• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENJAGA IMAN ITU PENTING

MENJAGA IMAN ITU PENTING

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Sesungguhnya ada banyak doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT agar iman kita selalu terjaga. Di antara doa tersebut diungkapkan dalam pernyataan: “tsabbit imanana, imanan shadiqan, dan imanan kamilan dan lain-lain. Prinsipnya bahwa kita memerlukan keteguhan iman agar sebagai penganut agama maka kita bisa  selamat fid dini, waddunya wal akhirah. Doa di dalam Islam sangatlah penting. Saya menyatakan ada trilogy kehidupan yang sangat mendasar yaitu “usaha, doa dan tawakkal”.

Iman merupakan konsep yang abstrak karena menyangkut kegaiban di dalam agama. Tidak ada peluang orang membuktikan tentang keimanan sebagaimana ilmu pengetahuan, yang empiris logis, dan empiris rasional. Tidak ada peluang sama sekali, karena Tuhan itu bukan suatu dzat yang bersifat bendawi. Allah merupakan kegaiban di dalam agama yang harus diyakini keberadaannya. Orang hanya percaya atau tidak. Jika percaya maka akan berlaku hukum dalam kaitannya dengan kepercayaannya itu. Misalnya harus menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya, kapan dan di mana saja. Selama yang bersangkutan sudah mukallaf  atau dapat dikenai hukum Islam, maka yang bersangkutan harus menjalankan agamanya berbasis pada keyakinannya tersebut.

Memang berdasarkan atas temuan-temuan tentang tata surya  yang sedemikian rumit tetapi teratur, dan juga penciptaan manusia yang rumit tetapi teratur dan berbagai berita di dalam Alqur’an yang akhirnya dapat dibuktikan secara empiris, misalnya penemuan garam di dalam mulut Fir’aun yang menandai kebenaran ayat Alqur’an atau bulan terbelah di dalam mu’jizat Nabi Muhammad SAW dan bukti bahwa Bulan memang memiliki tanda pernah terbelah, maka keyakinan akan keberadaan Tuhan itu semakin nyata. Benarlah ungkapan Allah SWT bahwa manusia dimintanya untuk memikirkan dengan ilmu tentang ayat-ayat keberadaan Allah dan bukan berpikir tentang dzat Allah. Tafakkaru fi khalqillah wa la tafakkaru fi dzatillah. Berpikirlah akan ciptaan Allah dan jangan berpikir tentang dzat Allah.

Dzat Allah merupakan kegaiban kubra yang akal manusia tidak akan mampu untuk menjangkaunya. Wa ma utitum minal ilmi illa qalila. Yang artinya kurang lebih: “dan tidak diberi ilmu kepadamu kecuali sedikit.”  Tetapi manusia sudah sampai untuk membuktikan tentang big bang, lobang hitam, batas langit yang tak bertepi dan sebagainya dengan menggunakan teropong Hubble. Dan melalui penglihatan jarak yang sangat jauh tersebut, maka manusia sampai pada kesimpulan bahwa tata surya dan segenap kerumitan dan keteraturannya hanya diciptakan oleh Akal Sempurna atau Akal Agung yang Maha Agung. Dan itulah yang kemudian diyakini sebagai Allah SWT dengan segala atribut yang melekat pada kekuasaan yang Maha Besar atau Omnipotence dan yang Maha Tahu atau Omniscience.

Iman akan dapat berkurang  bahkan hilang jika tidak dirawat dengan baik. Untuk merawat iman, maka ada tiga hal yang harus dilakukan oleh yang mempercayainya. Pertama, berusaha untuk merawatnya dengan melakukan perbuatan baik yang diwajibkan oleh Islam. Agama Islam itu momot dengan amalan-amalan yang berbasis pada value Islam. Islam mengajarkan agar manusia melakukan relasi dengan Tuhan melalui ritual-ritual yang diwajibkan atau disunnahkan. Yang wajib seperti syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu. Semua ibadah adalah puncak relasi dengan Allah melalui skema ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan dalam beberapa hal, ibadah itu akan mendapatkan pengesahan jika melalui washilah kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam Indonesia di dalam kebanyakan melakukannya melalui washilah kepada Nabi Muhammad SAW atau para ulama yang memiliki kedekatan kepada Allah SWT. Manusia juga harus membangun relasi yang baik dengan sesama manusia. Allah mengabarkan bahwa ibadah yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri, akan tetapi jika dilakukan dengan berjamaah, maka pahalanya akan berlipat ganda. Allah menyatakan bahwa manusia yang kaffah adalah manusia yang dapat menjalankan agamanya secara utuh sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi karena kita tidak semasa dengan Nabi Muhammad SAW maka kita beribadah sesuai dengan tafsir para ulama yang tidak diragukan kapasitasnya sebagai ahli tafsir dalam bidang Alqur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, yang menghasilkan ilmu fiqih yang menjadi basis bagi pelaksanaan ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah.

Kedua, berusaha untuk berada di dalam lingkungan yang baik. Baik lingkungan keluarga maupun lingkungan social harus kondusif untuk menjaga iman kepada Allah SWT. Lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Di dalam syair lagu Jawa sebagaimana dinyanyikan oleh Cak Nun, maka terdapat ungkapan: “wong kang shaleh kumpulono”. Orang yang berperilaku shaleh harus menjadi sahabat kita dan kita bisa  berada di dalam lingkungan orang saleh tersebut. Nabi Muhammad SAW juga menyatakan: anta ma’a man ahbabta”. Yang artinya: “kamu bersama orang yang kamu cintai”. Berbahagialah seseorang yang berada di dalam lingkungan Islami, sehingga kita dapat  menjaga iman kita kepada Allah SWT. Seorang anak yang dididik dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, maka anak akan tumbuh dengan kasih sayang. Anak yang didik dalam cacian, maka juga akan belajar untuk melakukan caci maki. Anak yang berada di dalam lingkungan kekerasan juga akan cenderung melakukan kekerasan.

Ketiga, hendaknya terus berdoa agar Allah menjaga iman kita. Kita perlu bersandar kepada Allah agar iman kita itu dijaganya. Jika Allah melepas iman dan menghilangkan iman itu dari dalam diri kita, maka akan hilanglah iman kita. Ada banyak orang yang semula beriman tetapi kemudian menjadi murtad atau ada banyak orang yang sebelumnya bukan beragama Islam tetapi kemudian menjadi muallaf. Kita bersyukur kepada Allah SWT karena iman yang diberikan Allah kepada kita. Dan yang lebih penting adalah Allah tetap menjaganya. Kita terus berdoa kepada Allah agar iman kita selalu terjaga di mana dan kapan saja.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..