• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN DOA

MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN DOA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Pada Sabtu malam di Masjid Al Ihsan diselenggarakan acara tarawih, witir dan ceramah agama. Sesuai jadual,  30/03/2024, seharusnya yang memberikan taushiyah adalah Ustadz Drs. Ahmad Rofiq, SH, MH. Akan tetapi ternyata Ustdz Rofiq berhalangan hadir, sehingga saya yang diminta oleh takmir masjid untuk menggantikannya. Tentu saja perintah ini saya laksanakan sebagai konsekuensi atas keberadaan masjid yang berada di dekat rumah.

Oleh karena itu, di dalam acara kultum ini, saya menyampaikan beberapa hal terkait dengan kehidupan kita sebagai muslim di Indonesia. Ketiga hal tersebut saya kaitkan dengan doa yang lazim dibaca oleh Imam Shalat Rawatib di Masjid Al Ihsan. Yaitu Ustasdz Firdaus, Ustdz Alief dan Ustadz Syawwal, Ustadz Alief Rifqi dan Syawwal  adalah mahasiswa UINSA, sedangkan Ustdz Firdaus adalah  alumnus UINSA. Ketiganya  hafidz Alquran.

Saya mengawali ceramah ini dengan menjelaskan mengenai salah satu doa yang sering kita panjatkan kepada Allah SWT. Nyaris setiap berdoa,  imam masjid Al Ihsan membaca doa tersebut. Memang doa tersebut  merupakan permohonan kepada Allah SWT agar doa tersebut dikabulkan. Doa menjadi mujarab, dan pemohonan kita tentang apa yang didoakan diterima oleh Allah SWT. Doa tersebut adalah: Rabbana taqabbal minna du’a ana , innaka antas sami’un ‘alim, wa tub alaina innaka antat tawwabur rahim”. Yang  artinya: Wahai Tuhan kami terimalah doa kami, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, dan engkau adalah Dzat yang memberi ampunan, sesungguhnya Engkau Dzat yang maha pengampun”.

Doa ini sangat luar biasa dan memang harus sering kita baca seirama dengan doa apa saja yang kita panjatkan kepada Allah SWT. Jangan pernah ragu untuk memohon kepada Allah dengan permohonan yang tulus dan mengharap dengan sebenar-benarnya tentang permohonan tersebut. Jika kita sungguh-sungguh dalam berdoa tentu tidak ada halangan Allah untuk mengabulkannya. Tetapi yang penting bahwa kita harus dalam keadaan suci atau sedang dalam keadaaan berwudhu. Allah itu Maha Suci dan tentu akan senang jika orang yang berdoa dalam kesucian. Doa tersebut akan bisa menggambarkan siapa sesungguhnya manusia.

Pertama, doa dapat menggambarkan bahwa manusia adalah makhluk yang dhaif. Makhluk yang lemah. Manusia merupakan makhluk yang tidak memiliki daya dan kekuatan yang hebat sehingga bisa menaklukkan alam. Berhadapan dengan sesama makhluk, misalnya harimau saja manusia akan kalah jika manusia tidak memiliki kelebihan khusus. Coba kalau kita datang ke Kawah Bromo lalu berdirilah di bibir kawahnya, maka akan menunjukkan betapa kecilnya manusia itu di hadapan alam. Belum lagi berhadapan  dengan kekuasaan dan kekuatan Allah SWT.

Tentu ada manusia khusus yang bisa menundukkan binatang buas,  misalnya Syekh Abdul Jalil di kala berguru kepada Pendeta Buddha, Namanya Samsitawratah, lalu Syekh Abdul Jalil dan kawan-kawannya pergi ke hutan lalu bertemu dengan seekor harimau yang besar. Kawan-kawannya melarikan diri, sedangkan Syekh Abdul Jalil sendiri bertemu. Maka dengan doa yang dibacanya, maka harimau itu justru menunduk lalu menjilati Syekh Abdul Jalil dan menghormatinya. Karena kelebihan ilmu itu,  Syekh Abdul Jalil justru bisa berteman dengan Harimau.

Tetapi secara umum manusia itu lemah. Tetapi Allah memberinya kemampuan akal yang luar biasa. Allah memberikan Rational intelligent, sehingga dapat menciptakan senjata untuk bisa membunuh harimau bahkan untuk membunuh sesama manusia. Manusia dengan kemampuan akalnya dapat menciptakan hal-hal baru, misalnya teknologi sehingga manusia dapat hidup lebih baik. Makanya yang Maha Kuat adalah Allah SWT. Kita sebagai umat Islam harus menyatakan: la haula wa la quwwata illa billah”. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali daya dan kekuatan Allah SWT.

Kedua, melalui doa tersebut, maka kedudukan manusia adalah pemohon. Bukan kita sebagai makhluk yang menentukan apakah doa kita diterima atau ditolak oleh Allah. Dalam  hal ini, maka Allahlah yang menentukan. Manusia berusaha Tuhan yang menentukan. Man proposes God disposes. Manusia adalah makhluk yang memohon pertolongan. Ada syaratnya orang memohon, yaitu sebagaimana di dalam teks Surat Al Fatihah: iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. kepada MU ya Allah kami menyembah dan kepada MU ya Allah kami memohon. Jadi harus mengabdi dulu, harus menyembah dulu dan baru memohon kepada Allah. Jadi jangan berkali-kali memohon tetapi tidak pernah mengabdikan diri kepada Allah SWT. Jalani dulu ibadahnya dan baru memohon kepada Allah SWT. Jika kepada manusia, maka kita harus bertolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, artinya kita harus saling berwasiat untuk berbuat baik dan mengingatkan agar terus bertaqwa kepada Allah SWT. Dilarang oleh Allah untuk saling menolong dalam kejahatan dan keburukan.

Ketiga,  di dalam berdoa kita meyakini bahwa Allah yang Maha Besar. Allahu Akbar. Dengan berdoa itu akan meneguhkan bahwa manusia adalah makhluk yang dhaif dan Allah adalah Dzat yang Maha Besar. Jadi tidak salah jika itu berdzikir dengan ucapan Allahu Akbar, Allahu Akbar sebanyak 33 kali setelah selesati sholat maktubah. Dzikir ini untuk meneguhkan akan kekuasaan dan kekuatan Allah SWT. Allah itu Maha Besar. Allah itu Maha Kuasa. Tidak ada satu makhluk pun yang melebihi kekuasaan dan kekuatannya.

Oleh karena itu di dalam berdoa agar hati kita meyakini bahwa hanya Allah saja yang akan mengabulkan doa dan permohonan kita. Yakin dan tawakkal kepadanya. Hanya saja tentang doa tersebut adakalanya memang segera dikabulkan, ada yang ditunda bahkan ada yang dikabulkan nanti kala di akherat. Yang penting jangan berputus asa untuk berdoa kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..