• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

JADILAH KHOIRUN NAS

JADILAH KHOIRUN NAS

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Rasanya sulit dihitung seberapa banyak saya mengungkapkan tentang hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang penggalannya adalah “Khoirun Nas Anfa’uhum lin nas”, yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia.” Jadi ukuran sebaik-baik manusia menurut Sabda Nabi Muhammad SAW adalah yang memberi manfaat terbaik bagi manusia lainnya.

Ada beberapa event yang saya harus mengungkapkan pernyataan Nabi Muhammad SAW tersebut. Misalnya pada acara wisuda sarjana atau pada acara yang memang ungkapan Nabi ini relevan untuk dijelaskan. Semenjak saya menjadi Sekretaris Kopertais Wilayah IV yang meliputi Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT dan kemudian berlanjut menjadi Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan kemudian Rektor, maka ungkapan Nabi Muhammad SAW ini menjadi bagian dari yang saya sampaikan kepada para pejabat di PTAIS atau pada pimpinan dan pejabat di lingkungan IAIN atau PTAIN. Pernyataan Nabi Muhammad SAW ini menjadi kata motivasi agar kita semua melanjutkan berjuang untuk menjadi yang terbaik.

Bahkan kemarin, 29/10/2023,  dalam acara Orasi Ilmiah di STIT Raden Wijaya yang bertepatan dengan Wisuda ke 31 yang dihadiri oleh Ketua STIT, Wakil Ketua STIT, BPPT NU kota Mojokerto, Pimpinan Cabang NU Kota Mojokerto, Walikota yang diwakili oleh Kepala Dinas Kota Mojokerto, pejabat Kopertais Wil. IV, para dosen,  undangan dari PTS dan wisudawan atau wisudawati juga saya sampaikan hal ini. Bagi saya, ungkapan Nabi Muhammad SAW ini memiliki daya magnit untuk menggerakkan agar seseorang bekerja lebih baik dan semakin bermanfaat untuk orang lain, komunitas lain atau masyarakat lebih luas.

Hadits Nabi Muhammad SAW ini sebenarnya adalah potongan, sebab sebelumnya terdapat matan hadits yang juga penting untuk dituliskan dan dipahami. Sabda Nabi sebagaimana diungkpkan oleh Jabir dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang arti dalam Bahasa Indonesianya  adalah:  “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia”.

Jika mengamati atas hadits ini, maka ada tiga hal pesan yang perlu dipahami, yaitu: pertama, orang yang beriman itu selayaknya bersikap ramah. Artinya, keimanan kita kepada Allah SWT harus menuntun kita untuk berbuat ramah, yaitu berbuat kasih sayang kepada kehidupan. tidak hanya ramah atau memberikan kasih sayang kepada diri sendiri, tetapi juga kepada umat manusia dan bahkan kepada alam. Kasih sayang  kepada umat manusia tidak hanya di dalam satu agama, satu etnis, satu golongan tetapi kasih sayang kepada semuanya. Janganlah agama menghalangi kita berbuat baik kepada orang yang berbeda agama. Janganlah orang berbeda etnis lalu tidak menyayangi etnis lainnya dan janganlah karena berbeda golongan, status social dan bahkan perbedaan politik lalu membuat kita tidak bertegur sapa. Tuhan memang menjadikan kita ini bermacam-macam suku, kebangsaan dan agama dalam variasinya, tetapi yang paling beruntung adalah orang yang paling taqwa di antara kita semua.

Kedua, jika kita tidak berkasih sayang dengan sesama manusia atau bahkan tidak menyayangi makhluk Tuhan lainnya, maka iman itu tidak ada artinya. Iman yang benar adalah iman yang di dalamnya mengandung hablum minallah atau mengabdi kepada Allah SWT, lalu menyayangi manusia dan juga alam semesta. Iman yang di dalamnya ada kebencian kepada orang atau umat lain, bahkan juga merusak tumbuh-tumbuhan dan eko system kehidupan, maka iman tersebut tidak berguna. Islam sangat mengajarkan agar sesama manusia saling mengasihi, Islam itu rahmatan lil alamin. Rahmat bagi seluruh alam. Islam mengajarkan ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam, mengajarkan ukhuwah basyariyah atau ukhuwah sesama umat manusia, dan ukhuwah wathoniyah atau persaudaraan sesama bangsa. Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh bagaimana Beliau menyayangi umat agama lain sedemikian mendalamnya.

Ketiga, jadilah yang terbaik dalam kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain. Mungkin di antara kita bisa menjadi yang terbaik apalagi di era kompetitif seperti sekarang.  Banyak orang yang berebut menjadi yang terbaik. Ada banyak orang yang memenangkan kompetisi dalam berbagai level. Tetapi yang paling baik di antara mereka yang memenangkan kompetisi tersebut adalah mereka yang paling bermanfaat bagi lainnya. Misalnya, seseorang menjadi yang terbaik dalam belajar,  maka yang memenangkan untuk menjadi yang terbaik tersebut belum tentu sungguh-sungguh menjadi yang terbaik,  jika kemenangannya tersebut hanya untuk dirinya saja. Kemenangan tersebut baru bermakna jika kemenangannya tersebut bermanfaat secara social.

Melalui ungkapan Nabi Muhammad SAW tersebut berarti bahwa manusia dapat berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dengan indicator menjadi manusia yang paling bermanfaat. Bisa saja terdapat ruang lingkup tentang kemanfaatan tersebut, misalnya menjadi yang terbaik di dalam keluarga, di dalam komunitas atau masyarakat, bahkan menjadi yang terbaik di dalam berbangsa dan bernegara.

Jika kita menjadi aktivis organisasi social keagamaan, maka kita dapat menjadi yang terbaik melalui kemanfaatan kehadiran kita di dalam organisasi dimaksud. Jika menjadi birokrat, maka seharusnya menjadi yang terbaik di dalam birokrasi pemerintahan. Menjadi birokrat yang kebijakannya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Jika menjadi guru atau dosen, maka kita dapat menjadi yang terbaik dalam relasi kita dengan siswa atau mahasiswa dengan menjadi partner yang terbaik dalam transformasi ilmu pengetahuan agar siswa atau mahasiswa menjadi orang yang kompeten,  kompetitif dan berakhlakul karimah.

Kita didorong oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjadi manusia yang terbaik dan bermanfaat bagi orang lain, sebab hanya dengan menjadi seperti ini, maka dunia yang diharapkan menjadi rumah terbaik bagi umat manusia akan bisa direalisasikan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..