• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

OPTIMISLAH SURGA ITU MILIK KITA

OPTIMISLAH SURGA ITU MILIK KITA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Ada yang sangat menarik di dalam pengajian hari Selasa, 09/01/2023 yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Cholil Umam di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency. Pengajian bada shubuh ini diikuti oleh sejumlah jamaah shalat shubuh dari warga Perumahan Lotus Regency dan Perumahan Sakura. Pengajian yang materinya sangat menarik itu  disampaikan oleh da’i yang memiliki jam terbang yang tinggi. Ustadz Dr. Cholil Umam adalah penceramah yang sudah malang melintang dalam dunia dakwah khususnya di Kota Surabaya.

Meskipun kuliah bada shubuh tetapi tetap dikemas dalam senda gurau sebagaimana ciri khas dari Komunitas Ngaji Bahagia (KNB) yang memang selain mendapatkan materi ceramah agama yang bervariasi juga terdapat humor yang menyegarkan. Sungguh kita semua merasa bahagia sewaktu dan setelah mengikuti ceramah agama. Siapapun penceramahnya, maka harus terdapat humor di dalamnya.

Pak Cholil menyampaikan tiga hal mendasar, yaitu: pertama, optimislah bahwa surga akan menjadi milik kita. Jangan kita pesimis bahwa kita tidak bisa masuk surga. Orang memang harus takut masuk neraka tetapi jangan ragu bahwa kita ke depan adalah warga surganya Allah SWT. Untuk masuk surga syaratnya tidak berat. Allah memberikan peluang bagi umat Islam untuk dapat dengan mudah masuk surga. Hanya ada tiga syarat saja untuk bisa menjadi penghuni surga.

Syarat itu adalah dengan menjalankan shalat jamaah, khususnya shalat shubuh. Berjamaah shalat shubuh ternyata menjadi pintu masuk ke dalam surganya Allah, karena shalat shubuh itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang memang benar-benar mencari ridlanya Allah SWT. Secara umum, shalat jamaah di masjid itu memang berat sebab orang banyak berpikir yang penting menjalankan shalat rawatib. Padahal kalau tahu hikmah shalat jamaah, maka orang akan melakukan shalat jamaah tersebut, terutama shalat shubuh.

Allah akan menghitung setiap langkah kita ke masjid untuk shalat jamaah itu dengan balasan surga. Jika rumahnya di Lotus Regency, maka bisa dihitung berapa langkah ke masjid, tetapi bagi jamaah dari Sakura tentu memakai kendaraan bermotor, lalu bagaimana Malaikat menghitungnya? Maka yang seperti ini adalah urusan Allah untuk memberi pahala yang setimpal. Rasulullah itu manusia yang memiliki kadar kasih sayang melebihi makhluk lainnya. Ada seorang jamaah di masjid yang diimami oleh Rasulullah. Sahabat yang tidak terkenal,  Namanya Sa’ban Mughirah. Tetapi jamaahnya rutin dan selalu berada di pojok masjid bagian depan. Suatu ketika selama sepekan sahabat Nabi ini tidak shalat jamaah, maka selesai shalat Nabi bertanya kepada jamaah, siapa yang tahu keadaan Sa’ban? Para sahabat menyatakan tidak tahu. Lalu Nabi menanyakan lagi, di mana rumahnya, maka ada seorang sahabat yang menyatakan tahu rumah Sa’ban. Maka Nabi dan beberapa sahabat mendatangi rumahnya yang cukup jauh kira-kira perjalanan 30 menit. Kira-kira antara masjid ini dengan Wonokromo. Sesampainya di rumah itu, ternyata ada pertanda sedang ada yang baru meninggal. Ternyata yang meninggal adalah Sa’ban. Lalu Nabi bertanya bagaimana keadaan Sa’ban, maka ada seorang tetangganya yang menyatakan, beliau sering menyatakan: “kenapa kurang jauh Ya Allah” dan hal itu diulang berkali-kali. Maka Nabi kemudian mendapatkan petunjuk bahwa pahala yang diberikan oleh Allah sangat luar biasa karena perjalanan menuju masjid pada saat shalat rawatib. Dijelaskan oleh Nabi bahwa yang diungkapkan itu adalah “kalau tahu sebegitu besarnya pahala, kenapa tidak ditakdirkan rumahnya lebih jauh, sehingga pahalanya lebih besar.”

