ALLAH MENYURUH BERWASIAT TENTANG KESABARAN DAN KERAHMATAN
ALLAH MENYURUH BERWASIAT TENTANG KESABARAN DAN KERAHMATAN
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Islam tidak hanya berisi tentang tabsyir atau berita kegembiraan, akan tetapi juga tandzir atau peringatan. Berita kegembiraan diberikan kepada orang yang menjalankan ajaran agama yang sesungguhnya berisi etika dan tanggung jawab kepada Tuhan dan juga terhadap sesama manusia dan alam. Saya sebut sebagai etika karena inti atau substansi ajaran Islam adalah memberikan petunjuk kepada manusia di dalam kerangka berhubungan dengan Allah sebagai rabb dan ilah, dan juga relasi kepada sesama manusia dan bahkan dengan alam.
Sementara itu juga ada peringatan kepada orang yang tidak menjalankan ajaran Allah dan sunnah rasul Muhammad SAW. Mereka itu kaum kafir atau yang mengingkari kebenaran ajaran Islam dan tidak menjalankan syariat agama yang telah terdapat di dalam Kitab Suci dan juga hadits Nabi Muhammad SAW. Mereka itu diancam dengan neraka atau siksaan yang berat karena kesalahannya tersebut.
Di antara yang diajarkan oleh Allah SWT kepada manusia melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah dengan cara berwasiat tentang kesabaran dan berwasiat tentang kerahmatan. Islam mengajarkan agar seseorang bisa memenej perangainya, mengendalikan emosinya dan sikap kerasnya, dengan terus menjaga diri untuk bersabar dan menyebarkan kesabaran tersebut bagi orang lain. Selain itu juga menjaga dirinya agar menjadikan Islam sebagai agama yang memberikan kerahmatan tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk binatang atau tumbuh-tumbuhan atau flora dan fauna. Kita jaga alam ini agar tetap lestari karena kelestarian alam menjadi syarat bagi kebaikan hidup manusia.
Saya terkadang menyesalkan orang yang merusak tumbuh-tumbuhan. Pada waktu saya ke Batu Malang maka terdapat pohon-pohon besar yang umurnya tentu sudah ratusan tahun. Pohon besar-besar di samping jalan merupakan ciri khas Kota Batu sebagai kota hujan, seperti di Puncak Bogor yang juga daerah basah karena curah hujan yang tinggi. Pohon yang besar tersebut kemudian di bagian bawahnya dibakar karena sampah ditempatkan di situ. Pohon tersebut terbakar di bagian bawah, tetapi masih untung karena tidak semuanya terbakar. Namun juga ada yang mati akibat ulah manusia seperti itu.
Islam sungguh mengajarkan agar manusia menjaga keseimbangan atas alam. Jangan sampai kita merusak keseimbangan tersebut dengan melakukan perusakan alam. Allah menciptakan segala sesuatu itu tidak sia-sia atau selalu memiliki makna. Semua ciptaan Allah itu ada manfaatnya bagi kehidupan, khususnya kehidupan manusia. Islam memperingatkan bahwa kerusakan di laut dan di daratan adalah karena perilaku manusia. Jika manusia tidak merusaknya, maka alam tidak akan rusak. Tangan-tangan jail manusialah yang menyebabkan kerusakan alam tersebut.
Allah memerintahkan kepada kita untuk berwasiat tentang kesabaran. Sabar itu mudah diucapkan tetapi sangat sulit dilakukan. Bahkan betapa sedikitnya orang yang bisa berbuat sabar. Meskipun saya menulis tentang kesabaran juga belum tentu saya bisa sabar dengan sesungguhnya. Saya dinyatakan oleh sesama kolega sebagai orang yang sabar, tetapi saya merasakan bahwa saya bukanlah orang yang tepat dinyatakan sebagai orang yang sabar. Tetapi yakinlah bahwa ada pelatihan yang bisa menjadi instrument untuk berbuat kesabaran. Sabar dalam menerima ujian atau cobaan Allah. Sabar di kala susah atau sedih atau sabar juga di kala menerima nikmat Allah SWT. Jika kita dalam keadaan susah misalnya sulitnya mengakses rezeki, maka tantangannya adalah bagaimana harus sabar.
Selain itu Allah juga meminta kita untuk berbuat yang penuh dengan kerahmatan. Islam itu agama yang mengusung konsep praktik kerahmatan bagi seluruh alam. Islam itu mengajarkan agar manusia memiliki sifat kasih sayang terhadap sesama manusia dan juga alam semesta. Melalui inteligensi yang sempurna seharusnya manusia menjadi contoh untuk berbuat yang penuh kasih sayang. Jika ada pohon yang besar dan sudah berumur ratusan tahun janganlah kemudian dirusak dan lalu mati. Janganlah kita mencemari sungai, sebab biota sungai akan mati. Jangan kita mencemari laut nanti akan merusak ekosistem kelautan. Manusia benar-benar harus berpikir yang matang dalam melakukan tindakan terhadap apa saja.
Bahkan ada umat Islam yang justru melakukan bom bunuh diri. Tidak hanya mencelakai dirinya sendiri, akan tetapi juga mencederai orang lain atas nama agama tentu bukan tindakan yang benar. Atas nama jihad fi sabilillah juga bukanlah sesuatu yang benar, jika melakukan bom bunuh diri. Melakukan penyerangan terhadap siapa saja di negara yang damai bukanlah jihad di jalan Allah, bukan haraqah ijtihadiyah. Jika berada di negara perang melawan kaum kafir atau musyrik mungkin masih bisa disebut sebagai jihad. Tetapi jika di Indonesia yang negerinya aman dan damai lalu melakukan tindakan bom bunuh diri atas nama Islam tentu merupakan kesalahan tafsir ajarannya.
Tadi pagi di dalam kegiatan tahsinan, 03/07/2023, jamaah Ngaji Bahagia atau Komunitas Ngaji Bahagia menyelesaikan bacaan Surat Al Balad. Ayat yang ditahsin adalah ayat 17-20, yang berbunyi: “tsumma kana minal ladzina amanu wa tawashau bis shabri wa tawa shaubil marhamah, ulaika ashhabul maimanah, wal ladzina kadzdzabu bi ayatina hum ashhabul masy amah, ‘alaihim narum mu’shadah”. Yang artinya: “kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada di dalam neraka yang ditutup rapat”.
Melalui ayat ini kita sungguh dipesan oleh Allah agar mengedepankan pikiran, sikap dan tindakan yang penuh dengan kesabaran, dan juga terus mengedepankan pikiran, sikap dam tindakan kasih sayang kepada yang lain. Dan kita pasti bisa jika kita berusaha untuk mencapainya.
Wallahu a’lam bi al shawab.