• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KEKUATAN DAKWAH KAUM SALAFI: MEMAHAMI PENGETAHUAN ALAM BAWAH SADAR

KEKUATAN DAKWAH KAUM SALAFI: MEMAHAMI PENGETAHUAN ALAM BAWAH SADAR

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Sebagaimana biasa pada hari Selasa di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency dilakukan pengajian ba’da Shubuh. Ngaji ini diselenggarakan oleh Komunitas Ngaji Bahagia. Pada Selasa, 5 Juni 2023, saya memberikan ceramah tentang aliran di dalam Islam yang semakin semarak di Indonesia. Makanya, pertarungan otoritas keagamaannya juga menjadi semarak. Ceramah agama di Masjid Al Ihsan memang didesain dengan two way traffic communication. Ceramahnya menggunakan pola dialog.

Jika diamati, lagi-lagi yang meramaikan dakwah dengan berbagai tafsirnya adalah media social. Di Indonesia media sosial menjadi sumber informasi utama, sehingga media social sungguh digandrungi oleh masyarakat Indonesia yang sedang berada di dalam transisi menuju masyarakat informatif. Masyarakat transisi biasanya belum memiliki literasi media social yang memadai, sehingga semua yang ada di dalam suguhan media social dianggapnya kebenaran.

Saya sampaikan bahwa dakwah yang dilakukan oleh Kaum Salafi Wahabi itu sungguh hebat. Berdasarkan pengamatan lapangan  bahwa ada banyak orang yang tiba-tiba menjadi jamaah hijrah. Kala sudah melakukan hijrah, maka perilaku keberagamaannya tiba-tiba menjadi berbeda dengan perilaku beragama sebelumnya. Tiba-tiba menjadi Islam yang rajin ke masjid, dengan performance kopyah tempel kepala warna putih atau warna-warni, celana ditarik ke atas atau sarung juga beberapa senti meter di atas tumit. Tiba-tiba shalat shubuhnya rutin dan shalat wajib lainnya juga dilakukan secara berjamaah jika di rumah.

Ada di antaranya yang begitu selesai salam langsung berdoa sendiri tanpa bersalaman dengan jamaah lainnya dan ada yang masih mau untuk melakukan wiridan bersama dan juga bersalaman dengan jamaah lain. Sungguh sebuah fenomena yang sangat menarik.

Pertanyaannya adalah bagaimana kaum Salafi Wahabi  bisa mengubah perilaku beragama dengan sedemikian cepat dan dengan sedemikian sempurna?. Artinya bahwa apa yang dilakukan itu tiba-tiba berubah drastis dan terstruktur atau sistematis. Jawaban atas pertanyaan ini kemudian disampaikan oleh Pak Sahid yang memiliki pengalaman berhadapan dengan kelompok-kelompok semacam ini. Dinyatakan bahwa para da’i dari kaum Salafi Wahabi  itu benar-benar menguasai alam bawah sadar para jamaah. Misalnya da’i tersebut tiba-tiba bertanya kepada para jamaah secara spontan, tentang apa yang menjadi masalah di dalam kehidupan. Para da’i itu memanfaatkan suatu kenyataan bahwa tidak ada seorangpun yang tidak memiliki masalah di dalam kehidupan. Jika sudah ada yang memberikan pernyataan, maka diajaklah orang dan jamaah lainnya untuk memahaminya dari dalam alam bawah sadar. Dari sini kemudian diajaklah para jamaah untuk berselancar dalam dunia Islam dengan kenyataan historis  pada zaman Nabi Muhammad SAW dan juga apa yang seharusnya dilakukan. Diajaklah mereka untuk menilai shalatnya, doanya, amalan kesehariannya. Lalu masuklah ajaran shalat sebagaimana yang ditafsirkan oleh ulamanya. Diajaknya para jamaah untuk menilai apakah shalatnya sudah sesuai dengan ajaran Islam sesuai dengan tafsir golongannya atau belum. Diajaklah para jamaah untuk menilai tauhidnya, apakah sudah sesuai dengan ajaran Tauhid yang sesuai dengan ajaran tafsir ulama agamanya. Jika ada di antara para jamaah yang masih melakukan ajaran Islam yang tidak sesuai dengan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW, maka inilah salah satu penyebabnya. Digiringnya para jamaah untuk mendalami dengan alam bawah sadarnya dan kemudian dimasuki dengan tafsir atau paham keagamaannya. Mereka diyakinkan benar tentang manfaat shalat jamaah, diajarkan agar tidak lagi melakukan amalan yang bidh’ah, agar mensucikan taugidnya  sesuai dengan ajaran agamanya. Artinya tidak melakukan lagi hal-hal yang Tahayul,  bidh’ah dan churafat (TBC).

