• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PINTU MASUK SURGA BERAGAM (2)

PINTU MASUK SURGA BERAGAM (2)

Artikel ini melanjutkan tulisan kemarin terkait dengan ceramah ba’da shubuh di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya, 04/07/2023. Dalam artikel kemarin sudah saya jelaskan dua jalan menuju surga, yaitu Jalan Khauf dan Jalan Ridla. Takut kepada Allah dan ridla Allah. Jalan inilah yang akan mengantarkan seseorang masuk ke dalam surga Allah  bi salamin aminin. Dua jalan lainnya adalah:

Ketiga,  jalan hubb atau cinta. Yaitu jalan untuk mencapai surga melalui cinta yang  tidak terhingga kepada Allah. Tidak ada di dalam hatinya yang tertaut kecuali Allah. Yang ada hanya Allah saja dan yang lainnya tidak ada. Tidak ada yang lebih dicintainya kecuali Allah. Dunia ini bagi para perindu cinta kepada Allah adalah penjara. Dunia  membuat seseorang akan terperosok ke dalam cinta dunia. Sebuah cinta akan dunia yang tidak abadi yang hanya bersifat sementara. Cinta kepada dunia atau hubbud dunya merupakan penyakit jiwa yang akan membuat seorang individu terperosok di dalam kefanaan dan ketidakabadian.

Islam memberikan gambaran bahwa manusia berkecenderungan untuk mencitai harta dan lawan jenis. Dikiranya bahwa harta itu abadi. Tidak tahunya bahwa harta bukan sesuatu yang abadi menjadi milik kita. Betapa tidak abadinya harta. Hari ini seseorang bisa kaya raya, tetapi besuk bisa bangkrut. Hari ini mendapatkan keuntungan yang besar tetapi besuk merugi yang banyak. Begitulah sifat harta tidak abadi. Di antara orang yang mengira harta abadi adalah Qarun sebagaimana diceritakan di dalam Alqur’an. Akan tetapi ternyata harta tersebut tidak abadi dan bisa hilang karena diambil yang memilikinya.

Selain itu, manusia juga memiliki kecenderungan untuk mencintai lawan jenis. Hubbusy syahawat.  Manusia memiliki nafsu biologis atau nafsu yang terkait berkecenderungan mencintai lawan jenis. Yang lelaki mencintai perempuann dan yang perempuan juga mencintai lelaki, bahkan ada yang mencintai sesama lelaki atau sesama perempuan. Ada kaum Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT). Dalam sejarah kenabian, dinyatakan di dalam Alqur’an bahwa terdapat kaum yang kemudian ditimpa bencana karena melakukan tindakan seks yang menyimpang. Mereka adalah Kaum Sodom di Gomorah yang kemudian menjadi label bagi penyuka sesama jenis. Mereka tidak tertarik dengan lawan jenis tetapi sesama jenis.

Lalu, manusia juga menjadi pecinta keturunan. Di dalam Alqur’an dijelaskan tentang kecenderungan manusia untuk mencintai dan membanggakan keturunannya. Harta dan keturunan memiliki posisi penting di dalam kehidupan manusia. Keduanya dan ditambah dengan syahwat terhadap lawan jenis merupakan hiasan duniawi yang bisa memalingkan cinta manusia kepada Allah. Nabi Sulaiman diuji dengan harta dan kekuasaan, Nabi Ibrahim diuji dengan keturunan, dan Nabi Nuh juga diuji dengan istri dan keturunannya. Itulah sebabnya para ahli tasawuf tidak mau untuk mencintai selain Allah dengan hidup sendiri, sebagaimana yang dilakukan oleh Rabiah Al Adawiyah. Perempuan cantik tetapi tidak tergoda dengan harta dan lawan jenis dan juga kekuasaan. Seluruh hidupnya hanya diperuntukkan untuk Allah semata.

Keempat, jalan raja’ atau jalan penuh harapan. Yaitu jalan yang ditempuh dengan penuh harapan bahwa Allah akan mengampuni dan meridlai. Jalan ini ditempuh oleh orang-orang yang memiliki keinginan memasuki surga Allah tetapi dengan segala keterbatasan. Mungkin seseorang tidak mampu untuk menggenggam jalan cinta yang sedemikian berat tantangan dan kenyataannya. Juga tidak mampu untuk memasuki surga  melalui jalan ridla karena keterbatasan kapasitas untuk menyenangkan Allah dengan total, atau bahkan juga tidak bisa memasuki jalan khauf karena juga kemampuannya yang tidak total dalam ketakutan kepada Allah. Ada moment menjalankan perintah Allah dengan kaffah tetapi di lain kesempatan juga tidak patuh sepenuhnya kepada Allah.   Namun demikian, orang yang seperti ini selalu  berdoa kepada Allah untuk memperoleh keselamatan. Bahkan keselamatan yang diminta bukan hanya untuk dirinya, akan tetapi untuk keluarganya, komunitas dan masyarakatnya.

Allah telah memberikan piranti yang sangat banyak untuk memasuki surga dengan jalan ini. Ada banyak doa dan harapan. Ada banyak permohonan kepada Allah dan juga kepada Nabi Muhammad SAW agar berada di dalam barisan orang yang selamat fid dini, wad dunya wal akhirah. Ada banyak doa yang dicantumkan di dalam Alqur’an dan juga doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Semua itu adalah instrument untuk memperoleh keselamatan. Bahkan juga ada yang menyatakan khauf dan raja’ merupakan dua jalan  yang saling terkait. Artinya tidak bisa dipisahkan. Ada ketakutan masuk neraka maka seseorang berdoa dengan total kepada Allah untuk memperoleh keselamatan.

Dengan pengamalan beragama yang tidak sebagaimana para ahli tasawuf, misalnya Hasan Basri yang mengembangkan konsep tasawuf ridla, atau Rabiah Al Adawiyah yang mengembangkan konsep tasawuf cinta, atau tasawuf Imam Al Ghazali  yang berlabel tasawuf khauf dan tasawuf raja’  maka yang diharapkan adalah agar kita dapat   memasuki barisan  orang yang mendapatkan rahmat Allah kelak di alam akherat. Kita tetap menjadi barisan kaum ashabul yamin dan bukan ashabul syimal.

Melalui doa yang terus kita lantunkan dan juga permohonan ampunan kepada Allah dan terus mencintai Nabi Muhammad SAW semoga kita tetap berada di dalam jalan yang benar untuk meniti jalur ke surga yang dijanjikan Allah.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..