• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

TAHUN MUDIK DI INDONESIA

TAHUN MUDIK DI INDONESIA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Tahun ini perasaan senang saya berlipat-lipat, sebab saya bisa mudik atau pulkam lebih awal seirama dengan hari libur untuk anak sekolah dan perkantoran yang cukup lama. Tujuan kepulangannya saya ke rumah kampung adalah menjenguk orang tua saya, Emak yang tinggal di rumah di pedesaan Tuban Jawa Timur. Itu adalah keperluan saya yang utama selain itu sebagaimana biasanya juga untuk acara kirim doa bagi leluhur saya yang sudah meninggal. Termasuk tradisi masyarakat di pedesaan Jawa bahwa pada saat menjelang akhir ramadlan, maka juga melakukan acara ziarah kubur. Sambang ke rumah masa depan.

Tahun ini seluruh keluarga saya datang di Tuban. Anak saya, Shiefta Dyah Alyusi dan keluarganya juga menyempatkan datang ke Tuban dari Jakarta. Demikian pula anak saya Dhuhratul Rizkiyah dan keluarganya juga datang di Tuban dari Surabaya. Demikian pula anak saya Shiefti Dyah Alyusi juga datang bersama keluarganya dari Surabaya. Ternyata cucu saya sudah delapan orang. Sebagai anak tunggal tentu merupakan kebahagiaan bahwa tiga anak saya perempuan telah melahirkan anak-anaknya dan semuanya dalam keadaan sehat wal afiat.

Mereka semua berkumpul di rumah Embahnya, Hj. Turmiatun, karena rumahnya cukup untuk menampung 18 orang yang datang bersamaan. Rumah di Desa Sembungrejo Kecamatan Merakurak ini rumah lama dan telah direnovasi tahun 1990 sesuai dengan kebutuhan. Tetapi yang paling menggembirakan tentu Emak yang masih sehat wal afiat meskipun usianya sudah 80 tahun. Masih bisa berjalan dan juga shalat berjamaah. Bahkan pada waktu puasa ini masih bisa puasa sepenuhnya dan juga shalat tarawih berjamaah setiap malam.

Gelegak keinginan untuk mudik memang luar biasa. Indikatornya adalah banyaknya orang yang melakukan vaksin booster. Waktu itu ditentukan bahwa untuk mudik harus memenuhi persyaratan, seperti sudah vaksin booster atau bagi yang baru vaksin kedua harus test antigen dan bagi yang baru sekali harus test PCR. Itulah sebabnya terjadi percepatan vaksinasi Covid-19 dalam kuantitasnya.

Perjalanan lewat jalan tol Jakarta ke Jawa Timur juga mengalami kemacetan meskipun sudah dilakukan upaya buka tutup untuk satu jalur dari Jakarta ke wilayah timur. Akan tetapi banyaknya pemudik ke luar Jakarta terutama ke Semarang, Yogyakarta dan Surabaya sehingga kemacetan tidak bisa dihindari. Perjalanan dari Jakarta ke Semarang bisa ditempuh dalam waktu 12 jam. Dari jam 05.00 WIB dan sampai Semarang jam 18.00 WIB. Hal ini menjadi indicator banyaknya pemudik keluar dari Jakarta ke kota-kota lain di Jawa dan Indonesia pada umumnya.

Jauh-jauh hari pemerintah sudah mengingatkan bahwa mudik kali ini akan mengalami kemacetan, sebab diperkirakan ada sebanyak 25.000 sampai 30.000 kendaraan yang akan melewati jalan tol trans-Jawa. Di masa non mudik, maka jarak Jakarta ke Surabaya bisa ditempuh selama 8-9 jam. Tetapi seirama dengan diberlakukannya pembatasan kecepatan kendaraan di jalan tol maksimal 100 KM perjam maka perjalanan menjadi lebih lama sedikit. Dan untuk kepentingan ini, pemerintah sudah mengantisipasi dengan CCTV sepanjang jalur dari Surabaya ke Jakarta dan sekitarnya.

Membeludaknya pemudik pada hari raya Idul Fithri ini tentu dipicu oleh kebijakan pemerintah untuk membebaskan mudik di seluruh wilayah Indonesia. Dua tahun terakhir di saat Covid-19 masih  menular dengan cepat, maka pemerintah “melarang” mudik dengan tujuan agar tidak terjadi kasus penularan baru Covid-19. Dua tahun terakhir wilayah mudik ditentukan oleh pemerintah daerah dengan ketentuan telah memenuhi standart minimal penularan Covid-19.

Seirama dengan berakhirnya Pandemi Covid-19 maka pemerintah memberikan kebebasan bagi warga negara Indonesia untuk menikmati hari raya bahkan dengan cuti bersama yang lumayan panjang. Inilah sebabnya mudik menjadi semacam “kewajiban” bagi para perantau untuk pulkam agar bisa bertemu dengan keluarga dan melakukan aktivitas sebagaimana sebelum terjadi wabah Covid-19.

Melalui kebijakan pelonggaran jarak sosial dan juga jarak fisik maka telah terjadi lonjakan kegiatan ekonomi. Pasar-pasar tradisional kembali bergerak ekonominya, restaurant dan hotel juga semakin ramai. Aktivitas ekonomi kembali normal sehingga perkembangan ekonomi juga menjadi semakin membaik. Para pedagang mulai bersemangat, para pekerja juga telah melakukan kerja di kantor, para mahasiswa sudah masuk ke ruang kelas, para siswa juga sudah melakukan aktivitas pembelajaran di kelas.

Kita tentu berharap semoga Covid-19 benar-benar berakhir sehingga roda ekonomi, sosial, agama dan budaya segera kembali sebagaimana semula. Dengan berakhirnya masa wabah Covid-19 berarti menandai kembalinya aktivitas masyarakat sebagaimana sedia kala. Dan di antara lambang kehidupan normal adalah dengan terjadinya jumlah pemudik dari kota satu ke kota lainnya khususnya dari Jakarta ke kota-kota di Indonesia. Kita sungguh terus berdoa semoga wabah Covid-19 segera berakhir di bumi Nusantara.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..