PUASA FULL CINTA
PUASA FULL CINTA
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Pengajian di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency, Selasa, 05/03/2024, menjadi menarik karena membahas cinta. Tetapi cinta yang dibahas bukan cinta antar jenis, tetapi cinta spiritual yaitu cinta yang terkait dengan kehadiran bulan Ramadlan 1445 Hijriyah atau 2024 M. Yang memberikan pengajian adalah Ustadz Sahid, specialis trainer SDM yang sudah malang melintang di berbagai pelatihan pengembangan SDM baik di dunia pemerintahan maupun dunia perusahaan. Pengajian rutin selasanan memang diikuti oleh jamaah pengajian dari Masjid Raudhah di Perumahan Sakura Regency dan Masjid Al Ihsan di Perumahan Lotus Regency.
Yang menarik dari pengajian ini adalah terdapat dialog antara narasumber dan peserta pengajian. Tetapi yang lebih heboh karena persyaratan harus tertawa lepas sekurang-kurangnya 17 kali. Proposisi yang dikembangkan lewat pengajian ini adalah Ngaji Bahagia, semakin banyak tertawa semakin baik dan akan berakhir semakin sehat. Semua jamaah selalu dipancing untuk tertawa apapun materi ceramahnya.
Ada tiga hal yang disampaikan oleh Ustadz Sahid di alam ceramahnya. Pertama, ucapan rasa syukur karena semua jamaah dalam keadaan sehat wal afiat. Semua bisa shalat jamaah, terutama jamaah shalat shubuh. Shalat shubuh berjamaah itu fadhilahnya sangat tinggi karena Allah akan memberikan pahala yang sangat besar untuk para jamaah. Apalagi seperti di sini dilakukan wirid atau dzikir bersama, lalu membaca Alqur’an Surat Al Waqiah atau Surat Al Kahfi dan doa yang memohon ampunan kepada Allah agar kekhilafan, kesalahan dan dosa diampuni oleh Allah. Dan yang tidak kalah menarik adalah melalui pengajian ini kita dapat tertawa bersama dengan tertawa lepas, yang rasanya tidak dijumpai di tempat lain. Zaman ini sudah berat maka jangan dibuat semakin berat. Mari kita tertawakan saja kehidupan ini agar kita selalu fresh lahir dan batin.
Kedua, sebentar lagi kita akan memasuki bulan ramadlan. Bulan istimewa yang Allah akan memberikan rahmah, maghfirah, dan terlepas dari api neraka. Bulan ini sangat istimewa oleh karena semoga kita diberi peluang oleh Allah agar bisa menyelesaikan puasa selama satu bulan, bisa 29 hari atau 30 hari. Doa yang selalu dibacakan oleh imam-imam kita dalam shalat adalah “Allahumma bariklana fi rajab wa sya’ban wa balighna ramadlan”, yang artinya: “Ya Allah berkahilah kami di bulan rajab dan sya’ban dan sampaikan kami pada bulan ramadlan”. Inilah permohonan kita kepada Allah agar kita dapat melakukan puasa ramadlan. Bulan yang penuh ampunan dan penuh dengan keberkahan. Bahkan juga terdapat di dalamnya malam Lailatul Qadar, suatu malam yang jika kita beribadah maka ibadah kita akan lebih baik dari 1000 bulan. Subhanallah.
Jika diibaratkan maka bulan Rajab itu bulan penyemaian daun-daun dan batang-batang, lalu pada bulan Sya’ban itu masa berbuah dengan buahnya yang besar, ranum dan menggairahkan dan bulan puasa adalah masa panen. Masa memetik buah-buah yang ranum dimaksud. Makanya pada bulan Rajab dan Sya’ban itu disebut sebagai bulan persiapan untuk memasuki bulan ramadlan. Umat Islam disunatkan untuk berpuasa sebagai persiapan berpuasa di bulan ramadlan. Puasa itu instrument untuk melatih jiwa dan raga. Jiwa kita dilatih untuk sabar dan fisik kita dilatih untuk menahan hawa nafsu makan dan minum dan perbuatan lain yang dilarang di dalam berpuasa. Orang yang sedang berpuasa tidak akan marah, inni shaimun, saya sedang berpuasa. Cuma saja jangan sampai marahnya dilampiaskan setelah berbuka. Diupayakan agar selama berpuasa dan setelah berpuasa kita menjaga kesabaran. Sama halnya kita menahan makan dan minum di siang hari tetapi balas dendam di malam hari. Kita sudah melakukan pelatihan dan semoga nanti kita semua akan sehat sehingga dapat melaksanakan puasa secara sempurna.
Ketiga, puasa yang kita lakukan harus puasa yang penuh rasa cinta. Bahkan orang yang bergembira karena datangnya puasa saja akan memperoleh pahala dari Allah sebagai bagian dari mencintai ajaran Islam dalam berpuasa. Janganlah kita justru berkeluh kesah karena kehadiran puasa. Meskipun kita diciptakan sebagai makhluk yang suka berkeluh kesah. Innal insana khuliqa halu’a, yang artinya sesungguhnya manusia diciptakan suka berkeluh kesah (Alqur’an,Surat Al Ma’arij, ayat 19).
Puasa itu diajarkan kepada manusia agar manusia bersabar dan bertaqwa kepada Allah. Manusia juga diajarkan untuk mencintai Allah, mencintai manusia dan mencintai alam semesta. Allah itu menciptakan dunia dan tata surya ini dengan kasih dan sayang. Allah itu mengatur alam dengan keteraturan yang luar biasa tersebut karena kecintaan Allah kepada khalifahnya di bumi.
Puasa bisa menjadi instrument untuk menumbuhkan kasih sayang kepada sesama makhluk terutama kepada sesama manusia. Manusia itu ditakdirkan oleh Allah untuk memiliki kasih sayang dan cinta. Di dalam hati seseorang itu berdiam dengan teguh rasa kasih sayang dan cinta. Kita bisa menyayangi keluarga, menyayangi orang lain, menyayangi kaum dhu’afa, dan juga menyayangi kaum miskin yang semua itu adalah ekspresi manusia atas kasih sayang Allah ke dalam diri kita.
Melalui puasa kita diajarkan untuk menumbuhkan cinta kepada Allah dalam kerangka meningkatkan hablum minallah, kita diajarkan untuk mencintai manusia sebagai sesama ciptaan Allah dalam kerangka meningkatkan hablum minan nas dan juga mencintai ciptaan Allah yang berupa alam semesta, atau hablum minal alam.
Puasa merupakan cara Allah untuk mengajari kita sebagai makhluknya agar terus menumbuhkan rasa kasih sayang dan cinta. Hanya dengan kasih sayang dan cinta maka dunia akan menjadi aman dan damai, sehingga bahagia dan tenteram akan dapat diraih bersama.
Wallahu a’lam bi al shawab.