• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

TUJUAN AKHIR IBADAH LA’ALLAKUM TUFLIHUN: RENUNGAN RAMADLAN (16)

TUJUAN AKHIR IBADAH LA’ALLAKUM TUFLIHUN: RENUNGAN RAMADLAN (16)

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Ibadah adalah upacara ritual yang dilakukan manusia di dalam kehidupan di dunia agar manusia memperoleh ridla Allah SWT dan berakhir dengan kebahagiaan. Jadi tujuan akhir dari semua ibadah yang kita lakukan, apapun bentuk dan jenisnya, maka yang diharapkan adalah kita bisa berbahagia, tidak hanya kebahagiaan di dunia tetapi juga kebahagiaan di akherat. Sa’idun fid daraini.

Inilah inti percakapan saya dalam ceramah Ramadlan, yang saya sampaikan pada jamaah Masjid Al Ihsan, Perumahan Lotus Regency, Ketintang Surabaya. 06/04/2023.  Ceramah Ramadlan  dilaksanakan selama sebulan penuh ini tentu menghadirkan banyak ustadz dengan berbagai latar belakang pendidikan. Bahkan banyak di antaranya yang hafal Alqur’an. Suatu bulan yang menggembirakan karena selain bisa beribadah lebih banyak juga dapat menimba ilmu pengetahuan keislaman dari narasumber yang mumpuni.

Ada tiga hal yang saya sampaikan kepada jamaah shalat tarawih, yaitu: pertama,  bersyukur kepada Allah SWT bahwa kita sehat luar dan dalam. Badan sehat dan hati juga sehat. Fit luar dan dalam. Inilah yang sesungguhnya diharapkan oleh manusia. Tidak ada satupun manusia yang tidak ingin hidup dengan kesehatan yang prima. Fisiknya sehat jiwanya juga sehat. Dan puasa menjanjikan kesehatan itu. Shumu tasihhu. Berpuasalah agar kamu semuanya sehat. Dan ini janjinya Allah. Ingat jika Allah sudah berjanji maka pasti akan ditepatinya. Innallaha la yukhliful mi’ad. Ilmu pengetahuan sudah membuktikan bahwa dengan puasa badan akan menjadi lebih sehat, karena dengan puasa, maka di kala perut kita kosong, maka yang akan dimakan akan lemak-lemak yang tersisa, sel-sel mati dan kemudian akan menumbuhkan sel baru, sel yang sehat. Bersyukurlah kepada Allah SWT.

Kedua, tujuan puasa adalah menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. La’allakum tattaqun.  Agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Yaitu  manusia yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang saleh ritual dan saleh sosial. Manusia yang relasi ke atas itu excellence dan ke samping dan bawah juga hebat. Manusia yang hanya saleh ritual saja belum cukup dan manusia yang saleh sosial saja juga tidak memadai. Maka harus seimbang yang vertical dan horizontal. Shalat kita diakhiri dengan mengucapkan salam dan ditujukan kepada orang di sekeliling kita, kiri dan kanan. Sebuah symbol bahwa shalat itu berurusan dengan Allah sebagai bentuk ritual vertical tetapi juga symbol kasih sayang kepada sesama manusia, memberi ucapan selamat.

Islam merupakan agama yang memiliki kepedulian yang sedemikian besar terhadap umat manusia. Bahkan pada saat Nabi menjelang wafat, maka yang diucapkannya adalah ummati, ummati, ummati. Beliau tidak gembira kala dinyatakan bahwa langit sudah terbuka dan seluruh malaikat  disiapkan untuk menjemput rohnya, tetapi yang dipikirkan adalah bagaimana nasib umatnya. Melalui kebijakan Allah SWT, maka surga akan diisi dulu dengan umat Muhammad SAW dan kala umat Muhammad yang beriman dan berislam dengan baik sudah masuk semua, barulah umat Nabi-Nabi lain diperkenankan masuk ke dalam surganya Allah SWT. Begitulah kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

La’allakum tattaqun adalah tujuan instrumental atau tujuan antara. Yaitu yang mengantarai antara perbuatan manusia dengan keridlaan dan kebahagiaan hakiki manusia, khususnya kebahagiaan di alam akhirat. Jadi manusia yang bertaqwa maka dijanjikan Allah untuk menjadi warga surga, sebuah tempat yang dijanjikan oleh Allah SWT. Di dalam Surat Al Buruj, difirmankan: “Innal ladzina amanu wa ‘amilush shalihati lahum jannatun tajri min tahtihal anharu, dzalikal fauzul kabir ”. Yang artinya: “sesungguhnya orang yang beriman dan melakukan amal kebaikan, baginya surga yang  terdapat sungai yang airnya  mengalir di bawahnya, dan mereka memperoleh kemenangan yang agung”.

Ketiga, tujuan seluruh ibadah kita adalah agar kita bahagia. La’allakum tuflihun. Dan endless bliss adalah surga sebagaimana dijanjikan oleh Allah SWT.  Bagi orang yang beriman kepada Allah SWT dan mengamalkan amalan yang baik di dalam kehidupan, maka Allah menjanjikan akan memasukkan ke dalam barisan ahli surga, yang penuh dengan kenikmatan yang luar biasa dibandingkan dengan kenikmatan duniawi.

Insyaallah kita hari ini telah menjadi orang yang baik. Kita sudah berpuasa 15 hari. Sudah masuk dalam 10 hari di tengah-tangah puasa, yakni orang yang akan memperoleh maghfiroh Allah, ampunan agung dari Allah SWT. Kita sudah melampaui 10 hari awal puasa, artinya kita sudah memperoleh rahmat Allah SWT. Rahmat atau Rahman dan Rahim Tuhan adalah sifat asasi Allah. Sifat kasih sayang Allah kepada hambanya. Allah yang memberikan kita hidup dan memberi kita kehidupan. kita akan masuk ke 10 hari terakhir atau disebut sebagai itqun minan nar atau terbebas dari api neraka. Awwaluhu rahmah wa ausatuhu maghfirah wa akhakhiruhu itqun minan nar. Subhanallah.

Dengan demikian inti dari puasa dan amalan baik lainnya itu akan bisa membawa kita kepada kebahagiaan. Semua amalan kebaikan yang kita lakukan akan menghasilkan ketaqwaan, dan ketaqwaan akan menghasilkan kebahagiaan. Kita berharap the endless bliss.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..