• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

AJARAN UKHUWAH ITU SISTEMIK

AJARAN UKHUWAH ITU SISTEMIK

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Agama apapun tentu mengajarkan prinsip persaudaraan. Tentu saja Islam juga mengajarkan tentang persaudaraan atau ukhuwah. Secara konseptual bahwa ukhuwah di dalam ajaran Islam itu dikenal dengan istilah ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah atau insaniyah. Inilah yang kemudian disebut sebagai trilogy ukhuwah. Islam sebagai agama yang mengajarkan kerahmatan bagi umat manusia dan alam, maka sangat mengedepankan persoalan persaudaraan tersebut.

Inilah kata kunci di dalam ceramah saya pada jamaah Masjid al Ihsan, Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya. Komunitas Ngaji Bahagia (KNB) ini merupakan ngaji ang dilaksanakan setiap hari Selasa. Maka juga lazim disebut ngaji selasanan. Jamaahnya tidak banyak. Ada sebanyak 23 orang yang secara rutin hadir di dalam pengajian ini. Mereka adalah tokoh agama dalam levelnya masing-masing, sehingga ngaji ini lebih merupakan kegiatan diskusi atau two way traffic preaching dibanding dengan ceramah yang one way traffic preaching atau ceramah searah, dari penceramah kepada para jamaah.

Kita sedang menghadapi adanya peluang disharmoni social yang dipicu oleh pilpres 2024. Jika kita amati perbincangan di media social, maka menunjukkan adanya peluang untuk terjadinya disharmoni social karena dukungan kepada capres dan cawapres yang menjadi pilihannya. Pertarungan tersebut memang bukan bersifat fisik tetapi pertarungan kata-kata, ungkapan-ungkapan dan ucapan dari pendukung 0I, 02 dan 03. Masing-masing beragumentasi sesuai dengan pikirannya dan kesadarannya. Ada yang menyatakan yang penting Anis. Ada yang menyatakan yang penting Prabowo dan ada juga yang menyatakan yang penting Ganjar.

Para pemilih minded tersebut tidak memperdulikan siapa dia. Yang penting akan menjadi pilihannya dan sekurang-kurangnya juga bisa mempengaruhi orang lain untuk memilihnya. Ternyata ada juga pemilih konsisten dan komitmen yang tidak akan terpengaruh apapun. Mereka ini sudah menentukan pilihan yang sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai kebenaran. Saya jelaskan tiga hal, yaitu:

Pertama, konsep persaudaraan bukan berada di ruang kosong. Dengan latar belakang seperti ini, maka saya memberikan ceramah tentang ukhuwah atau persaudaraan di dalam Islam. Ada sekurang-kurangnya tiga jenis ukhuwah, yaitu ukhuwah insaniyah atau ukhuwah basyariyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah Islamiyah. Perkembangan  akhir-akhir ini di masyarakat Indonesia juga terdapat ukhuwah ashabiyah.

Ukhuwah insaniyah atau ukhuwah basyariyah bagi saya merupakan ukhuwah tertinggi dalam relasi kemanusiaan. Persaudaraan kemanusiaan didasari oleh realitas sebagai sesama manusia. Allah sungguh memuliakan manusia. Di dalam Alqur’an dinyatakan: “laqad karramna Bani Adama”, yang artinya: “sesungguhnya Kami (Allah) memuliakan anak cucu Adam”. Ayat ini menegaskan bagaimana Allah itu memuliakan manusia. Allah sungguh memuliakan ciptaannya yang memang dijadikans sebagai khalifahnya atau wakilnya di muka bumi. Rasulullah juga memberikan contoh tentang upaya membangun ukhuwah insaniyah. Ukhuwah yang tidak disekat-sekat dengan etnis, suku bangsa, golongan social dan bahkan agama. Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam, maka Nabi Muhammad juga melindungi terhadap umat lain yang berbeda agama.

Lalu ada ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sebagai sesama bangsa dan negara. Persaudaraan ini juga lintas suku bangsa, etnis, golongan social dan agama. Selama seseorang menjadi warga negara dan bangsa maka selama itu pula yang bersangkutan harus menjadi sesama saudara sebangsa. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam berhubungan dengan negara. Tidak ada warga negara klas satu atau dua. Semua sama. Kemudian juga terdapat ukhuwah Islamiyah. Yaitu persaudaraan yang didasari oleh sesama umat Islam. Islam menegaskan bahwa sebagai sesama umat Islam,  maka  relasi antar umat Islam itu layaknya sebuah bangunan yang satu bagian akan menguatkan yang lain. Nabi Muhammad SAW menyatakan: Al mu’minu lil mu’mini kal bunyan yasyuddhu ba’dhuhu ba’dhan”.    Artinya “orang mukmin dengan orang mu’min lainnya itu seperti bangunan, yang satu menguatkan yang lain”.

Kedua, bagi kita ukhuwah itu bukan sebagai konsep yang parsial akan tetapi konsep sistemik di dalam relasi social. Konsep persaudaraan antar manusia tidak bisa dipisahkan dengan konsep persaudaran sesama bangsa dan konsep persaudaraan sebagai muslim juga tidak dapat dilepaskan dengan lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat yang plural dan multicultural, maka ketiganya harus dilakukan secara konstan. Kala kita hidup di masyarakat, maka ketiganya harus dilakukan secara berkeseimbangan. Tidak boleh hanya menggunakan konsep ukhuwah Islamiyah tetapi juga harus mempertimbang dua konsep lainnya.

Sebagai negara yang tidak menggunakan dasar agama akan tetapi berdasar atas Pancasila, maka relasi social itu harus berbasis pada tiga hal tersebut. Ada ukhuwah yang bercorak umum untuk semua manusia, dan ada persaudaraan yang khusus sebagai wargawarga negara dan juga ada persaudaraan yang lebih khusus yang didasarkan atas keyakinan di dalam agama masing-masing. Melalui kesepahaman sistemik ini, maka kedamaian dan kerukunan untuk membangun keselamatan dipastikan akan eksis di dalam kehidupan kita semua.

Ketiga, jika kita dapat mengamalkan prinsip ajaran Islam dan relasi social yang luas, sesama manusia, atau yang khusus atau relasi kebangsaan atau kenegaraan dan keagamaan, maka kita akan bisa menjadi manusia yang bisa memahami orang lain. Kita semua diajari dengan ajaran agama yang menjunjung tinggi kehidupan bersama, maka sudah selayaknya jika kehidupan manusia akan menjadi lebih baik.

Trilogy ukhuwah ini sudah selayaknya tidak hanya dipahami tetapi juga diamalkan. Jika manusia Indonesia bisa mengamalkannya di dalam kehidupan tentu akan dipastikan terjadinya kerukunan, keharmonisan dan keselamatan bangsa. Sebagai negara bangsa, Indonesia akan menjadi lebih baik jika umat manusia di Indonesia berpegang teguh pada trilogy kerukunan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..