Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MALAM NISFU SYA’BAN: LADANG AMAL SALEH

MALAM NISFU SYA’BAN: LADANG AMAL SALEH

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Andaikan saya ditanya apa hukum melakukan acara nisfu Sya’ban dengan membaca Surat Yasin  tiga kali dan amalan lainnya yang dianggap penting, maka jawaban saya tidak berbasis pada hukum Islam atau fiqh, tetapi jawaban rasional saja bahwa melakukan upacara Nisfu Sya’ban merupakan amal kebaikan atau fadha’ilul ‘amal. Ada keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam acara Nisfu Sya’ban.

Semalam di Masjid Al Ihsan, Perumahan Lotus Regency, dilakukan acara menyambut Nisfu Sya’ban yang diikuti oleh warga RT 05, RW 08,  Perumahan Lotus Regency.  Acara yang memang disusun berbasis pada tradisi menghadapi malam Nisfu Sya’ban yang selama ini sudah dilakukan dan menjadi tradisi di kalangan sebagian masyarakat Islam Indonesia. Acara ritual tradisional yang bisa saja hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat pada masyarakat Islam lainnya.

Kita merasa bersyukur menjadi umat Islam di Indonesia. Tidak hanya umat Islam yang mayoritas, 87,2 persen, akan tetapi juga acara ritual social keagamaan yang sangat banyak. Ritual tersebut telah mentradisi dalam kehidupan masyarakat Indonesia semenjak Islam disebarkan di Nusantara hingga hari ini. Acara ritual tersebut telah mandarah daging di dalam kehidupan masyarakat meskipun zaman telah berubah. Nama boleh saja berganti, misalnya pada masyarakat perkotaan, akan tetapi substansi ritual tersebut terus berlangsung.

Masyarakat Indonesia memiliki ikatan solidaritas social yang sangat kuat. Antar satu keluarga dengan keluarga lain di sekeliling rumah merupakan ikatan social yang unik. Saling mengenal, saling bertegur sapa, dan bahkan saling membantu. Hal ini merupakan modal social dan budaya yang memperkuat tradisi kebersamaan, seperti acara kendurian, acara keagamaan dan acara-acara lain yang tergolong selamatan.

Di dalam upacara malam nisfu Sya’ban, di masyarakat pedesaan disebut upacara megengan, merupakan acara untuk berbuat baik terhadap Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dan juga umat Islam lainnya. Upacara malam Nisfu Sya’ban, 24/02/2024  dipimpin oleh M. Firdaus Ramadlan, SH, Al Hafidz, yang selama ini menjadi imam di Masjid Al Ihsan. Acara dimulai dengan membaca washilah kepada Nabiyullah Muhammad SAW, para waliyullah atau ulama, dan ahli kubur serta  hajad kita masing-masing. Diteruskan dengan membaca syahadat 10 kali dan istighfar 10 kali, lalu dilanjutkan dengan membaca Surat Yasin tiga kali dan berdoa. Acara diselenggarakan ba’da magrib dan selesai menjelang shalat Isya’. Para jamaah melaksanakan shalat Isya’ berjamaah lalu diakhiri dengan makan nasi soto bersama-sama.

Ada tiga aspek yang ingin saya sampaikan di dalam tulisan ini, yaitu: pertama, ritual sebagaimana membaca Surat Yasin tiga kali itu tidak hanya berdimensi ketuhanan artinya sebagai instrument untuk persembahan kepada Allah SWT dan juga Nabi Muhammad SAW akan tetapi juga bermakna bagi kehidupan social. Di kala membaca Surat Al Fatihah sebagai washilah kita kepada Allah, maka terdapat washilah doa ila hadrati hajatina wa hajatikum, yang artinya ada untaian doa kepada Allah tentang hajad dari pelaku upacara Nisfu Sya’ban. Hidup rasanya menjadi bermakna di kala sesama umat Islam saling berdoa agar keinginan atau hajad itu dikabulkan Tuhan. Saya membayangkan bahwa melalui doa seperti itu, maka akan terdapat ikatan hati yang luar biasa di antara umat Islam. Saling mendoakan dan saling mengaminkan.

Kedua, melalui upacara ini, maka kita diberi peluang beribadah lebih dari biasanya. Mungkin di antara kita ada yang sudah membaca surat Yasin ba’da magrib sekali,  tetapi melalui upacara ini kita diharapkan bisa membaca Surat Yasin tiga kali. Kita juga diharapkan bisa membaca syahadat 10 kali yang tentu lebih banyak dibandingkan dengan amalan bacaan syahadat setiap hari. Di dalam shalat tentu kita sudah membacanya, akan tetapi pada khusus malam Nisfu Sya’ban, kita dapat membaca lebih banyak. Bahkan juga ada yang membaca syahadat itu satu kali saja pada waktu menikah, dan kala yang bersangkutan sudah sadar untuk memasuki ajaran Islam secara benar, maka dapat tambahan membaca syahadat. Mungkin juga ada yang sudah membaca istighfar 100 bahkan 1000 kali setiap hari, maka melalui upacara Nisfu Sya’ban, maka kita mendapatkan tambahan 10 kali. Jadi upacara Nisfu Sya’ban memberikan peluang beribadah lebih banyak. Inilah yang saya maksudkan dengan  afdholul ‘amal. Keutamaan ibadah.

Ketiga, upacara Nisfu Sya’ban dapat menjadi amalan sedekah. Yang biasanya sudah sedekah, misalnya hari Jum’at memberikan makanan gratis, atau memberi makanan untuk anak-anak yatim, untuk orang yang belajar dan sebagainya, maka melalui upacara Nisfu Sya’ban kita diberi peluang untuk menambah sedekah. Kita dapat memberi sedekah makanan, minuman atau kue-kue. Ni’fu Sya’ban menjadi ajang bagi kita semua untuk bisa bersedekah lebih. Kita dapat bersama-sama berada di dalam tangan di atas, dan bukan tangan di bawah. Dengan demikian indah sekali memperingati Nisfu Sya’ban melalui kebersamaan. Memang kita dapat membaca Surat Yasin di rumah atau beribadah di rumah, tetapi rasa solidaritas social yang dibangun melalui upacara Nisfu Sya’ban itu sungguh agung.

Jadi, apa yang diwariskan oleh leluhur kita, para waliyullah dan para ulama, merupakan modal social, modal budaya dan modal agama yang luar biasa, dan itu hanya terdapat di dalam agama Islam, khususnya masyarakat Islam Indonesia.

Sesungguhnya ajaran agama Islam itu momot kebaikan, tidak hanya kebaikan kepada Tuhan, Allah SWT tetapi juga untuk manusia dan alam seluruhnya. Islam itu sungguh rahmatan lil alamin.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..