Berikutnya, Pak Cholil menjelaskan  kesukaannya  membaca surat di Alqur’an yang isinya merupakan motivasi untuk melakukan kebaikan dan bersikap optimis. Surat Adh Dhuha, khususnya ayat “walal akhiratu khoirul laka minal ula”. Yang artinya: “bahwa kehidupan di akherat itu lebih baik dari kehidupan di dunia”. Ayat ini memberikan optimisme yang sangat tinggi. Jika seandainya kita tidak mendapatkan kehidupan di dunia yang nikmat atau di dalam kehidupan kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, maka Allah memberikan jaminan bahwa kehidupan di akherat itu lebih baik”. Maka optimislah. Berikutnya adalah Surat al Insyirah, khususnya ayat: “inna ma’al ‘usyri yusro” dan diulang dua kali. Hal ini juga membuat kita optimis. Bahwa setiap sesuatu itu ada jalan keluarnya. Setiap kesulitan ada jalan kemudahan. Dalam surat ini ada ayat  al usyri itu isim ma’rifat jelas dan satu masalah, Allah memberikan petunjuk dengan ‘usro yang isimnya nakirah atau banyak potensi jawabannya. Jadi Allah itu memberikan satu ujian kepada kita tetapi memberikan banyak jalan penyelesaian.

Kedua, bersabar. Untuk masuk surga caranya dengan kesabaran. Di dalam menghdapai kesulitan di dalam kehidupan itu jawabannya adalah dengan kesabaran. Jangan jadi orang yang suka marah-marah. Ada persoalan sedikit saja marah. Tetapi yang penting justru bersabar. Yakinlah dengan kesabaran akan terdapat  jalan keluar di dalam menghadapi kesulitan atau ujian atas kehidupan kita. Jika ingin melihat orang yang sabar itu contohnya petinju. Jangan hanya dilihat atas pertarungannya  tetapi lihatlah bagaimana pertarungan tersebut berlangsung dan bagaimana kesabaran memainkan peran. Di dalam kesabaran itu terdapat keberanian. Jangan selalu berada di dalam ketakutan terhadap siapa saja. Ketakutan itu hanya kepada Allah semata. Kalau tidak berani maka pasti akan kalah. Lalu kemandirian, sebab petinju itu kala di atas ring harus bertarung sendirian. Bisa diberi instruksi oleh pelatih tetapi yang bertanding adalah petinjunya. Kemudian juga harus mengatur strategi, kapan memukul kapan menghindar. Untuk itu dibutuhkan kesabaran. Seterusnya memiliki kekuatan untuk melawan. Petinju itu harus berlatih dengan keras agar memiliki kekuatan. Jika tidak sabar, maka dia akan dikalahkan oleh emosinya. Kesabaran menjadi kata kuncinya.

Ketiga, menjaga istiqamah. Ibadah yang paling baik itu adalah ibadah yang dilakukan secara terus menerus atau secara rutin. Upayakan kita dapat melakukan ibadah shalat rawatib, shalat jamaah,  shalat sunnah dengan cara instiqamah. Kita bisa istiqamah shalat malam, lalu dzikir, lalu shalat qabliyah shubuh, lalu shalat subuh berjamaah, lalu dzikir atau mengaji Alqur’an sampai terbit matahari dan hal ini dilakukan secara rutin, maka inilah jalan ke surga yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Mari kita optimis dengan amal ibadah yang kita lakukan sehingga kita akan menjadi bagian dari orang yang mendapatkan kebaikan di hari akhir. Kita harus optimis bahwa kehidupan di akherat itu akan jauh lebih baik karena kita semua termasuk orang yang terus menerus mengabdi kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..