ROH: MISTERI KEHIDUPAN
ROH: MISTERI KEHIDUPAN
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Artikel ini merupakan bahan ceramah saya pada jamaah Mushalla Raudhatul Jannah Dusun Semampir, Desa Sembungrejo, Kecamatan Merakurak Tuban. Ceramah ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Desember 2022 ba’da Maghrib. Acara jamaah shalat maghrib ini diikuti oleh 30 orang lelaki dan perempuan. Ceramah diselenggarakan dengan menggunakan Bahasa Jawa sebab kebanyakan jamaah adalah orang-orang dewasa yang kebiasaan sehari-harinya menggunakan Bahasa Jawa.
Islam mengajarkan bahwa ada yang bercorak materiil dan ada yang bercorak spiritual. Ada yang bercorak fisikal dan ada yang bercorak non-fisikal. Ada yang dhohir dan ada yang bathin. Ada yang jasmani dan ada yang rohani, serta ada yang hadir dalam fisik dan ada yang batin yang tidak nampak. Hukum berpasangan ini terus menyelimuti kehidupan manusia sepanjang sejarah kemanusiaan.
Allah SWT di dalam Alqur’an memberikan penjelasan tentang keberadaan hal-hal yang gaib. Di dalam surat Albaqarah dijelaskan tentang keberadaan alam gaib dan manusia memang harus mempercayainya. Ayat tersebut berbunyi: “alif lam mim, dzalikal kitabu la raiba fihi hudan lil muttaqin. Alladzina yu’minuna bil ghaibi wa yuqimunash shalata wa mimma razaqnahum yunfikun”. Yang artinya: “alif lam mim, inilah kitab yang tidak diragukan kebenarannya bagi orang mu’min. orang-orang yang mempercayai alam gaib dan mendirikan shalat dan menafkahkan rezekinya”.
Memang alam gaib merupakan bagian dari iman, misalnya keyakinan kepada keberadaan Allah, iman kepada malaikat, iman takdir Allah, dan iman kepada kiamat atau hari akhir. Semua ini merupakan hal-hal gaib yang harus diyakini keberadaan dan kejadiannya. Kita hanya wajib percaya secara keyakinan tetapi sungguh tidak mengetahui bagaimana wujud dan bentuknya. Sebagai umat Islam sekali lagi kita harus meyakininya. Jika kita meyakininya maka kita termasuk orang yang ingkar atas keimanan di dalam Islam.
Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna juga menyatakan tidak tahu tentang roh. Ketika ditanya oleh sahabat Nabi tentang roh, Nabi menyatakan bahwa roh adalah urusan Tuhan dan kita diberi ilmu pengetahuan tetapi sangat sedikit. Gambaran dari Nabi Muhammad saw ini merupakan suatu jawaban yang sangat jelas bahwa roh itu hanya Allah yang tahu, dan manusia tidak akan mengetahui bagaimana dzat dan sifatnya. Hanya Allah azza wa jalla saja yang mengetahuinya.
Manusia dengan kemampuan teknologi di bidang Kesehatan telah mengetahui banyak tentang dzat, sifat dan cara kerja masing-masing anggota tubuh. Misalnya dengan teknologi Kesehatan, maka manusia bisa melakukan kajian secara mendalam tentang jantung, paru-paru, empedu, pancreas, hati, otak, dan seluruh anggota tubuh lainnya. Teknologi Kesehatan telah mencapai derajat tertinggi dalam inovasinya untuk memahami seluk beluk Kesehatan manusia. Bahkan seorang dokter ahli berdasarkan kepakarannya dapat mencandra berapa lama manusia akan dapat bertahan hidup.
Tetapi sesungguhnya kecanggihan teknologi Kesehatan tidak bisa mendeteksi bagaimana roh tersebut, baik dzat, sifat dan cara kerjanya di dalam tubuh. Yang bisa diprediksi oleh dokter adalah melihat gejala-gejala fisikal, misalnya tingkat kerusakan tubuh akibat sakit atau lainnya dan kemudian memprediksi bagaimana peluang yang bersangkutan untuk tetap hidup. Misalnya orang yang terkena penyakit komplikasi maka peluang untuk hidup tentu menjadi lebih kecil. Namun demikian, segalanya masih sangat tergantung bagaimana Allah menentukan atas takdirnya.
Ada orang yang terkena kanker stadium empat, tetapi dengan terus melafalkan ayat Alqur’an selama sakit itu, maka Allah memberikan kesembuhan. Ada orang yang bersedekah dengan ukuran yang melebihi standart sedekah, lalu Allah mengangkat penyakitnya. Jadi, sesungguhnya takdir Allah lah yang menentukan tentang hidup dan matinya seseorang. Dokter atau orang yang melakukan pengobatan hanyalah washilah yang mengantarai manusia di antara takdirnya.
Roh itu memiliki keabadian tingkat dua setelah keabadian Allah SWT. Allah itu abadi tanpa awal dan tanpa akhir. Huwal awwalu wal akhiru, Allah adalah Tuhan yang awal tiada awalnya dan yang akhir tiada akhirnya. Sedangkan roh itu ada awalnya karena roh adalah ciptaan Allah, dan roh juga berpeluang ada akhirnya karena roh adalah ciptaan Allah. Manusia tidak tahu kapan roh itu diciptakan dan kapan roh akan berakhir. Tetapi di dalam Islam diyakini bahwa ada alam roh, ada alam dunia, ada alam kubur dan ada alam akhirat. Roh itu tetap hidup di masing-masing alam sesuai dengan ketentuan Allah. Kita diberi ilmu yang sangat sedikit sehingga tidak mengetahui seluk beluk roh dimaksud.
Makanya saya membagi manusia dalam tiga unsur, yaitu unsur jasad yang berasal dari tanah dan akan Kembali ke tanah, unsur Roh atau unsur ketuhanan di dalam disi manusia. Artinya bukan tuhan berada di dalam diri manusia, akan tetapi roh itu adalah dzat yang ditiupkan Allah ke dalam diri manusia sehingga manusia bisa hidup, dan unsur jiwa yaitu sesuatu yang mengantarai antara jasad dan roh. Jiwa itu memihak kepada salah satu di antara keduanya. Bisa jadi lebih condong ke hewan atau kal hayawan atau condong ke roh atau kal malaikah.
Semoga para jamaah semua dapat mengikatkan diri di dalam kecondongan kepada kebaikan dan menghindari kecondongan kepada kejelakan.
Wallahu a’lam bi al shawab.