• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

SUMPAH PEMUDA: APA YANG PERLU DIPELAJARI?

SUMPAH PEMUDA: APA YANG PERLU DIPELAJARI?

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya harus mengapresiasi khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Mohammad Firdaus, SHI., al Hafidz,  di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency. Khutbah tersebut dilaksanakan pada Hari Jum’at bertepatan dengan tanggal 10 November 2023 atau peringatan Hari Pahlawan. Khutbah yang singkat tetapi sangat mengena. Pesannya sederhana tetapi sangat mudah untuk dicerna dan dipahami.

Di dalam pandangan Ust. Firdaus, al Hafidz, bahwa hari jumat ini bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023. Sudah selayaknya jika kita merasa bersyukur kepada Allah SWT karena berkat perjuangan para pahlawan bangsa tersebut sehingga kita bisa menikmati kemerdekaan. Sungguh berkat usaha para pahlawan tersebut bangsa Indonesia sekarang merasakan kemerdekaan sebab sebelumnya bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Berkat usaha tanpa lelah para pahlawan tersebut maka negara Indonesia menjadi merdeka semenjak tanggal 17 Agustus 1945.

Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bangsa yang bisa mengatur dirinya sendiri, bangsa yang bisa melakukan pembangunan bangsanya dan bangsa yang tidak tergantung kepada bangsa lain. Bisa dibayangkan selama tiga setengah abad bangsa ini tidak lelah berjuang untuk menemukan kemerdekaan, dan akhirnya melalui upaya secara kebersamaan, maka bangsa ini bisa merasakan udara bebas sebagai bangsa yang merdeka.

Untuk mengenang jasa para pahlawan yang berjuang secara keras dengan hasil gemilang, terutama di dalam peperangan di Surabaya yang sangat fenomenal, maka bangsa Indonesia bisa merasakan kemerdekaan seperti sekarang. Ada tiga keteladanan yang bisa diambil hikmahnya dari para pahlawan kita, yaitu:

Pertama, keteguhan. Para pahlawan itu orang yang memiliki keteguhan tekad dan kemauan keras untuk berjuang. Mereka berjuang melawan pasukan Belanda dengan hanya bersenjata bambu runcing melawan pasukan sekutu yang bersenjata lengkap. Sungguh suatu tekad bulat saja yang bisa menggerakkan para pahlawan untuk melakukannya. Kira-kira semboyannya adalah isy kariman aw mut syahidan. Hidup dalam kemuliaan atau mati syahid. Mereka benar-benar  menyerahkan jiwa dan raganya untuk berjuang di dalam Allah, sebab merebut kemerdekaan adalah bagian dari jihad fi sabilillah. Perang memang menjadi kewajiban di dalam melawan para penjajah. Mereka serahkan jiwa dan raganya untuk berjuang di dalam mencapai kemerdekaan. Maka pada tanggal 10 November 1945 itu para pahlawan bangsa meneriakkan Allahu Akbar untuk hidup mulia atau mati syahid. Ada pahlawan yang dikenal namanya di dalam sejarah dan ada nama-nama pahlawan yang tidak dikenal di dalam sejarah. Namun demikian, perjuangannya itu dapat menjadi teladan bagi kita semua akan keteguhan sikap dan tindakan di dalam mencapai tujuan. Kemerdekaan telah dicapai dan sekarang kita berjuang untuk mengisi kemerdekaan.

Kedua, keberanian. Di dalam perjuangan kemerdekaan itu ada banyak kaum santri yang terlibat di dalamnya. Berkat Resolusi Jihad yang didengungkan oleh KH. Hasyim Asy’ari, maka para santri bergerak serentak untuk membela kemerdekan yang baru diperolehnya. Tanggal 22 Oktober 1945 menjadi tonggak bagi keberanian untuk mati syahid dalam membela kemerdekaannya dan puncaknya adalah tanggal 10 November 1945 di Surabaya terjadi pertempuran hebat melawan kaum sekutu. Belanda dengan sekutunya berkeinginan menjajah kembali Indonesia, sehingga Belanda mengerahkan pasukannya dengan senjata lengkap. Belanda merasa pasti akan menang karena hanya melawan pasukan yang tidak terlatih dan hanya bersenjata bambu runcing. Tetapi akhirnya Belanda pun runtuh mentalnya menghadap keberanian orang-orang pribumi yang nekad berjuang untuk kemerdekaan bangsanya. Setelah Jenderal Mallaby mati karena tertusuk bambu runcing, maka Belanda tidak melanjutkan upayanya untuk menguasai Surabaya. Keberanian tiada taranya  dari para pejuang itu membuat Belanda harus mengakui kehebatan tentara bersenjata bambu runcing. Ada hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini, yaitu sebagai bangsa yang sudah merdeka maka kita harus berani untuk berjuang meraih tujuan kemerdekaan yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera, yang adil dan Makmur bagi segenap warga bangsa.

Ketiga, kesabaran. Sungguh merupakan suatu hal yang patut dicontoh oleh masyarakat Indonesia sekarang dari para pahlawan bangsa adalah kesabaran yang dipertontonkan oleh para pahlawan tersebut. Beratus-ratus tahun mereka berjuang melawan Belanda, berjuta-juta rakyat Indonesia wafat sebagai Kesuma Bangsa. Perang demi perang telah dipagelarkan. Tetapi satu kata yang dimiliki oleh para pahlawan adalah kesabaran. Tidak ada kata putus asa. Tidak ada kata berhenti. Tidak ada kata selesai. Semuanya akan berlangsung sampai tuntas memperoleh kemerdekaan. Dan masa itu akhirnya datang juga dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Tetapi perjuangan belum berhenti sebab Belanda dan sekutunya masih terus bermimpi ingin menguasai Indonesia sebagai tanah jajahannya. Dengan semangat keteguhan, keberanian dan kesabaran, maka Indonesia sungguh sudah merdeka.

Inilah yang harus diingat oleh para generasi sekarang. Kita telah mewarisi kemerdekaan ini melalui tumpahnya darah yang penghabisan. Kita harus bersyukur kepada Allah atas semua usaha yang dilakukan oleh para pendiri bangsa. Mari kita bayangkan dengan saudara-saudara kita yang masih berjuang hingga hari ini, bangsa Palestina, yang masih terus berperang untuk memperoleh kemerdekaannya. Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas karunia terbesar bangsa. Jangan kotori negeri ini dengan tindakan yang salah, misalnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Mari kita isi kemerdekaan bangsa dengan semangat meneladani para pahlawan bangsa dengan keteguhan, keberanian dan kesabaran untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Mari kita doakan bangsa Palestina mendapatkan pertolongan Allah lewat doa-doa yang kita lantunkan agar segera memperoleh kemerdekaan. Amin.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..