INDAHNYA SALING BERDOA: KESELAMATAN, AMPUNAN DAN JAUH DARI MUSIBAH
INDAHNYA SALING BERDOA: KESELAMATAN, AMPUNAN DAN JAUH DARI MUSIBAH
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Ada satu hal menarik yang dilakukan oleh Imam Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya, khususnya pada saat melakukan shalat Shubuh berjamaah. Masjid Al Ihsan melakukan shalat Shubuh dengan bacaan doa qunut. Tentu saja bisa berbeda dengan masjid lain, yang tidak melakukan shalat jamaah Shubuh dengan doa qunut. Imam Masjid Al Ihsan adalah Ustadz Muhammad Firdaus Ramadlan, SH, Al Hafidz, alumni Fakultas Syariah dan Hukum UINSA.
Di dalam bacaan Qunut tersebut ditambahkan dengan ungkapan “Allahumma sallimna wa muslimin wa ‘afina wal muslimin wa qina qa iyyahum syarra mashaibid dunya waddin”. Yang artinya: “Ya Allah selamatkanlah kami dan kaum muslimin, ampunilah kami dan kaum muslimin dan jauhkan kami dan mereka semua dari musibah dunia dan agama”. Doa ini selalu dikumandangkan di kala Ustadz Firdaus menjadi imam shalat Shubuh berjamaah.
Jika kita maknai secara sosiologis, bukan makna tafsir, maka kita akan mendengarkan betapa indahnya doa tersebut. Sebuah doa yang dipanjatkan pada waktu shalat pada saat Allah melimpahkan pahala bagi pelaku shalat shubuh berjamaah. Doa yang ditujukan kepada semua umat Islam agar memperoleh keselamatan dan ampunan dari Allah SWT dan sekaligus juga memohon agar seluruh umat Islam terhindar dari mushibah dunia dan sekaligus juga musibah agama.
Ada tiga hal yang ingin saya kemukakan di dalam tulisan ini, yaitu: Pertama, keselamatan dan ampunan Allah. Di dalam prinsip kehidupan sebagai makhluk di dunia yang hidup dengan manusia lain dalam suku bangsa, etnis, agama dan golongan, maka keselamatan merupakan hal yang sangat prinsip. Tidak ada yang lebih penting di dalam kehidupan tersebut kecuali keselamatan. Keselamatan adalah segala-galanya. Untuk menjaga keselamatan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: selalu berusaha untuk membangun relasi social yang baik antar sesama manusia apapun perbedaannya, lalu juga membangun kebersamaan antara manusia yang satu pada lainnya tanpa membedakan apa latar belakangnya dan bagaimanakah kehidupannya, kemudian agar menghindari keakuan, merasa benar sendiri, merasa hebat sendiri, merasa paling super, padahal sesungguhnya tidak ada orang yang bisa melakukan apa saja dengan dirinya sendiri, dipastikan ada pertolongan atau bantuan orang lain.
Kedua, manusia itu makhluk Tuhan yang di dalam dirinya terdapat potensi melakukan kesalahan dan kekhilafan bahkan dosa. Ada potensi untuk melakukan kekhilafan yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Nabi Adam juga melakukan kekhilafan, Nabi Yunus juga melakukan kekhilafan, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman dan bahkan Nabi Muhammad juga pernah khilaf kala tidak memperdulikan orang buta. Semuanya menggambarkan bahwa manusia itu potensial untuk berbuat salah.
Namun hebatnya, Allah memberikan instrument untuk melakukan pertaubatan, seperti melakukan shalat, melakukan puasa dan bahkan juga melakukan haji. Selain itu juga berdoa kepada Allah secara sungguh-sungguh untuk memohon ampunan-Nya. Melalui instrument sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, maka manusia berlomba-lomba untuk melakukan pertaubatan dengan sungguh-sungguh. Dan Allah akan mengampuni karena Allah adalah Tuhan yang tidak akan mengungkari janjinya.
Ketiga, doa sebagaimana yang dilantunkan oleh Ustadz Firdaus tersebut mengandung makna yang sangat mendalam. Tidak hanya keselamatan dan pengampunan Allah untuk semua umat Islam akan tetapi juga dijauhkan dari musibah. Kata wal muslimin itu merupakan pancaran doa kepada Allah SWT kepada seluruh umat Islam di manapun. Siapapun umat Islam tersebut tidak dibedakan apa golongannya dan apa paham agamanya. Beginilah Islam yang sebenarnya. Islam yang tidak mengkotak-kotakan diri di dalam sekat-sekat organisasi dan paham keagamaannya. Sementara itu masih kita jumpai sekelompok umat Islam yang justru berkesebalikan dengan pesan keselamatan dan pengampunan Tuhan dengan mengancam bahwa orang Islam yang tidak sama paham keagamaannya dengan yang bersangkutan diancam akan masuk neraka. Padahal Islam memberikan instrument untuk saling mendoakan agar semua dan siapa saja yang telah berbaiat dalam syahadat atau menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah akan berpeluang masuk surga.
Yang tidak kalah pentingnya adalah doa, jauhkan dari kejelekan musibah di dunia dan agama. Kita sering tidak menyadari bahwa iman kita tersebut bisa goyang. Bisa berkurang. Bahkan bisa berubah. Coba amati ada orang-orang yang dalam kurun waktu yang panjang berada di dalam Islam bahkan pernah belajar Islam sangat memadai akan tetapi karena factor eksternal lalu menjadi murtad. Ada orang yang merasa kesulitan belajar Islam karena Bahasa Arab, maka berubah menjadi agama lain. Ada yang karena factor keluarga, factor kawan, factor apa saja yang bisa mengubah keyakinannya. Ini yang disebut sebagai musibah agama, musibah keyakinan. Ada juga yang terkena musibah, misalnya karena factor kekayaan, kekuasaan, dan jabatan lalu menjadi murtad.
Lalu ada musibah dunia, misalnya terkena penyakit, terkena musibah ekonomi, terkena musibah kesehatan, terkena musibah persahabatan, terkena musibah pernikahan dan sebagainya. Semua ini merupakan bagian dari kehidupan manusia yang terkadang harus terjadi. Oleh karena itu melalui bacaan doa yang kita baca, maka semua berharap agar kita dan umat Islam terhindar dari musibah dunia dan agama.
Makna doa yang dibacakan di dalam doa qunut itu menyadarkan kita bahwa sebagai sesama umat Islam, maka yang terbaik adalah mendoakan keselamatan dan pengampunan serta mendoakan agar dijauhkan dari musibah dunia dan musibah akherat. Dan itu sudah kita lakukan.
Wallahu a’lam bi al shawab.