Dari pemaparan ini, maka ada catatan mendasar bagi para da’i dari Islam wasathiyah atau Islam ahli sunnah wal jamaah. Pertama,  para da’i sudah seharusnya memahami tentang pengetahuan  alam bawah sadar. Dengan memahami alam bawah sadar dari para jamaahnya, maka diharapkan bahwa dakwah akan lebih mengena untuk sasarannya. Jadi bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan beragama, sebagaimana yang biasa saya lakukan, akan tetapi membawa para jamaah untuk memahami apa yang dilakukannya dengan melakukan penilaian atas perilaku keagamaannya selama ini, dan kemudian memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapinya.

Kedua,  para da’i harus benar-benar menggunakan diksi dan kalimat yang terukur pengaruhnya terutama untuk alam bawah sadarnya. Kalimat yang memberikan pemahaman plus, bukan hanya menyentuh terhadap alam pikirannya saja tetapi lebih memahami dengan alam bawah sadarnya. Hendaknya mereka diajak untuk berselancar dalam alam bawah sadarnya dengan kalimat-kalimat yang mengena dan membawa perubahan yang nyata.

Ketiga, Kementerian Agama dan organisasi social keagamaan yang selama ini berlabel Islam wasathiyah tentu dapat bergandengan tangan untuk mendalami dan memberikan pengetahuan yang mendalam tentang hal ini. Rasanya sudah saatnya dilakukan semacam training untuk para da’i yang sudah  malang melintang dalam blantika  dakwah untuk mendalami tema baru dakwah dalam konteks alam bawah sadar. Saya kira para da’i atau calon da’i dapat mengikuti program training khusus untuk kepentingan ini.

Ketiga, para da’i memang boleh memilih tentang pola dakwah yang akan disampaikannya. Apakah akan menggunakan pola dakwah riang gembira, atau dakwah solutif dengan tekanan alam bawah sadar, atau dakwah serius untuk penjelasan, atau dakwah  gaya campuran. Bagi saya memang dakwah dapat dilakukan dengan variasi gaya dan pola, yang penting bahwa dakwah tersebut dapat mengubah pemahaman dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama.

Saya melihat bahwa pola dakwah terhadap generasi muda yang sedang dalam proses pencarian identitas keberagamaan sering kali masuk dalam alam hijrah sebagaimana disajikan oleh kaum Salafi Wahabi. Hal ini tentu tidak terlepas dengan variasi dakwahnya yang memberikan solusi atas kehidupan yang ingin dijalaninya. Dan kala kaum Salafi Wahabi bisa meyakinkan dalam konsep hijrah dengan melakukan perubahan paham dan perilaku beragamanya, maka jadilah mereka sebagai pengikut Salafi Wahabi.

Saya kira sudah saatnya, para da’i  yang selaras dengan Islam wasathiyah untuk melakukan dakwah dengan cara pandang seperti ini agar dakwah lebih berdaya guna. Jangan sampai generasi muda  semakin banyak yang tertarik dengan paham Salafi Wahabi karena pola dakwah yang dilakukannya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..