• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

FUNGSI KESABARAN: HIDUPLAH DENGAN SABAR

FUNGSI KESABARAN: HIDUPLAH DENGAN SABAR

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya akan mengulas khutbah yang  disampaikan oleh  Dr. KH. Cholil Umam di Masjid Al Ihsan, Jum’at 17 November 2023. Saya harus mengapresiasi khutbah tersebut karena sarat dengan petuah untuk melakukan kebaikan, terutama dalam kaitannya dengan bagaimana kita berupaya untuk membangun kesabaran.

Sabar merupakan sikap dan tindakan yang menunjukkan kapasitas diri kita di dalam menghadapi kehidupan yang kompleks. Bisa dalam kaitannya dengan diri sendiri, keluarga, orang lain dan kamunitas atau masyarakat. Sesungguhnya Islam sangat mengharapkan agar umat Islam menjadi orang yang sabar. Yakni orang yang mampu memahami bahwa kehidupan memang tidak hanya yang nikmat saja tetapi juga ada kalanya yang tidak enak. Ada kalanya kita dapat  menikmati kehidupan dan ada kalanya kita tidak bisa menikmati kehidupan. oleh karena dengan resep kesabaran, maka yang enak tetap menjadi enak dan yang kurang enak harus disadari bahwa kehidupan selalu mengandung dua sisi, yaitu senang atau susah, sedih atau gembira, sabar atau marah, nikmat atau tidak nikmat.

Dua sisi kehidupan ini memang ditakdirkan oleh Allah untuk kehidupan manusia. Tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang tidak mengalami dua sisi kehidupan tersebut. Baik itu orang kaya maupun miskin, baik orang berkecukupan atau berkekurangan. Sekaya apapun manusia itu, maka dia pasti akan mengalami dua hal tersebut. Pada suatu ketika dipastikan akan mengalaminya. Orang kaya akan mengalami masalah, orang miskin juga mengalami masalah dan orang sehat juga bisa mengalami sakit. Apapun sakitnya, misalnya hanya sekedar batuk atau flu. Jadi, hakikat kemanusiaan selalu berada di dalam dua sisi kehidupan yang pasti akan dialaminya.

Sebagaimana biasanya,  saya akan menuliskan khutbah tersebut di dalam dua  aspek mendasar, yaitu: Pertama, manusia sesungguhnya diberikan oleh Allah potensi untuk bersabar. Dengan kekuatan hati nuraninya, maka manusia bisa melakukan kesabaran. Manusia tidak hanya memiliki nafsu  amarah atau nafsu yang bersifat hewani atau nafsu yang hanya mementingkan diri sendiri atau ingin menguasai segalanya berbasis pada kekuatan akalnya, akan tetapi manusia juga diberikan kekuatan atau potensi untuk nafsu muthmainnah atau nafsu yang tenang, tidak tergesa-gesa, nafsu yang sadar mana yang baik dan mana yang benar, dan mana yang salah dan tidak bermanfaat. Berbekal pada nafsu amarah maka manusia bisa menjadi pemarah, berbekal pada nafsu mutmainnah maka manusia menjadi pengendali diri dari kemarahan. Manusia akan menjadi sabar atau mengekang nafsunya agar tidak jatuh kepada kemarahan tetapi tetap berada di dalam keramahan.

Kedua, sabar merupakan sifat yang sangat disukai oleh Allah SWT. Di dalam konteks ini, Alqur’an menjelaskan bahwa sabar itu adalah keindahan dan Allah sangat menyukai kesabaran. Suatu cerita tentang bagaimana kesabaran itu menjadi kata kunci kehidupan adalah tentang kesabaran Nabi Ayub AS. Nabi Ayub menderita sakit sehingga banyak dilecehkan dan dibulli oleh umatnya, dinyatakannya bahwa Allah tidak lagi mencintainya, Allah sudah menutup pintu keridhaannya dan bahkan Allah sudah menutup kenabiannya. Maka, Nabi Ayub selalu berada di dalam kesabaran dan terus berdoa memohon yang terbaik dari-Nya. Maka Allah kemudian memberikan kesembuhan dan Allah menyatakan: “fashabrun jamil”, yang artinya bersabarlah karena kesabaran itu keindahan” (Surat Yusuf, ayat 18). Ada beberapa fungsi kesabaran, yaitu:

1) sabar merupakan perhiasan dunia yang paling indah. Orang yang bersabar berarti sedang berada di dalam perhiasan dunia yang indah dimaksud. Dengan kesabaran maka hal-hal yang rumit akan bisa diselesaikan. Bayangkan jika orang marah, maka semuanya menjadi salah dan yang benar adalah dirinya sendiri. Muncul sikap egois dan tidak perduli akan orang lain. Itulah sebabnya Allah menganjurkan agar kita melebihkan kesabaran. Jika kita marah hendaknya berwudlu. Air wudlu yang mengenai badan kita akan menjadi menyejuk jiwa.

2) Kesabaran merupakan kunci surga. Memang kunci surga adalah kalimat tauhid. Namun kalimat tauhid itu nyaris tidak ada manfaatnya jika orang sering marah kepada orang lain, bahkan tanpa sebab atas kemarahannya tersebut. Allah menyatakan di dalam Surat An Nahl, ayat 96, yanga artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Bisa jadi bahwa kemarahan itu disebabkan oleh pekerjaan yang kurang tepat, namun alangkah indahnya jika tidak dikemas di dalam kemarahan. Kemaslah atau bungkuslah kemarahan dengan ungkapan yang menyejukkan. Pasti bisa. Janganlah pernah marah kepada orang lain di kerumunan. Jika memang harus dimarahi ungkapkan hanya berdua saja. Tetapi kala akan berakhir mintalah maaf. Maka perikaku kita akan dikenangnya. (baca Nur Syam dalam Friendly Leadership, 2018).

3) Allah membersamai orang yang sabar. Allah itu sangat menyukai orang yang sabar dan akan bersamanya di dalam mengarungi kehidupan. Allah secara khusus menyatakan: “innallah ma’ash shabirin” yang artinya: “Allah bersama orang-orang yang sabar” (Surat Al Baqarah,  ayat 153). Bukankah sebuah kebahagiaan jika kita dapat  dibersamai oleh Allah. Saya kira tidak ada kebahagiaan yang melebihi hidup bersama Allah SWT. Oleh karena itu, orang yang bersabar dipastikan akan memperoleh ridlonya Allah. Dan akibat dari ridlonya Allah adalah ganjaran surga yang akan didapatkannya.

Semoga kita dapat melakukannya dengan sepenuh kesadaran. Saya kira kita akan dapat melakukannya dengan belajar secara terus menerus dan mengingat akan besarnya pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..