Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENYAMBUT NISFU SYA’BAN: NGAJI DAN MAKAN BARENG

MENYAMBUT NISFU SYA’BAN: NGAJI DAN MAKAN BARENG

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Doa kita akhir-akhir ini adalah Allahumma bariklana di Rajab wa Sya’ban wa balighna Ramadlan. Yang artinya: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan usia kami pada bulan Ramadlan”. Sebuah doa dan kepasrahan untuk meminta kepada Allah agar kehidupan kita  di bulan Rajab dan Sya’ban itu diberkahi Allah SWT dan kemudian dipanjangkan usia kita untuk hidup pada bulan Ramadlan.

Di dalam kenyataannya, ada orang yang tidak diberi peluang oleh Allah SWT karena keburu dipanggil menghadap-Nya menjelang bulan Ramadlan. Ada yang tiba-tiba sakit dan kemudian meninggal. Maka doa kita adalah agar kita dipanjangkan usia,  sehingga bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadlan, bahkan Ramadlan yang akan datang. Melalui panjangnya usia, maka kita masih diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi waktu yang sudah dijanjikan oleh Allah, yang tidak bisa dimajukan atau dimundurkan, yaitu datangnya  Malaikat Izrail, Sang Pencabut nyawa.

Tanpa dirasakan ternyata kita sudah sampai pada pertengahan bulan Sya’ban yang dikenal sebagai  nisfu sya’ban. Dan sebagaimana biasanya, pada malam nisfu sya’ban, maka umat Islam Indonesia melakukan serangkaian kegiatan untuk menyambutnya. Tradisi seperti ini hanya khusus di Indonesia saja. Mungkin ada juga di negara lain, tetapi tidak seramai di Indonesia. Masyarakat Indonesia memang doyan upacara-upacara keagamaan. Misalnya upacara idul fithri dan keanekaragaman acara di seputarnya, yang sangat ramai di Indonesia. Padahal di Saudi Arabia tidak dijumpainya. Upacara atau hari raya idul fithri itu sedemikian gegap gempita dengan pulkam atau pulang kampung.

Pada tahun 2023 M atau 1444 H, maka Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya juga menyelenggarakan acara ˜nisfu sya’ban, yang diselenggarakan pada malam Rabo, 07/03/2023 ba’dan maghrib. Sebuah acara yang sangat sederhana. Sebab hanya diikuti oleh sejumlah orang dari warga perumahan. Bahkan tidak semuanya. Di antara yang hadir adalah Ketua Takmir, Pak Rusmin, Sekretaris Ta’mir Pak Budi, Bendahara Ta’mir, Pak Hardi, Firdus, Alif, Pak Suyuti Rasyad, dan lain-lain. Sementara juga hadir para Ibu-ibu perumahan Lotus, yaitu Bu Indah Nur, Bu Suyuti, Bu Rusmin, Bu Budi, Bu Ina, dan lain-lain.

Sebagai acara yang sederhana, maka Firdaus yang membuka acara ini, saya yang mengantarkan acara nisfu sya’ban, Alif yang memimpin bacaan Yasin, dan Pak Suyuti yang memimpin doa. Sebagai pengantar, saya sampaikan tiga hal, yaitu: pertama, kita harus terus mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kenikmatan bisa hidup sampai hari ini. Dan kita masih diizinkan hidup. Semoga kita bisa menikmati bulan Ramadlan hingga akhir dan bertemu dengan bulan Ramadlan berikutnya. Kita diizinkan sehat, kita diberikan kecukupan hidup, kita diberikan kehidupan yang layak dan kenikmatan lain yang tidak bisa dihitung. Bahkan kita tidak akan bisa menghitung atas nikmat Allah tersebut.

Kedua, pada malam hari ini, kita secara bersama-sama akan menyambut datangnya malam nisfu Sya’ban.  Suatu malam yang Allah SWT akan memberikan banyak pahala atas kebaikan yang kita lakukan. Allah menganjurkan agar kita melakukan amal kebaikan pada malam nisfu Sya’ban.  Makanya kita akan membaca surat Yasin, sebagaimana tradisi ulama. Tidak usah dipertanyakan kenapa surat Yasin. Silahkan bagi yang mau membaca surat-surat Al Qur’an lainnya silahkan, misalnya membaca Surat Arrahman, Al Waqiah, An Naba’ atau Al Ikhlas. Pokoknya membaca Al Qur’an. Kita juga akan membaca Shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, kita juga akan membaca kalimat tauhid. Yang penting pada malam ini kita baca kalimat-kalimat yang menjadi kesukaan Allah SWT, bacalah dalam  jumlahnya yang ganjil, bisa 3 atau 5 atau 33 dan sebagainya. Bagi yang membaca shalawat 100 kali maka malam ini menjadi 200 kali, yang membaca kalimat tauhid 33 kali,  tambah jumlahnya.  Selain itu juga sedekah. Ingat ash shadaqatu tadfa’u lil bala’.  Yang artinya: “sedekah itu menghindarkan dari marabahaya”. Bahkan  kita membuat orang lain tertawa saja sudah memperoleh pahala.  Idkholus surur. Dan membuat senyum pada orang lain itu adalah amalannya Rasulullah Muhammad SAW. Kita bikin tertawa pasangan hidup kita masing-masing juga sedekah. Agar keluarga kita senang dan bahagia.

Ketiga, saya mengucapkan terima kasih karena malam ini kita bisa  sedekah. Ada makanan gulai sapi, pisang goreng, roti, dan sebagainya. Alangkah enaknya selesai membaca Surat Yasin, shalawat dan istighfar lalu kita bisa makan Bersama. Inilah indahnya menjadi umat Islam. Dalam satu acara,  tidak hanya ada satu pahala tetapi banyak pahala. Ada pahala baca surat fatihah, ada pahala membaca surat Yasin, ada pahala membaca istighfar, kalimat tauhid, dan shalawat Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga ada doa. Sungguh doa itu amalan yang penting. Bahkan ada yang menyatakan bahwa selain usaha dan tawakkal, maka ada doa yang menjadi kunci. Doa itu memegang kunci keberhasilan.

Saya sungguh mengucapkan terima kasih atas kesediaan ibu-ibu untuk membawa makanan di tempat ini. Hal ini merupakan sedekah yang nyata. Oleh karena itu kita berharap bahwa ada keikhlasan dalam membawa makanan sebagai sedekah bersama ini. Sebab keikhlasan memegang kunci penting dalam pemberian pahala oleh Allah SWT. Kita telah memberikan yang terbaik untuk kita. Dari kita untuk kita.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..