• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PUASA SEBAGAI INSTRUMEN KETAQWAAN

PUASA SEBAGAI INSTRUMEN KETAQWAAN

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Jika dibaca ujung dari Surat Al Baqarah ayat 183, laallakum tattaqun, bahwa ujung akhir dari puasa adalah menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Jamaah shalat Tarawih rasanya sudah hafal betul dengan ayat yang menjadi dasar pelaksanaan puasa. Hampir setiap pelaksanaan puasa di bulan Ramadlan dipastikan akan dibacakan ayat ini. Semua televisi dan media social juga menyuarakan hal yang sama. Membacakan dalil kewajiban berpuasa.

Kita semua tentu bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah kepada kita semua menjadi umat Islam. Ada banyak orang di luar sana yang tidak menjadi muslim meskipun sudah mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh. Kita menjadi Islam karena factor lingkungan. Dalam teori sosiologi behavioral, disebutkan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh factor lingkungan. Hal ini senafas dengan ungkapan Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa “setiap manusia dilahirkan dalam kesucian, dan orang tuanya yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani dan Majusi.”

Tujuan antara dari puasa adalah menjadikan orang muslim yang berpuasa menjadi bertaqwa kepada Allah SWT. Lalu, apa indicator umum tentang orang yang bertaqwa kepada Allah SWT? Ada tiga hal yang penting untuk dipahami tentang indicator ketaqwaan, yaitu:

Pertama, orang yang bisa membangun keselarasan antara ibadah, kemanusiaan dan kebaikan. Allah mewajibkan manusia untuk melakukan ibadah wajib dan juga ibadah sunnah. Melakukan ibadah wajib dan sunnah adalah konsekuensi dari persaksian yang  dilakukan atas keberadaan atau eksistensi Allah dan Muhammad sebagai rasulnya. Ibadah merupakan kunci sebagai manusia bertaqwa. Jika manusia tidak melakukan peribadahan kepada Allah sesuai dengan ajaran di dalam Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, maka berarti  tidak bisa dinyatakan sebagai orang muslim.

Konsekuensi mukmin adalah muslim. Ibadah kepada Allah tentu tidak berdiri sendiri akan tetapi terkait dengan dimensi kemanusiaan. Itulah sebabnya, Allah mengajari bahwa ibadah yang dilakukan dengan berjamaah akan bernilai lebih tinggi dibandingkan beribadah sendirian. Hal ini berarti ada dimensi kemanusiaan di dalam beribadah kepada Allah SWT. Dua hal yaitu peribadahan kepada Allah dan kemanusiaan akan berdampak jika kemudian berkaitan dengan kebaikan. Tiga aspek ini bekerja secara sistemik, sehingga kala kehilangan salah satunya akan menyebabkan nilai ketaqwaan itu nyaris tiada.

Di dalam sejarah Islam misalnya bisa dijadikan sebagai ibrah tentang keislamannya Ibn Muljam, kaum Khawarij. Seorang ahli ilmu Alqur’an, pengajar Alqur’an, ahli hukum Islam dan seabrek kapasitas yang dimiliki dalam beribadah dan berilmu keislaman. Akan tetapi dimensi peribahannya kepada Allah  tidak terkait secara sistemik dengan dimensi kemanusiaan dan kebaikan. Dia melakukan pembunuhan terhadap Khalifah Sayyidina Ali Karramahu wajhah, menantu Nabi Muhammad dan seseorang yang tidak tertandingi dalam ilmu keislaman dan kewiraiannya. Sayyidina Ali  harus dibunuh karena dianggapnya telah melakukan kesalahan. Dianggapnya tidak menggunakan hukum Allah, la hukma illa lillah.

Kedua,   menghindari kedlaliman terhadap diri sendiri atau kepada orang lain. Pendholiman atas diri sendiri terjadi karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam atau apa yang diperintahkan oleh Allah dan disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pendholiman kepada orang lain adalah di kala dia melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Orang menjadi menderita terhadap apa yang dilakukannya. Dimensinya sangat luas seperti melakukan ketidakadilan, pemaksaan atas nama kekuasaan atau atas nama kepentingan, dan melakukan kekerasan atas nama kekuasaan atau kepentingan. Misalnya prilaku raja-raja yang dhalim, seperti Fir’aun yang akhirnya tenggelam di laut Merah pada zaman Nabi Musa. Fir’aun melakukan pendholiman atas Nabi Musa  dan kaumnya yang bermukim di Mesir. Lalu Raja Namrud yang membakar Nabi Ibrahim AS, atau Kaum Ad yang melakukan tindakan melawan kebenaran sebagaimana yang disyiarkan oleh Nabi Hud, atau kelompok Quraisy yang melakukan pendholiman kepada Nabi Muhammad SAW.

Ketiga, orang yang bisa menjaga keseimbangan di dalam beribadah kepada Allah dan berbuat baik bagi kemanusiaan. Yaitu orang yang lebih banyak berpikir kemaslahatan bagi umat. Tidak ada yang diperjuangkannya kecuali agar apa yang dilakukan tersebut memiliki makna dan manfaat bagi orang lain. Ada maslahah ‘ammah dan maslahah khas yang dilakukannya.  Jika menjadi presiden, maka tidak ada di dalam kepemimpinan kecuali merumuskan kebijakan yang menguntungkan dan maslahah bagi rakyatnya. Yang diperjuangkannya adalah membuat rakyatnya menjadi sejahtera dan berbahagia karena pemihakan kebijakan negara kepada masyarakatnya. Jika seorang pemimpin dalam level organisasi, baik organisasi pemerintahan maupun organisasi perusahaan dan organisasi kemasyarakatan, maka tidak ada yang dilakukannya  kecuali untuk membuat kebahagiaan yang ditandai dengan kenyamanan, keamanan dan ketentraman yang dipimpinnya. Semua merasa memiliki kontribusi karena merasakan dilibatkan di dalam proses pencapaian tujuan. Secara internal terjadi kepuasan pelanggan internal atau internal customer satisfaction. Jika seorang dosen maka yang dilakukan tidak hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga membimbing agar terjadi pengembangan ilmu yang signifikan dengan keahliannya. Diajaknya, mahasiswanya untuk belajar menemukan atau to discover something lewat proses pendampingan dan pembimbingan. Misalnya mendorong kemampuan meneliti dan menulis dan sebagainya.

Dengan demikian, menjadi orang bertaqwa kepada Allah tidak hanya dengan melakukan ibadah mahdhoh atau ibadah wajib, meskipun sangat penting, akan tetapi juga membangun kehidupan yang memberikan peluang bagi orang lain untuk menikmati kebaikan, kemaslahatan dan kebahagiaan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..