BEGITU PENTINGNYA DOA UNTUK ANAK
BEGITU PENTINGNYA DOA UNTUK ANAK
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Sebagai mana biasa kala saya pulang ke rumah Tuban, tepatnya di Dusun Semampir, Desa Sembungrejo, Merakurak, Tuban, maka saya memberikan ceramah ba’da shubuh di Mushalla Raudlatul Jannah, Ahad 30/04/2023, yang lazim saya lakukan ba’da menjadi imam, memimpin dzikir dan terus lanjut memberikan sedikit ulasan tentang amalan yang penting untuk dilakukan.
Kali ini, saya memberikan ulasan tetang betapa pentingnya kita memiliki keturunan yang shalih dan shalihah agar hidup kita menjadi bahagia di alam dunia, alam kubur dan bahkan alam akherat. Anak dan keturunan itu begitu pentingnya dan merupakan asset yang tiada ternilai harganya. Itulah sebabnya kita harus berdoa agar anak-anak dan keturunan kita menjadi orang yang bisa menjadi permata hati karena amal shalihnya dan doanya untuk kita semua.
Saya pernah menulis melalui media social nursyamcentre.com tentang “Anak Sebagai Aset Terbaik Dalam Kehidupan”, yang intinya bahwa memiliki anak yang shalih atau shalihah adalah asset yang luar biasa baiknya di dalam kehidupan manusia. Anak yang shalih atau shalihah adalah harta terbaik di dalam kehidupan karena doa anak yang seperti itu yang akan mendampingi kita semua sebagai orang tua jika sudah wafat. Dari tiga hal yang dapat menjadi pendamping di alam barzakh hingga alam akhirat, salah satunya adalah anak shalih yang mendoakan kepada orang tuanya.
Pasti menjadi kebahagiaan bagi orang tua jika anak-anaknya menjadi anak yang shalih lalu anak yang shalih tersebut mau dan mampu mendoakan kepada kedua orang tuanya. Dipastikan bahwa orang tua itu akan sangat bahagia tidak hanya di dalam kehidupan di dunia tetapi juga pada kehidupan di akhirat. Kala semua orang yang sudah wafat berharap akan curahan doa, bacaan Alqur’an dan kalimah thayyibah, maka datanglah pahala dari anak cucu kita yang terus melakukan yang terbaik bagi leluhurnya.
Maka yang sungguh-sungguh kita harapkan adalah lahirnya generasi keturunan yang shalih dan shalihah dan dapat mendoakan kita semua, baik kala kita masih hidup maupun kala kita sudah wafat. Keturunan yang shalih dan shalihah tentu tidak datang dengan sendirinya. Tetapi dipastikan harus diupayakan dengan optimal. Salah satu di antaranya adalah melalui pendidikan. Agar diupayakan agar anak-anak kita memperoleh pendidikan yang baik, tidak hanya kualitas akademiknya yang bagus tetapi juga spiritualitasnya yang baik. Boleh saja sekolah pada Lembaga Pendidikan umum, tetapi harus dibarengi dengan pendidikan agama yang memadai. Itulah sebabnya banyak orang tua yang cenderung memasukkan putra-putrinya pada pondok pesantren yang tidak hanya mengajarkan pendidikan umum tetapi juga pendidikan agama.
Sungguh tidak akan ada kerugian kala anak-anak kita memiliki ilmu agama yang baik. Dengan bekal ilmu agama yang baik, maka kelak mereka akan bisa menjadi anak yang shalih atau shalihah yang dipastikan akan dapat mendoakan kepada orang tuanya. Dipastikan mereka akan dapat membaca Alqur’an dan kalimah thayyibah kepada leluhurnya. Tidak hanya kepada orang tuanya akan tetapi kepada ahli kuburnya khususnya kakek, nenek, buyut, canggah, gantung siwur dan seterusnya.
Para Nabiyullah, juga melakukan hal yang sama. Mendoakan agar anak keturunannya menjadi anak yang shalih dan sholihah. Nabi Muhammad SAW memiliki Sayyidah Fathimah istri Sayyidina Ali Karramahullahu wajhah, yang kemudian melahirkan Sayyidina Hasan dan Hussein, dua orang yang menjadi penerus garis keturunan Rasulullah hingga saat ini. Nabi Dawud AS memiliki putra Nabiyullah Sulaiman AS. Nabi Ibrahim AS memiliki putra Nabiyullah Ismail dan Nabiyullah Ishaq yang kelak menurunkan Nabiyullah tahap berikutnya. Dari jalur Nabi Ishaq menurunkan Nabi Isa AS dan dari jalur Nabi Ismail menurunkan Nabi Muhammad SAW.
Di dalam peribahasa Jawa dikenal suatu konsep anak macan akan menjadi macan. Anak macan tidak akan menjadi kucing. Factor genealogis itu betapa pentingnya di dalam sejarah kehidupan umat manusia. Makanya gen seseorang itu akan menentukan akan seperti apa pada kehidupannya. Jika gen yang dimiliki itu orang besar mestinya juga memiliki potensi untuk menjadi orang besar. Hanya saja factor lingkungan juga memiliki pengaruh besar pada kehidupan seseorang. Pendidikan, pergaulan, dan relasi social akan sangat menentukan terhadap bagaimana tampilan kehidupan seorang individu.
Nabi-Nabi Allah memiliki doanya masing-masing untuk keturunannya. Di dalam Surat Alfurqan, ayat 74: dikisahkan tentang doa Nabiyullah Ibrahim AS, yang bunyinya: Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqina imama”, yang artinya kurang lebih adalah: “Wahai Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai permata hati kami, dan jadikanlah sebagai pemimpin umat yang bertaqwa”. Sebuah doa yang sangat baik yang menjelaskan bahwa yang diminta bukan hanya istri dan anak tetapi keturunan. Anak, cucu, cicit, dan seterusnya ke bawah.
Doa ini memberikan gambaran dan mengajarkan kepada kita semua bahwa orang tua itu selayaknya terus berdoa kepada Allah agar anak keturunannya menjadi orang yang shalih dan shalihat, dan bahkan bisa menjadi pemimpin umat Islam yang bertaqwa. Sebuah kebahagiaan bagi umat Islam yang memiliki keturunan yang shalih dan shalihat adalah karena pahala yang diberikan oleh anak cucu kita akan terus mendampingi kita di dalam alam barzakh dan bahkan di dalam akherat.
Wallahu a’lam bi al shawab.