• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

DAHSYATNYA LAILATUL QADAR: RENUNGAN RAMADLAN (20)

DAHSYATNYA LAILATUL QADAR: RENUNGAN RAMADLAN (20)

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Di antara kelebihan Bulan Ramadlan bagi umat Islam adalah diturunkannya Aqur’an. Sebagaimana yang dipahami oleh ulama-ulama di Indonesia bahwa turunnya Alqur’an adalah pada  17 Ramadlan. Jadi, pada 2023, peringatan turunnya Alqur’an atau Nuzulul Qur’an pada  8 April 2023 yang lalu. Hal itu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadlan 1444 Hijriyah. Tetapi selain ada peristiwa turunnya Alqur’an juga terdapat malam yang sangat luar biasa dahsyatnya yang melebihi 1000 bulan  yang disebut sebagai Lailatul Qadar.

Demikian inti ceramah yang disampaikan oleh Ustadzah Luluk Ita Nur Rasidah, SAg.,  Mahasiswi Pascasarjana Prodi Tafsir dan Hadits UIN Sunan Ampel Surabaya. Ustadzah Luluk adalah mahasiswi UINSA yang beberapa kali menjadi juara dalam lomba syarhil Qur’an pada even MTQ Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Selain itu juga sering menjadi pembawa acara pada acara Wisuda pada UINSA.

Di dalam ceramahnya, ustadzah Luluk menjelaskan tentang hikmah diturunkannya  lailatul qadar. Ustadzah Luluk menukil Kitab tafsir dari ulama Indonesia.  Berdasarkan tafsir Al Misbah yang ditulis oleh Prof. Dr. M. Quraisy Syihab, maka Lailatul Qadr tersebut memiliki rahasia dan keutamaan yang sangat dahsyat.

Pertama, adalah malam diturunkannya Alqur’an. Alqur’an al karim sesungguhnya diturunkan pada bulan Ramadlan sehingga disebut sebagai bulan yang sangat mulia. Alqur’an adalah kalam Tuhan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan kemudia dijadikan sebagai kitab suci bagi umat Islam. Kalam Tuhan di dalam Islam menjadi kitab suci Alqur’an dan di dalam agama Nasrani menjadi tubuh Yesus atau Isa al Masih. Kitab suci Alqur’an diyakini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW akan dapat menjadi penolong manusia besuk di padang mahsyar.

Kedua, adalah malam yang mulia, sebab amalan ibadah yang dilakukan pada malam itu akan memiliki nilai lebih dari 1000 bulan. Para ulama berbeda pendapat tentang kapan turunnya malam qadr. Ada yang menyatakan pada bulan Ramadlan, ada yang menyatakan 10 hari terakhir, ada yang menyatakan pada malam ganjil, ada yang menyatakan pada malam 27.

Di dalam Alqur’an dijelaskan sebagaimana  tercantum di dalam surat Al Qadr, yaitu: inna ‘anzalnahu fi lailatul qadr. Wa ma adraka ma lailatul qadr. Lailatul Qadri khoirum min alfi syahr. Tanazzalul malaikatu warrughufiha bi idzni rabbihim min kulli amr. Salamun hiya hattamath la’il fajr. Yang artinya: “sesungguhnya kami turunkan Alqur’an pada malam  qadr. Apakah lailatul qadr tersebut. Malam kemuliaan  itu lebih baik dari pada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah  (malam itu) sampai terbit fajar”.

Ketiga,  malam turunnya para malaikat untuk memberi ucapan selamat kepada para jamaah masjid, mushalla dan tempat ibadah umat Islam. Pada malam  qadar tersebut para malaikat diberi izin oleh Allah untuk datang ke bumi guna menyebarkan berkah yang diberikan oleh Allah. Para malikat tersebut menurunkan berkah dari Allah kepada umat Islam yang menjalankan perintah Allah, misalnya bertadarrus Alqur’an, membaca dzikir, melakukan qiyamul lail, dan melakukan amalan-amalan kebaikan.

Keempat, malam yang tenang. Di antara pertanda datangnya malam lailatul qadar adalah kala alam menjadi tenang. Alam berada di dalam kedamaian. Alam berada di dalam kesenyapan. Alam berada di dalam nuansa yang penuh dengan kebaikan. Suasana alam sangat berbeda dengan malam-malam lainnya yang bukan turunnya lailatul qadr. Bagi para alim yang telah memasuki kedekatan dengan Tuhan, maka akan bisa merasakan adanya perbedaan nuansa alam dimaksud.

Saya menambahkan sedikit analisis terkait dengan malam qadar. Setiap umat Islam yang telah menjalani ajaran Islam dengan baik, maka dipastikan memiliki potensi untuk memperoleh anugerah lailatulqadr. Namun secara tipologis akan dapat dikategorikan sebagai berikut: 1) para ahli tasawuf yang sudah memasuki dunia tajalli atau memasuki area ketuhanan atau kedekatannya dengan Allah itu sudah dalam kemenyatuan, maka memiliki potensi yang sangat besar. Kemenyatuan itu adalah bahasa simbolis bukan bahasa realitas. Artinya manusia yang berbadan fisik itu lalu masuk ke dalam Tuhan, tetapi melambangkan tentang kedekatan yang tidak terpisah jarak secara spiritual atau alam ruhaniyah.

2) para alim atau ahli ilmu, misalnya ahli fiqih, ahli hadits, ahli  tafsir juga potensial untuk mendapatkan rahmat Allah yang berupa berkah lailatul qadr. Dan ke 3) adalah orang awam juga potensial untuk mendapatkan malam qadar. Hanya saja bahwa upaya untuk memperoleh malam qadar, bagi ketiganya memang berbeda.

Adakah malam qadar itu? Jawabannya berasal dari Parker Carner, ilmuwan NASA,  menyatakan bahwa NASA menyembunyikan fakta tentang lailatul qadar. Malam  Qadar atau disebut baljah di mana suhu di bumi sedang dan tidak ada meteor jatuh ke bumi, lalu pada  pagi harinya matahari terbit tanpa radiasi. Setiap hari terdapat sebanyak 10 bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke bumi dan pada malam qadar itu tidak ada satupun bintang dan meteor yang jatuh. NASA sudah menemukan fakta ini sesuai dengan pernyataan  Dr. Abdul Basyid As Saeed bahwa lailatul qadar merupakan fenomena yang nyata.  Dari temuan NASA ini, akhirnya Parker Carner masuk Islam.

Kebenaran Islam sudah dibuktikan tidak hanya dengan akal transcendental tetapi juga dengan akal ilmiah. Jika sudah seperti ini, lalu apakah ada yang menyangsikan kebenaran Islam. Saya kira memang hanya hidayah Allah saja yang memastikannya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..