• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

QAULAN KARIMAN DALAM RELASI SOSIAL

QAULAN KARIMAN DALAM RELASI SOSIAL

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Zaman ini disebut era teknologi informasi pada tahapan Era Revolusi Industri 4.0. Zaman serba digital. Sebuah era yang ditandai dengan cyber war dalam arena  proxy war. Sebuah era di mana terjadi “perang” cyber yang menggunakan teknologi informasi dan salah satunya adalah media social. Ada banyak sarananya, misalnya Artificial intelligent, big data dan internet of thing.

Sesungguhnya manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan, baik secara cepat atau lambat. Di masa lalu tidak terpikirkan bahwa perkembangan tata cara berkomunikasi berlangsung secepat ini. Tetapi melalui teknologi android semuanya berubah. Dari komunikasi tatap muka, orang perorang ke komunikasi virtual. Sebuah model baru dalam berkomunikasi yang tidak dibatasi oleh jarak. Bayangkan sekarang dengan mudah orang mengetahui apa yang dilakukan oleh kerabatnya. Ambil contoh, misalnya ada kerabatnya yang pergi umrah, maka pada the real time diketahui apa yang dilakukannya. Hanya berbeda jam saja. Tetapi mereka bisa berkomunikasi secara langsung tanpa jeda.

Sungguh kita sedang dimanjakan oleh media social dalam kehidupan. Melalui media social, maka apapun bisa dicari dan ditemukan.  Jika kita ingin mengetahui apa yang kita perlukan, maka dengan google search, maka akan dapat ditemukan jawabannya. Kita tidak perlu bertanya kepada orang lain, bahkan bertanya kepada kyai jika ada masalah-masalah agama. Semuanya serba instan untuk dicari di dalam media social.

Namun yang menjadi problem dewasa ini dalam kaitannya dengan media social adalah bagaimana seharusnya melakukan komunikasi. Media social sebagai media ekspresi ternyata sangat rentan dengan problem etika. Ada etika social yang terkadang dilupakan di kala melakukan relasi social. Terutama di saat politik sedang merebak. Milsanya pilkada, pilgub dan pilpres, termasuk pilpres tahun 2024.

Islam sesungguhnya sudah memberikan panduan tentang bagaimana seharusnya melakukan komunikasi yang baik atau relasi social yang membahagiakan. Di antara prinsip di dalam berkomunikasi baik lesan atau verbal atau dengan non verbal, maka harus menggunakan prinsipqaulan kariman.

Secara lughawi atau kebahasaan, qaulan berarti perkataan dan kariman adalah kemuliaan. Berasal dari Bahasa Arab qala artinya berkata atau fi’il atau kata kerja, dan karama yang artinya memuliakan. Karama adalah kata kerja atau fi’il. Karaman adalah kata benda atau isim yang berarti kemuliaan. Qaulan kariman berarti perkataan yang memuliakan, atau pernyataan yang  menyenangkan atau ungkapan yang membuat orang lain bahagia.

Di dalam kehidupan, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, kita mesti melakukan komunikasi dengan orang lain. Andaikan kita orang yang ekstrovert, tetapi dipastikan bahwa kita tetap akan berkomunikasi dengan orang lain. Meski komunikasi tersebut sangat terbatas. Beruntunglah jika menjadi orang yang introvert, maka kita dapat  melakukan komunikasi dalam banyak hal. Baik kita menjadi orang yang introvert atau ekstrovert, akan  tetapi tetap saja kita harus menggunakan etika dalam berkomunikasi.

Etika tersebut adalah pedoman berkomunikasi dengan memuliakan orang lain sebagai  lawan bicara. Ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: pertama, pembicaraan yang menghormati atas lawan bicara. Kita harus memuliakan sesama manusia. Jangan sampai pembicaraan  kita membuat orang lain merasa direndahkan. Manusia memiliki harkat dan martabat yang harus dipahami sebagai sesama manusia. Jika kita berusia lebih muda, maka sangat layak jika kita memuliakan orang yang lebih tua. Jangan sampai karena kelebihan ilmu atau apapun menghilangkan keinginan untuk memuliakan orang yang lebih tua usianya.

Kedua, menghormati lawan bicara. Salah satu kebutuhan manusia yang termasuk kebutuhan sekunder adalah keinginan untuk dihormati. Menghormati orang lain yang berbicara dengan kita hendaknya dilakukan dengan perkataan yang bisa membuat hatinya senang dan merasakan ditinggikan derajatnya. Kita akan dihormati orang jika kita menghormati orang. Kita juga akan dimuliakan orang jika kita memuliakan orang. Kita akan marasa senang jika kita menyenangkan orang lain. Prinsipnya, bahwa menghormati orang lain adalah “kewajiban” kita dalam relasi social.

Ketiga, gunakan kesantunan. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang mengedepankan sopan dan santun. Masyarakat Indonesia dikenal oleh warga dunia sebagai masyarakat yang memiliki keramahan dan kesantunan di dalam pergaulan. Oleh karena itu sudah seharusnya jika sopan santun tersebut menjadi ukuran bagi kita semua. Tidak ada yang lebih baik dibandingkan dengan pergaulan yang berbasis kesantunan. Tidak ada yang lebih hebat dibandingkan dengan relasi social yang mengedepankan rasa persaudaraan yang berbasis pada penghormatan, kemuliaan dan kesetaraan.

Sebagai umat Islam tentu kita merasa senang bahwa Islam mengajarkan mengenai bagaimana seharusnya membangun relasi social berbasis pada prinsip qaulan kariman. Tidak hanya dalam berbicara tetapi juga di kala kita mengunggah postingan, berkirim pesan melalui  WhatsApp, twitter, Instagram dan sebagainya.

Jangan sampai kita terprovokasi untuk mengunggap pesan yang tidak berbasis pada qaulan kariman. Bayangakanlah bahwa jika kita tidak suka dengan unggahan yang membuat kita marah, maka juga jangan kita mengunggah pesan yang membuat orang marah. Jadikanlah hidup kita bahagia  karena membahagiakan orang lain.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..