pikiran adalah asupan agama, misalnya mendengarkan ceramah-ceramah atau nasehat-nasehat keagamaan. Melalui nasehat keagamaan tersebut, maka pikiran kita akan menjadi cerdas, yaitu cerdas secara spiritual. Jika seseorang cerdas pikirannya dalam hal keagamaan, maka akan sangat beruntung. Harus diingat bahwa pikiran yang sehat akan membawa kesehatan pada hati dan fisik. Jika pikirannya tidak sehat maka akan berpengaruh pada keinginan untuk melakukan tindakan kejahatan dan sebagainya. Makanya pikiran harus diisi dengan ajaran agama melalui pengajian, ceramah agama dan nasehat keagamaan.

Yang tidak kalah penting adalah makanan hati, yaitu dzikir kepada Allah. Hati kita  harus diisi dengan dzikir kepada Allah misalnya melalui bacaan kalimat tauhid, dengan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, diisi dengan bacaan istighfar atau ucapan-ucapan yang baik yang bersesuaian dengan ajaran Islam.

kedua, menjaga dan mengembangkan kesabaran. Pelatihan selama empat hari yang khusus melatih diri untuk bersabar saja bisa mengubah mindset kita untuk berbuat yang sabar. Jadi artinya kita dilatih untuk bersabar dengan hasil menjadi orang yang sabar. Pelatihan ini dilakukan oleh manusia. Apalagi puasa itu yang melatih adalah Allah melalui ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Seharusnya dengan puasa akan dapat menjadi instrument untuk menjaga kesabaran kita.

Allah itu mengajarkan kepada kita untuk bersabar di dalam menghadapi setiap persoalan, baik yang persoalan yang kecil maupun persoalan yang besar. Ada persoalan diri sendiri, ada persoalan keluarga, misalnya anak, ada persoalan masyarakat, misalnya masalah lingkungan social dan sebagainya. Maka syarat agar bisa menyelesaikan adalah dengan kesabaran. Tidak ada yang bisa mengalahkan kesabaran.

Jika ada orang yang marah maka harus dihadapi dengan kesabaran. Jika ada orang yang usil juga harus dihadapi dengan kesabaran. Jika ada orang yang membuat ulah kepada kita juga harus dihadapi dengan kesabaran. Semuanya dihadapi dengan kesabaran, dan insyaallah dengan kesabaran tersebut maka persoalan demi persoalan akan dapat diselesaikan. Tetapi juga jangan lupa untuk terus berdoa kepada Allah semoga kita diberi kesabaran agar kita dapat  hidup dengan nyaman.

Rasulullah mengajarkan jika marah dalam keadaan berdiri, maka harus duduk, jika dengan duduk masih marah, maka terlentang. Jika dengan terlentang masih juga marah, maka hendaknya berwudlu. Kemarahan itu unsurnya api, maka untuk memadamkan api maka harus dengan air. Dan air wudlulah yang paling cocok untuk menghilangkan kemarahan.

Kita semua yakin bahwa dengan menjaga makanan dan juga diimbangi dengan kesabaran, maka kita akan meraih pesan taqwa untuk orang yang berpuasa. Laallakum tattaqun. Mudah-mudahan kita semua menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah.

Wallahu a’lam bi al shawab.   

Categories: Opini
Comment form currently closed..