Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

WALIMATUL ARUSY: TRADISI ISLAM JAWA

WALIMATUL ARUSY: TRADISI ISLAM JAWA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Tradisi walimattul arusy atau resepsi pernikahan tentu bukan hanya tradisi Jawa tetapi tradisi di banyak negara. Misalnya Malaysia. Tradisi walimatul arusy telah menjadi bagian dari budaya Islam. Tentu saja tatacara dan prosesnya bisa berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain atau dari satu suku bangsa dengan suku bangsa yang lain. Tradisi walimatul arusy merupakan tradisi yang sudah berakar pada masyarakat Nusantara. Ada yang dilakukan dengan cara sederhana dan ada yang dilakukan dengan mewah. Acara walimatul arusy yang mewah misalnya dilakukan di Hotel bintang lima dan dihadiri oleh pejabat tinggi negara, bahkan presiden.

Di antara acara walimatul arusy yang heboh adalah acara pernikahan Raffi Ahmad dengan Nagita Slavina, yang ditayangkan oleh Televisi swasta Indonesia sampai berhari-hari. Juga pernikahan Lesti Kejora dengan Rizki Bilar yang ditayangkan berhari-hari oleh televisi swasta di Indonesia.  Mereka adalah para pesohor yang sangat terkenal di Indonesia. Raffi Ahmad dan keluarganya adalah pemilik viewer dan follower yang mencapai puluhan juta orang. Apapun cerita Raffi Ahmad maka sontak akan membeludak viewernya. Kekayaannya kebanyakan diperoleh dari dunia media sosial. Lesti juga idola Indonesia dalam tarikan suara. Lagu-lagu melayu yang dibawakannya menjadi hit karena suaranya memang merdu sekali. Tidak kalah merdu dengan suara Umi Kultsum dari Mesir, yang konon katanya perang di Timur Tengah bisa berhenti kala mendengar suaranya. Dan yang terakhir adalah pernikahan putra Presiden Jokowi, Kaesang Pengarep dengan Irina Sudibyo yang juga disiarkan oleh televisi di Indonesia. Walimahan ini juga luar biasa karena dihadiri tidak hanya para petinggi di Indonesia tetapi juga petinggi negara-negara sahabat.

Yang saya tulis ini bukanlah cerita tentang pernikahan yang mewah,  yang membuat dahi berkernyit. Sebuah pernikahan di pedesaan di Desa Pandantoyo, Kertosono,  Nganjuk. Tepatnya pernikahan Mohammad Hasan Zamzami dengan Dewi Nur Annisa Aliyan. Dua sejoli yang merupakan orang yang hafal Alqur’an. Keduanya,  hafidz dan hafidzah. Acara ini diselenggarakan oleh KH. Turmudzi, orang tua Zamzami dan M. Nurkayun, orang tua Alin. Acara ini dihadiri oleh kyai, yang akan mendoakan kedua mempelai, yaitu KH. Syamsun Ni’am, Kyai Syakir, dan lain-lain. Ada lima kyai yang mendoakan mempelai berdua. Hadir masyarakat di sekitar dan juga dari Surabaya: Pak Rusmin, Pak Budi, Pak Hardi, Pak Mulyanta, Pak Suryanto, Pak Yudi, Pak Abdullah dan Pak Sahid. Acara diselenggarakan pada Sabtu, 14/01/2023.

Sebagai acara walimatul arusy di pedesaan, maka acara diselenggarakan dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan sedikit menggunakan badan jalan, tetapi tidak mengganggu lalu lintas. Dengan tenda dan kuade (pade-pade) yang sederhana, maka para tamu dan undangan menempati tempat duduk yang disediakan. Benar-benar acara pedesaan sebagaimana acara serupa di pedesaan lainnya. Saya tentu sering menghadiri acara semacam ini di pedesaan, sehingga hafal betul mengenai proses dan jalannya acara bahkan tempat yang disediakan. Beberapa saat yang lalu, saya juga hadir pada acaranya Ust. Khobirul Amru, staf khusus pada Nur Syam Centre (NSC) yang menyelenggarakan walimahan dan nuansanya juga sama. Tenda di depan rumah, alunan lagu-lagu kasidah dan para tamu duduk di bawah tenda. Tidak lupa juga makanan, jajanan dan minuman serta oleh-oleh yang memang disediakan kepada para tetamunya.

Di dalam acara ini, saya tiba-tiba diminta untuk memberikan ceramah atau mauidzah hasanah. Tentu kaget juga. Di Jombang dan sekitarnya tentu ada banyak kyai atau ulama panggung yang ceramahnya sangat bagus. Tentu saja kewajiban ini saya terima dengan senang hati. Saya sampaikan di dalam ceramah tersebut: pertama,  sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah SWT atas kenikmatan yang diberikan kepada kita. Kita bisa hadir di acara walimahan ini semata-mata karena rahmat kesehatan yang diberikan Allah swt. Kita semua bersyukur kepada kepada Allah swt karena telah melihat pelaksanaan acara pernikahan berjalan dengan sempurna, acara walimahan di penganten putri juga berjalan lancar dan hari ini kita melihat acara walimahan yang dihadiri banyak orang dengan lancar. Semua ini tentu menggambarkan atas ridla Allah swt kepada acara yang baik ini. Hadirin, di sekitar jombang dan kertosono sekarang sedang musim duren. Agar bisa dimakan isinya, maka duren itu harus dipecah yang di dalam Bahasa Jawa disebut mecah duren.  Saya yakin bahwa Mas Zamzam sudah mecah duren.

Kedua,  kita semua hadir di tempat ini untuk memberikan restu kepada pengantin berdua. Kita merestui bahwa Ananda berdua sudah merupakan pasangan suami istri. Kita meyakini bahwa dengan kerelaan kita semua, terutama kerelaan bapak dan ibu masing-masing pengantin, maka jalan hidup kedua mempelai akan menuai kebahagiaan. Mas Zamzam jangan takut, bahwa sampeyan berdua sudah melakukan syariatnya Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah. Annikahu min sunnati faman lam ya’mal min sunnati falaisa minni. nikah itu sunnahnya Rasulullah, maka siapa yang melakukannya pasti akan mendapatkan keridlaan Allah swt dan memperoleh kebaikan dari Rasulullah SAW.

Ketiga, Ananda berdua itu orang yang hafal Al Qur’an dan sarjana. Saya berkeyakinan bahwa badannya berisi al AQur’an, batinnya berisi Al Qur’an, pikirannya berisi Al qur’an, perasaannya berisi Al qur’an. Maka yang menjadi basis kehidupannya adalah Alqur’an. Spiritualitasnya adalah Al qur’an. Lalu dipadukan dengan sebagai sarjana maka pikirannya dipastikan rasional sebagai gambaran orang yang bisa memecahkan masalah dengan pikiran yang lurus dan benar. Jadi menurut saya dua orang ini adalah contoh yang baik dalam menghidupkan bacaan Alqur’an. Tidak hanya belajar Alqur’an tetapi juga mengajarkan Alqur’an. Mereka adalah sebaik-baik umat Islam.

Saya sungguh meyakini bahwa Ananda berdua akan dapat mencapai kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Kehidupan yang tenang dan tenteram atau bahagia, yang didasari oleh cinta dan kasih sayang. Semua di antara kita semua mendoakan semoga Ananda berdua dapat mencapai kehidupan rumah tangga seperti itu. Sakinah, mawaddah wa rahmah itu satu kesatuan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Melalui doa para kyai pagi hari ini,  semoga menjadi penanda atas kebaikan yang nanti akan dirasakan oleh Ananda berdua.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..