• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGHADAPI RELASI SOSIAL KOMPLEKS; BAGAIMANA SIKAP KITA?

MENGHADAPI RELASI SOSIAL KOMPLEKS: BAGAIMANA SIKAP KITA?

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Ceramah saya pada acara Selasanan, 06/02/2024, sebagai ceramah rutin  ba’da Shubuh, di Masjid Al Ihsan diikuti oleh warga Lotus Regency dan juga Warga Sakura Regency. Tema di dalam ceramah ini bukan aspek agama an sich tetapi lebih dekat kepada pemahaman tentang relasi social dalam pandangan Islam di tengah kehidupan social yang semakin kompleks terutama pada akhir-akhir ini. Sebagaimana biasanya, maka ceramah ini saya bagi dalam tiga session, yaitu:

Pertama, tentang ungkapan rasa syukur kepada Allah bahwa kita semua yang hadir shalat jamaah Shubuh dan mengikuti ceramah ba’da shubuh ini dikaruniai kesehatan lahir dan batin, fisik dan rohani, bahkan bahkan sehat jasad, jiwa dan roh. Hal ini semua tidak lain karena rahmat Allah kepada kita semua. Ada di antara kita yang sudah di atas 60 tahun bahkan mendekati 70-an tahun, ada yang masih 50-tahunan. Tetapi semua sehat, bergas waras-wiris, tentu karena kenikmatan yang diberikan Tuhan kepada kita semua. Syukur Alhamdulillah.

Kedua, kita hidup di era yang kompleks. Serba rumit atau sering disebut sebagai era disruptif, sebuah era di mana sering terjadi gonjang ganjing, terjadi perubahan yang mendadak, terjadi situasi yang tidak nyaman tetapi kita harus menghadapinya. Kita harus mengikutinya. Kita tidak bisa melawan. Kita mengikuti perubahan cepat tersebut dengan harap-harap cemas, dan tertatih-tatih. Suatu contoh tiba-tiba terjadi pandemic Covid-19 yang mengharu biru kehidupan. Tiba-tiba harus berada di rumah, bekerja di rumah, sekolah di rumah bahkan juga ibadah di rumah. Work from home, learn at home dan ritual at home. Tetapi tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa hikmah. Dan hikmah yang dirasakan adalah dengan semakin menguatnya keinginan untuk mengikuti perubahan zaman terutama dalam bidang teknologi informasi. Belajar daring, ujian daring, silaturrahmi virtual, dan pemanfaatan media social yang juga canggih untuk kepentingan kita semua.

Era ini ditandai dengan internet of thing (IoT), big data dan artificial intelligent (AI). Hidup kita serba internet. Nyaris tidak ada rumah yang tidak terpasng Wifi. Internet sudah menjadi kebutuhan primer. Jika Hp kita tidak ada pulsanya kita bingung setengah mati. Lebih baik tidak sarapan pagi dari pada kehabisan pulsa. Memang hidup menjadi lebih efektif dengan internet. Misalnya ada perusahaan yang menerapkan prinsip “selama ada internet, selama itu pula bisa bekerja”. Internet sudah menjadi kebutuhan tidak hanya dunia industry, perusahaan, Lembaga Pendidikan dan bahkan juga masyarakat luas.  Melalui kehadiran internet, maka tumbuh dengan subur kewirausahaan on line, perdagangan on line, dan juga munculnya start up terutama di kalangan generasi milenial. Era ini lalu disebut dengan era digital.

Lalu, big data juga memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui big data, maka tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Bahkan ada analisis bahwa pekerjaan-pekerjaan yang selama ini membutuhkan analisis secara komprehensip, dari berbagai sudut pandang, maka dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat melalui penguasaan big data. Bahkan konon katanya keputusan hukum pun bisa diselesaikan oleh hasil analisis dari big data. Hakim tinggal menggunakan keputusannya.

Kemudian juga AI. Kita juga hidup di era AI, dan salah satu wujud kongkritnya adalah robot. Ada banyak robot yang telah diciptakan. Robot penjaga toko, robot pelayan rumah tangga, sampai robot untuk pelayanan kebutuhan orang dewasa, khususnya kaum lelaki. Di China sudah diciptakan robot Hori, yang bisa berbahasa 87 bahasa dunia, dan menggunakan bahan-bahan yang mirip dengan manusia. Saya tidak tahu apa saja bahannya. Tahun ini sudah bisa dipasarkan di dunia. Melalui AI, maka mobil juga tidak perlu sopir. Jika kita ke China, dan berkeinginan untuk rekreasi, maka sudah tersedia mobil tanpa sopir yang siap mengantarkan kita ke mana saja kita berkeinginan. Sungguh luar biasa.  Kita bisa mendengarkan suara Presiden Soeharto, bukan pembicaraan di masa lalu, tetapi pembicaraan Pak Harto menghadapi masa sekarang. Suara, gerak bibir dan kontennya sangat luar biasa. Kita juga bisa menikmati sajian music duet antara Elvis Presley yang sudah wafat dengan anaknya, Lisa Presley, dalam tayangan yang sungguh sangat hidup dan menggambarkan bahwa keduanya sezaman. Semua ini adalah ulah AI. Sungguh luar biasa.

Ketiga, gunakan prinsip ajaran Islam untuk menghadapi semerbaknya unggahan dari berbagai channel dan berbagai kontennya. Ada dua prinsip penting sebagai basis di dalam kita melaksanakan relasi social yang kompleks. Yaitu qoulan kariman adalah berbicara atau mengupload sesuatu dengan prinsip memuliakan orang lain. Di dalam prinsip ini, maka jika kita menerima atau mengunggah kontens atau pesan agar dipertimbangkan, apakah yang saya unggah ini tidak membuat orang merasa terciderai. Apakah orang di seberang sana tidak merasa terdholimi, atau merasa tidak nyaman hatinya. Prinsipnya kita harus menghormati orang lain. Jika kita ingin dihormati, maka kita juga harus menghormati, begitulah adanya.

Kita juga harus berkata yang lemah lembut meskipun menghadapi orang yang dholim sekalipun. Sebagaimana pesan Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun yang dmintanya untuk qaulan layyinan, atau berkata yang lemah lembut meskipun harus menghadapi orang yang sangat sombong, keras kepala, jahat dan dholim sekalipun. Sebagaimana Allah pesankan kepada kedua Nabi dimaksud, bahwa dengan pernyataan yang lemah lembut tersebut akan terdapat dua peluang, yaitu mengingat kebenaran Allah atau takut akan adzab Allah.

Di dalam menghadapi era sekarang ini, dengan eksplosi informasi, merebaknya pembunuhan karakter dan juga bullying, maka kita tetap harus menggunakan prinsip sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan wahyu Allah, lakukan semuanya dengan pernyataan yang lemah lembut dan pernyataan yang memuliakan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..