• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

DAHSYATNYA PUJIAN KEPADA ALLAH

DAHSYATNYA PUJIAN KEPADA ALLAH

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Sebagaimana yang sudah sering kita dengar, bahwa manusia itu memiliki potensi untuk melakukan kekhilafan. Makanya melakukan kekhilafan adalah hal yang sangat manusiawi. Manusia dibekali dengan nafsu yang terkadang bisa mengarahkannya kepada  keburukan atau kal hayawan atau hanya menuruti nafsu biologisnya atau  nafsu amarah  dan terkadang juga berkecenderungan untuk mengikuti nafsu muthmainnah sehingga bisa masuk dalam kategori kal malaikat.

Allah kemudian menurunkan agama sebagai pedoman di dalam kehidupan tersebut. Agama sesungguhnya diturunkan dalam upaya agar manusia dapat melakukan kebaikan. Manusia sebenarnya memiliki potensi positif yang lebih banyak dibandingkan dengan potensi negatifnya. Di antara indikatornya adalah manusia diberinya pedoman mana yang benar dan mana yang salah dan mana yang jelek dan mana yang baik. Manusia bisa memilih apa yang bisa dilakukannya.

Di dalam kehidupan ini kita bisa melihat ada orang yang sangat baik dan ada orang yang sangat jahat. Tidak hanya orang yang beragama Islam yang melakukan kebaikan untuk kemanusiaan tetapi juga ada orang-orang yang beragama lain. Di India misalnya kita mengenal nama Mahatma Gandhi, orang India yang mengajarkan tentang kebaikan dalam memerdekaan India dari jajahan inggris. Juga ada nama Bunda Theresia, seorang yang sangat dikenal karena kebaikan dan pertolongannya bagi orang lain. Yang dekat-dekat dengan kita, juga kita kenal nama seperti Gus Dur, Pak Syafi’i Maarif, Bante Panjavaro, Romo Mangun Wijaya dan lain-lain yang menjadi orang baik karena perilakunya di dalam kehidupan.

Semua dari mereka adalah lentera kehidupan yang memberikan sinar kebaikan bagi orang lain dengan tidak memperdulikan apa etnis, keturunan, golongan sosial dan agamanya. Mereka orang yang sudah memasuki atau melampaui dunia dirinya sendiri dengan melakukan amal kebaikan untuk orang lain. Akan tetapi juga ada orang-orang jahat dengan kaliber internasional, misalnya Hitler, Mussolini, para penjahat perang, dan yang dekat dengan kita misalnya para pembunuh berantai yang dilakukan oleh orang yang sangat jahat. Dengan demikian, ada orang yang bisa mengaktualkan potensi kebaikan di dalam dirinya dan ada yang justru mengaktualkan potensi kejahatan yang dilakukannya.

Sebagai manusia yang potensial melakukan kesalahan atau kekhilafan, maka Islam mengajarkan agar manusia melakukan pertaubatan. Namun selain itu Allah juga memberikan instrument kalimat thayyibah yang dapat dijadikan sebagai medium untuk menggugurkan dosa-dosa yang dilakukan manusia. Islam adalah agama rahmat, yang kerahmatannya itu sungguh luar biasa. Tidak hanya diajarkan untuk memberikan rahmatnya kepada umat Islam saja, tetapi juga umat agama lain. Islam itu rahmatan lil ‘alamin.

Dalam kerangka menghapus kekhilafan, kesalahan dan dosa, Allah SWT memberikan instrument melalui ungkapan yang dahsyat, yang daya pengguguran kesalahan, kekhilafan dan dosa tersebut laksana angin yang bisa menggugurkan daun-daun kering. Berguguran disaput angin yang datang kepada pohon-pohon dimaksud.

Kala Nabi Muhammad SAW suatu hari berjalan bersama para sahabatnya, dan ketika itu Beliau membawa tongkat di tangannya,  lalu Beliau melewati pohon  yang dedaunnya telah kering dan memukul pohon itu dengan tongkat yang ada di tangannya,  maka daun-daun kering itu berguguran, dan pada saat  para sahabat melihat pohon itu berguguran di depan mereka, maka Nabi Mhammad SAW  bersabda, sesungguhnya kalimat: “subhanallah wal hamdu lillah wa ilaha illallah  wallahu akbar” menggugurkan dosa-dosa  sebagaimana dedaunan pohon ini berguguran”.

Coba kita bayangkan instrument yang diberikan Allah SWT kepada kita melalui Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Melalui bacaan yang intinya memuji kepada Allah SWT, maka bacaan kalimat thayyibah itu akan dapat menggugurkan dosa, kekhilafan, dan kesalahan kita. Betapa hebatnya. Islam sungguh agama yang bisa menjadi rahmat khususnya bagi pemeluknya di dalam kehidupan di dunia ini.

Dosa, kekhilafan dan kesalahan itu ibarat daun kering. Daun yang memang seharusnya jatuh ke bumi. Bisa jatuh secara alami dan bisa juga jatuh karena factor eksternal, seperti datangnya angin. Angin yang berhembus itu dilambangkan sebagai upaya untuk mempercepat jatuhnya daun kering. Begitulah kira-kira fungsi bacaan kalimat thayyibah. Yaitu sebagai faktor eksternal untuk mempercepat runtuhnya dosa-dosa yang ada di dalam tubuh kita.

Oleh karena itu, marilah kita lazimkan untuk membaca subhanallah wal hamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar. Semoga dengan bacaan ini akan dapat membawa kita kepada keridlaan Allah SWT dan kita bisa berjumpa dengan Rasulullah bahkan berjumpa dengan Allah SWT. Allahumma amin.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..