• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

RESEP HIDUP DENGAN PENINGKATAN IBADAH

RESEP HIDUP DENGAN PENINGKATAN IBADAH

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Komunitas Ngaji Bahagia pada Masjid Al Ihsan, 22/08/23, mendapatkan asupan materi pengajian yang sangat baik. Ngaji Bahagia tersebut seperti biasanya diselenggarakan setiap Selasa ba’da subuh yang diikuti oleh sejumlah jamaah shalat Shubuh. Kala itu, yang memberikan taushiyah adalah Ustadz Sahid, seorang ustadz yang sering memberi motivasi bagi jamaah Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya. Selain itu  juga menjadi motivator di perusahaan swasta nasional seperti PLN, Telkom, dan juga instansi pemerintah dan organisasi social keagamaan.

Pak Sahid, begitulah biasanya saya memanggilnya menyampaikan beberapa hal terutama motivasi agar kita selalu menjaga amal ibadah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT. Nabiyullah Muhammad SAW sudah memberikan pedoman-pedoman dalam beribadah untuk  menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah. Manusia dan jin diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya. “wa ma khalaqtul jinna wal insa illa liya’budun”. Yang artinya secara umum adalah “dan tidaklah diciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah”.

Ada lima S  yang perlu diperhatikan: S  pertama adalah:  Selalu berusaha untuk menghilangkan sikap dan perilaku kejelekan. Manusia harus selalu berupaya di dalam kehidupannya untuk meninggalkan amalan-amalan yang jelek. Amalan yang jelek harus dihilangkan. Islam mengajarkan agar kita sedikit-demi sedikit tetapi pasti menghilangkan kebiasaan berbuat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.

S kedua adalah: Selalu menjaga sikap dan perbuatan yang diwajibkan untuk dilakukan. Menjaga sikap dan perbuatan yang baik adalah kewajiban umat manusia. Kewajiban kita semua. Kita ini diwajibkan untuk terus menerus menjaga amal perbuatan kita. Jangan sampai kita lalai untuk tidak menjaga amal kita yang baik di dalam kehidupan.

S ketiga adalah: Selalu berusaha konsisten untuk terus melakukan amalan kebaikan atau dipertahankannya amalan kebaikan tersebut selama kehidupannya. Manusia memiliki pilihan di dalam kehidupannya. Apakah akan menjadi baik atau menjadi jelek. Jika ingin menjadi baik maka harus menjalankan perintah Allah dan jika ingin kejelekan maka dapat  meninggalkan kebaikan dan melakukan kejelekan. Baik atau buruk adalah pilihan manusia dan memiliki konsekuensi bagi manusia. Petunjuk sudah diberikan, sehingga di saat manusia memilih kejelekan maka itu menjadi tanggung jawabnya.

S keempat adalah: Selalu berusaha  untuk menjalankan  kebaikan dan  amal kebaikan harus terus ditingkatkan. Di dalam kehidupan tentu manusia harus berusaha untuk meningkatkan amal kebaikan. Agar diusahakan jangan sampai beramal dengan tingkat yang stagnan. Hanya itu-itu saja kebaikannya. Selayaknya manusia bisa terus menerus berusaha untuk meningkatkan amalan ibadahnya, shalatnya, dzikirnya, sedekahnya, infaqnya atau kebaikan-kebaikan lainnya.

S  kelima adalah:  Selalu berupaya untuk memperbaharui sikap dan perilaku keberagamaan kita atau terus dikembangkan pengamalan beragama melalui upaya-upaya inovatif secara memadai dan benar. Harus ada kebaikan baru yang dilakukannya. Misalnya, jika selama ini baru shalat dan zakat, maka harus berupaya untuk bisa pergi haji. Atau jika selama ini baru zakat saja, maka kemudian ditingkatkan menjadi sedekah atau infaq. Ada inovasi baru atau ada sesuatu yang beru yang dilakukannya.

Di dalam kesempatan ini, saya menambahkan sedikit terkait dengan kejelasan posisi  dalam kehidupan manusia dan upaya yang harus dilakukan. Sebagaimana tadi yang dibacakan oleh Imam shalat Shubuh, Ustadz Firdaus, SHI al Hafidz, di dalam surat Al Bayyinah. Di situ dijelaskan tentang balasan bagi hamba Allah yang melakukan kebaikan dan melakukan kejelekan. Bagi yang kafir maka akan dimasukkan neraka Jahannam  dan akan kekal selamanya. Mereka disebut sebagai syarrul bariyah atau sejelek-jelek manusia. Orang kafir terdiri dari ahlu kitab dan orang musyrik. (Surat Al Bayyinah, 6).

Sementara itu, orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka akan dimasukkan ke dalam barisan orang yang disebut sebagai Khairul bariyyah. Yaitu orang yang akan diganjar oleh Allah dengan suraga Aden  yang dibawahnya terdapat air mengalir dan sungai-sungai dan mereka akan kekal abadi di dalamnya. Allah Ridla terhadap mereka sehingga Allah memberikan pahala berupa kenikmatan surga yang tiada taranya. (Surat Al Bayyinah, 7-8)

Apa yang sudah dijelaskan oleh Pak Sahid tadi merupakan upaya agar kita semua masuk ke dalam barisan orang yang Khairul bariyyah. Dan untuk menjadi seperti ini, maka kita harus mempertahankan iman dan meningkatkan iman kita, menjauhi larangannya dan amalan yang bisa merusak iman kita. Caranya adalah dengan memperhatikan lima hal tersebut. Upayakan agar kita terus menjaga iman dan amal ibadah kita, terus berupaya agar kita dapat  memperoleh ridhanya Allah SWT. Dengan melakukannya secara optimal, kita berharap bahwa kita akan dapat menjadi bagian dari ahlu Jannah dan akan kekal hidup di dalamnya.

Tentang pemahaman mengenai kekal tentu harus dibedakan antara kekekalan Allah dengan kekekalan ciptaannya. Allah itu abadi tanpa ada awal dan akhinya, sedangkan ciptaan Allah itu ada awal dan akhirnya. Kata kekal tentu merupakan bagian dari kekekalan Allah, yang kita tidak bisa memprediksinya sekarang.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..