• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

BAHAGIA BEKERJA DI MANA SAJA

BAHAGIA BEKERJA DI MANA SAJA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya kira tidak sungguh-sungguh kala Pak Mulyanta, Ketua RW 08 Kelurahan Ketintang Baru Selatan, Gayungsari, Surabaya menyatakan akan mengundang saya untuk acara Halal bil Halal. Ternyata sungguhan. Saya diundang untuk memberikan taushiyah dalam rangka halal bil halal untuk para ketua RT pada  RW 08 dan juga ketua Takmir pada masjid-masjid di wilayah RW 08. Acara tersebut diselenggarakan di Balai RW 08 Perumahan Sakura Regency, Ketintang Surabaya.

Hadir pada acara ini Pak Mulyanta, Pak Agus Setiyono, Bu Izzah QHS, Pak Mashudi, Pak Abdullah, Pak Wahid Wahyudi, Pak Wahyudi, Pak Affan, Pak Rusmin, Pak Budi, dan sejumlah anggota RW dan RT serta sejumlah Ibu-Ibu penggerak PKK pada RW 08. Ada sebanyak kira-kira 45 orang yang hadir pada acara ini. Meskipun tidak merupakan kumpulan banyak orang,  akan tetapi yang hadir merupakan orang-orang yang berada dalam strata social tinggi, baik di kantor maupun di masyarakat. Dan tentu saja mereka memiliki pengaruh yang besar.

Halal  bil halal merupakan sebuah tradisi di dalam masyarakat Indonesia dengan  melakukan pertemuan setahun sekali ba’da melakukan puasa selama satu bulan penuh. Acara ini merupakan kearifan local, yang tidak terdapat di negara lain, khususnya di negara-negara Timur Tengah. Di negara asal agama Islam tersebut tidak didapatkan  kekayaan tradisi sebagaimana di Indonesia. Dan tradisi seperti ini merupakan kreasi dari masyarakat Islam Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi dalam relasi social dan budaya pada masyarakatnya.

Saya menyampaikan tiga hal, yang mendasar. Yaitu: pertama, sebagai tradisi halal bil halal, maka ucapan yang paling layak adalah minal a’idin wal faizin wal maqbulin kullu amin wa antum bi khair. Taqabballahu minna wa minkum taqabbal ya Karim”. Sebuah ungkapan yang sangat lazim bagi masyarakat Indonesia. Sebuah ungkapan yang mengandung doa, agar ibadah kita membuat kita bahagia, dan diterima oleh Allah SWT dan semoga kita semua di dalam kebaikan. Halal bil halal adalah medium untuk saling memaafkan.

Biasanya, di dalam acara halal bi halal, maka ayat yang paling sering dibaca adalah: Surat Ali Imron, 133-134, Allah berfirman: “wa sari’u ila maghfiratin min rabbikum wa jannatin ardhuhas samawatu wal ardhu, u’iddat lil muttaqin. Alladzina yunfiquna fis sarrai wadh dharrai wal kadziminal ghaidzo wal ‘afina ‘anin nas wallahu yuhibbul muhsinin”.   Yang artinya: “bersegeralah memohon ampunan kepada Tuhanmu dan surganya Allah yang luasnya seluas bumi dan langit yang disediakan kepada orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya di dalam keadaan lapang dan sempit dan menahan amarah dan memaafkan atas kesalahan manusia lainnya dan Allah menyukai orang-orang yang berlaku baik.

Kedua, kita semua adalah orang-orang yang bekerja untuk kepentingan masyarakat. Ada yang menjadi Ketua RW, RT, Takmir Masjid dan lain-lain, maka saya ingin menyatakan bahwa terdapat sebuah filsafat bekerja, yang dikenal dengan filsafat togetherness. Atau filsafat kebersamaan. Yaitu: coming together, sharing together, working together dan succeeding together. Kita datang di dalam institusi tempat kita bekerja untuk datang bersama-sama. Meskipun kita datang dari berbagai suku, ethnis, profesi dan sebagainya. Akan tetapi kita merasa datang ke dalam institusi social secara bersama-sama, yaitu sebagai bangsa Indonesia. Jika kita dapat memiliki rasa datang bersama-sama, maka kita memiliki  peluang untuk sharing togethers. Jika sharing together bisa dilakukan maka peluang untuk bekerja bersama juga sangat terbuka. Kita dapat working together, dan akhirnya kita akan menuai kesuksesan bersama-sama atau succeeding together. Hakikatnya tidak ada sukses seorang diri. Setiap kesuksesan adalah akibat dari kerja sama.

Ketiga, kita harus bekerja dengan bahagia. Berdasarkan Mc-Kinsey, bahwa untuk bisa bekerja dengan bahagia, maka harus memenuhi tiga syarat, yaitu: memiliki purpose atau memiliki keinginan atau tujuan. Jangan hanya bertujuan instrumental atau untuk mendapatkan gaji atau upah tetapi bertujuanlah untuk beribadah kepada Allah. Jadikan tujuan kita bekerja adalah untuk memenuhi kepentingan keluarga dalam beribadah kepada Allah. Lalu memiliki hope atau harapan. Dengan bekerja maka kita memiliki harapan untuk memenuhi nafkah keluarga. Upah atau gaji yang kita dapatkan untuk beribadah kepada Allah dan untuk mencari keridlaan Allah. Memberi nafkah keluarga dengan tujuan beribadah adalah harapan tertinggi. Kemudian memiliki friendship bahwa kita merasa memiliki kawan di dalam bekerja. Jika kita memiliki kawan di dalam bekerja, maka kita akan terhindar dari lonely in the crowd atau orang yang kesepian di dalam keramaian. Kita bisa sharing apa yang menjadi kesulitan kita, lalu bisa mencari solusi bersama dan akhirnya akan bahagia bersama.

Selain itu juga perlu memiliki filsafat rukun, harmoni dan slamet. Tidak ada yang lebih indah dibandingkan dengan kerukunan. Tidak ada yang lebih baik dari hidup yang harmonis. Rukun dan harmonis di dalam keluarga, di dalam bertetangga, di dalam komunitas dan di dalam masyarakat. Jika kita dapat melakukan yang  seperti itu,  maka akhirnya kita akan selamat. Keselamatan adalah segala-galanya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..