PUASA SEBAGAI INSTRUMEN KASIH SAYANG: RENUNGAN RAMADLAN (22)
PUASA SEBAGAI INSTRUMEN KASIH SAYANG: RENUNGAN RAMADLAN (22)
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Salah satu kelebihan ajaran Islam dalam relasi antar manusia adalah ajaran tentang kasih sayang. Ajaran kasih sayang tersebut bersumber dari konsep Rahman dan Rahim yang merupakan sifat dasar Allah SWT sebagai dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan di dalam setiap tindakan kebaikan, maka dipedomani agar seseorang membaca basmalah atau kalimat “bismillahir rahmanir Rahim”, yang artinya “dengan Asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”.
Jika orang mau bekerja diutamakan agar membaca basmalah agar pekerjaannya tersebut bernilai religious atau bernilai keagamaan. Jika orang mau bepergian, juga diutamakan membaca doa yang diawali dengan basmalah. Jika orang mau makan dan minum juga diutamakan agar membaca basmalah. Jika orang akan berjuang menyebarkan ajaran Islam, maka diutamakan untuk membaca basmalah. Semua didesain agar setiap langkah apapun yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari bacaan kalam mulia, basmalah.
Di antara pembeda antara umat Islam dan lainnya adalah pada dimensi keutamaan dalam melakukan segala sesuatu berbasis pada ucapan atau kalam mulia, basmalah. Dengan membaca basmalah, maka apa yang dilakukan manusia tersebut akan memiliki nilai ibadah kepada Allah SWT. Sebagaimana dipahami bahwa orang yang bekerja tentu memiliki tujuan atau purpose, memiliki hope atau harapan dan memiliki sahabat atau friendship. Jika semua itu didasarkan atas ucapan basmalah, maka tujuan, harapan dan persahabatan tersebut akan memiliki nilai religiositas. Tujuan dan harapan itu tidak hanya instrumental untuk memeroleh uang akan tetapi memperoleh keridlaan Allah.
Inti basmalah adalah asma Allah, dan inti asma Allah adalah al Rahman dan al Rahim. Sifat kasih sayang Tuhan kepada seluruh alam. Semua ciptaan Allah diberikannya peluang untuk hidup dengan segala keperluan hidup. Diturunkan hujan untuk bumi, misalnya, dan melalui hujan itu maka yang mati menjadi hidup. Air laut yang memuai karena panas matahari kemudian naik ke atas dan menjadi awan, dan dari awan kemudian menjadi hujan. Maka dengan berkah hujan maka seluruh alam menjadi hidup kembali. Tubuh manusia juga kebanyakan berisi air, kira-kira 70 persen. Makanya manusia bisa puasa selama 72 jam hanya dengan minum saja meskipun tidak makan apapun.
Di dalam Surat Fushilat, 39: “apabila turun hujan ke bumi, tanah menjadi subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang segar. Tuhan yang menyuburkan bumi yang gersang. Itulah Tuhan yang kelak akan menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Sungguh Allah Maha Kuasa berbuat apa saja”. Turunnya air hujan ke bumi adalah wujud kasih sayang Tuhan kepada seluruh alam.
Semua mendapatkan kasih sayang Tuhan. Agamanya apapun tidak menjadi masalah. Apakah beragama Islam, Nasrani, dan lainnya semua mendapatkan kasih sayang dari Allah. Bukan hanya yang beragama Islam saja yang mendapatkan kasih sayang di muka bumi dari Allah. Tetapi semua makhluk Tuhan di dunia mendapatkan kasih sayang Tuhan, al Rahman. Sedangkan al Rahim memang nanti akan didapatkan manusia di dalam alam akherat.
Puasa merupakan ajaran yang memberikan pedoman bagi umat Islam untuk memiliki rasa kasih sayang. Disyariatkan melalui puasa agar manusia memiliki rasa simpati dan empati kepada manusia lainnya. Disyariatkan agar manusia mengeluarkan sebagian kecil hartanya untuk umat lainnya. Bahkan tidak perduli apa suku bangsa, ras, bahkan agamanya. Menyayangi manusia tidak harus memandang apa agamanya.
Sebagai contoh, ketika ada orang yang mengalami kecelakaan di jalan raya, maka tidak perlu kita tanya apa agamanya. Jangan sampai ada orang kecelakaan di jalan, lalu ditanya apa agamanya kemudian kita menolong atau tidak jadi menolongnya. Memberikan pertolongan dapat dilakukan kepada siapa saja, tanpa memandang apapun tentang yang bersangkutan. Kesiapan mental untuk menolong seperti ini yang hakikatnya ingin diajarkan Tuhan kepada manusia. Kasih sayang yang tulus atas nama kemanusiaan.
Islam memberikan konsep yang sangat indah tentang relasi sosial yang disebut sebagai ukhuwah insaniyah atau ukhuwah basyariah. Inti dari konsep basyariyah adalah kasih sayang atau al Rahman. Konsep ini berasal dari sifat al Rahman Allah swt, sehingga di kala manusia telah ditiupkan roh oleh Allah, maka sesungguhnya manusia memiliki rasa kasih sayang kepada sesamanya.
Binatang saja diberi oleh Allah sifat kasih sayang. Misalnya induk binatang, maka dia akan memiliki sifat sayang kepada anak-anaknya dan bahkan dipertahankannya kala terdapat serangan dari binatang lainnya. Perhatikan di channel Youtube tentang bagaimana binatang bisa memberikan full kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Tidak hanya menyusuinya, akan tetapi juga bertahan atas serangan binatang lainnya.
Kala saya membicarakan tentang kasih sayang kepada sesama umat manusia, saya menjadi teringat kata bijak yang disampaikan oleh Gus Dur, Presiden RI ke 4, bahwa: “jika kamu berbuat baik kepada orang lain, maka orang tidak akan mempertanyakan apa agamamu”.
Wallahu a’lam bi al shawab.