• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMOHON AMPUNAN KALA HISAB

MEMOHON AMPUNAN KALA HISAB

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Di dalam ajaran Islam, Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Kuasa itu sangat menyayangi hambanya. Hal tersebut sesuai dengan sifat Rahman dan Rahim Tuhan yang diperuntukkan bagi manusia dan alam seluruhnya. Oleh Allah SWT, manusia diciptakan sebagai sebaik-baik dan seutama-utama ciptaannya. Tidak ada makhluk lain yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai sebaik-baik ciptaan selain manusia.

Memang ada malaikat, sebagai makhluk Allah SWT yang sangat taat dan patuh pada Allah SWT. Tidak pernah membangkang kepada perintah Allah SWT, akan  tetapi malaikat tidak diberi kekuatan akal dengan seperangkat pilihannya. Ada empat inteligensi yang diberikan oleh Allah kepada manusia, yaitu ada rational intelligent,  emotional intelligent,  social intelligent dan spiritual intelligent. Malaikat diberi kekuatan akal spiritual, tetapi tidak diberikan emotional dan social intelligent bahkan tidak rational intelligent. Tetapi manusia diberi keempatnya sekaligus. Syetan hanya diberikan rational intelligent untuk menjerumuskan manusia ke jurang neraka, sedangkan jin diberikannya kemampuan rational, dan spiritual. Jin dan manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya.

Akan tetapi manusia memiliki beban yang berat, sebab harus melakukan pilihan di dalam kehidupannya. Melalui kelengkapan akal sebagaimana di atas maka manusia diberi peluang untuk memilih mana yang terbaik dan mana yang terburuk. Untuk melakukan pilihan tersebut, manusia diberikan pedoman kehidupan melalui rasul-rasulnya atau nabi-nabinya. Setiap bangsa diberikan nabi sebagai pemuka dan pendakwah dengan pedoman yang diberikan oleh Allah SWT berupa agama.

Allah SWT telah memberikan pedoman kepada Nabi Muhammad SAW berupa Kitab Suci Alqur’an yang akan terus terjaga autentisitasnya. Tidak akan mengalami perubahan di dalam teks-teks sucinya. Allah menurunkan teks yang kemudian dapat dikodifikasi pada zaman Khalifah Utsman bin Affan dan juga Allah menjaganya lewat para hafidz dan hafidzah yang bisa menghafal Alqur’an 30 juz. Tentu tidak mudah untuk menghafalnya tetapi karena kekuasaan Allah untuk menjaga kitab Sucinya, maka menghafal Alqur’an dapat dilakukan.

Manusia dengan berbagai kecerdasan yang dimilikinya memiliki konsekuensi dapat memilih jalan yang benar dan jalan yang salah. Bagi yang melakukan kebaikan akan diberikan pahala dan bagi yang tidak melakukannya maka mendapatkan siksa. Bagi yang berpahala akan bisa memasuki surganya Allah dan bagi yang melakukan perbuatan yang salah maka akan mendapatkan nerakanya Allah. Dengan demikian, surga dan neraka adalah ujung akhir dari kehidupan manusia, khususnya roh.

Sesungguhnya utusan Allah sudah diturunkan kepada manusia. Kitab yang dijadikan pedoman untuk melakukan kebaikan juga sudah diberikan Allah kepada manusia. Jadi ujung akhirnya adalah pilihan rasional manusia yang menentukan, apakah dia akan menjadi mukmin atau  kafir. Menjadi muslim atau musyrik. Semuanya tergantung kepada manusia yang telah melakukan pilihan.

Tidak ada satupun manusia yang berharap kehidupannya sengsara, semuanya berkeinginan bahagia. Kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akherat. Kebahagiaan sekarang dan kebahagiaan yang akan datang. Tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Hanya kebahagiaan di dunia saja atau kebahagiaan di akherat saja. Keduanya harus berbahagia.

Untuk mendapatkan kebahagiaan maka seseorang bisa melalui upaya yang sungguh-sungguh. Inilah makna jihad sebagaimana penafsiran oleh kaum Ahli sunnah wal jamaah,

Jika dihitung masa ibadah kita kepada Allah dengan masa hidup kita tentu tidak seimbang. Sebegitu sedikit waktu ibadah dan sebegitu banyak waktu lainnya. Waktu bekerja, waktu perjalanan, waktu meeting atau ngopi dan ngemall jauh lebih panjang. Jika menghitung ini, maka akan sulit manusia untuk  memperoleh kebahagiaan di akhirat. Atau jika masih memiliki peluang, maka termasuk golongan sepertiga manusia yang terakhir bisa memasuki surganya Allah.

Itulah sebabnya, kita diajari untuk berdoa terutama ba’da shalat. Doa yang pendek tetapi memiliki kedalaman makna. Doa itu mengajak kepada kita semua agar memohon kepada Allah agar kita memperoleh surganya dan memperoleh ampunan pada waktu  dihisab atau dihitung amal ibadah kita. Doa tersebut berbunyi: “allahumma inna nas alukal jannata wal ‘afwa ‘indal hisab. Yang artinya kurang lebih adalah: “Ya Allah sesungguhnya kami memohon surga dan ampunan pada waktu dihisab”.

Doa yang pendek tetapi sangat penting. Doa yang dapat dibaca sewaktu selesai melakukan dua salam pada akhir shalat. Jika kita melakukan shalat wajib lima kali sehari, maka kita akan dapat membacanya lima kali. Sebenarnya boleh juga dibaca pada waktu kapan saja. Tetapi bagi yang terbiasa membaca ba’da shalat, maka akan menjadi tradisi membaca doa tersebut setiap selesai shalat.

Sesungguhnya, jika kita membandingkan antara amal ibadah kepada Allah SWT dibandingkan dengan amal perbutan lainnya tentu tidaklah seimbang. Betapa sedikitnya waktu kita beribadah kepada Allah dan sebegitu banyak perbuatan lainnya. Oleh karena itu, ada satu lagi yang rasanya penting untuk direnungkan bahwa selain kita beribadah kepada Allah SWT, maka yang juga penting adalah berbuat baik kepada manusia.

Semoga saja dengan kita berbuat baik kepada manusia, akan dapat menjadi pemberat bagi amal kita yang masih sedikit di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, semoga dengan sudah melakukan  ibadah kepada Allah, dan ditopang dengan perbutan baik kepada manusia, maka ujung akhirnya kita akan mendapatkan rahmat Allah SWT.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..