• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MOU DENGAN CAIRO UNIVERSITY

Sebagaimana saya ceritakan kemarin, bahwa kepergian saya dan para pembantu rektor ke Mesir adalah untuk membangun kerjasama di bidang pendidikan dengan perguruan tinggi di Mesir. Sekurang-kurangnya adalah memperoleh  letter of agreement dalam bidang pendidikan bahasa Arab. Ternyata hal itu bisa dilakukan pada hari Senin, 28 Desember 2009 dengan Dekan  Kulliyat Darul Ulum,  Cairo University. Sedangkan MoU dengan Rektor Cairo University akan dilakukan di waktu mendatang. Letter of agreement dengan Dekan Kulliyat Darul Ulum memang hanya khusus untuk short course Bahasa Arab. Sedangkan MoU yang lebih luas menyangkut review kurikulum dan pertukaran dosen atau mahasiswa, seminar  dan  penerbitan akan dilakukan di kemudian hari.

Pertemuan untuk kerja sama ini dihadiri oleh Dekan Kulliyat Darul Ulum, Prof. Dr. Muhammad Sholih Taufiq, Pembantu Dekan bidang akademik dan kemahasiswaan, Prof. Dr. Ilma’ Muhammad Ro’fat Assayyid, dan beberapa lainnya.  Sedangkan  dari IAIN  Sunan Ampel hadir: saya, Prof. Abdul A’la, Prof. Abdul Haris, Prof. Saiful Anam dan Ahmad Zaini. Sedangkan dari Kedubes Indonesia di Mesir yang terlibat  adalah Cecep Taufiqurahman dan Romli Syarkowi yang selama ini menghandel acara saya di Mesir.

Berbeda dengan acara di Universitas al Azhar yang masih dalam pembicaraan awal, maka di Universitas Kairo langsung memasuki kawasan implementatif. Di luar perhitungan saya, bahwa pembicaraan itu begitu cepat ke fokusnya. Bahkan dekannya sendiri yang membuat konsep atau draft letter of agreement setelah kesepakatan mengenai waktu short course, pembiayaan dan  jumlah peserta  tersebut disepakati. Memang untuk penandatangan MoU harus antar rektor. Dan untuk ini harus melampaui birokrasi yang tidak sederhana.

Yang menarik bagi saya adalah kesigapan Dekan Kulliyat Darul Ulum dalam menghandel acara ini. Konsep MoU dengan beberapa perguruan tinggi juga diberikan begitu saja. Menurutnya agar dijadikan contoh rumusan MoU IAIN Sunan Ampel dengan Kairo University. Memang Kulliyat Darul Ulum sudah berulang kali menyelenggarakan  kerjasama short course Bahasa Arab dengan beberapa perguruan tinggi di Malaysia dan juga Brunei Darus Salam. Demikian pula curriculum review juga sudah dilakukan antara Kulliyat Darul Ulum dengan beberapa perguruan tinggi di Malaysia dan Brunei Darus Salam.  Bahkan kami juga ditunjukkan draft kurukulum dari salah satu perguruan tinggi di Malaysia yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab untuk direview.

Memang kita akui bahwa perguruan tinggi di Malaysia lebih cepat dalam merespon terhadap tantangan pendidikan tinggi. Seperti diketahui bahwa untuk memasuki World Class University (WCU), maka salah satu persyaratannya adalah seberapa banyak kurikulum program studi PT tersebut sudah diakui berstandart internasional. Sedangkan PTAI mungkin baru beberapa program studi  saja yang sudah direview. Konon katanya, UIN Syarif Hidayatulllah sudah melakukannya dengan Melbourne University untuk beberapa program studi di Fakultas Syariah dan Hukum.

Letter of Agreement dengan Dekan Kulliyat Darul Ulum memang dirancang sangat serius. Bahkan ketika saya menawarkan untuk short course 40 jam saja selama sebulan, ternyata mereka menolak dengan alasan bahwa standart yang sudah diberlakukan untuk short course Bahasa Arab minimal adalah 80 jam. Mereka tidak mau mengurangi porsi jam hanya karena anggaran dan sebagainya. Mereka menginginkan bahwa kualitas alumni program short course harus dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Jumlah peserta juga tidak boleh lebih dari 30 orang.

Untuk kepentingan ini, maka tentunya harus disiapkan peserta kursus singkat Bahasa Arab secara memadai. Mereka harus sudah menguasai benar tentang Bahasa Arab, baik lesan maupun tulisan. Sehingga ketika mengikuti program ini sudah tidak ada lagi kesulitan di dalamnya. Peserta akan  diajar oleh tiga guru besar Bahasa Arab yang sangat kapabel. Oleh karena itu, pada Bulan Januari 2010 harus diumumkan kepada seluruh dosen Bahasa Arab dan Bulan Maret harus sudah terseleksi sejumlah peserta, sebab pada bulan Juni program ini sudah akan running well.

Memang Kulliyat Darul Ulum sudah merumuskan motto bahwa ”tanpa adanya Kulliyat Darul Ulum, maka tidak ada Bahasa Arab Fushah di Mesir”.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini