RIHLAH BAHAGIA: FAMILY GATHERING ALA NGAJI BAHAGIA
RIHLAH BAHAGIA: FAMILY GATHERING ALA NGAJI BAHAGIA
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Tidak didesain secara memadai, tetapi akhirnya keinginan jamaah Ngaji Bahagia untuk bersama-sama datang di Pondok Pesantren Ummul Qura di Seloliman akhirnya tercapai. Saya teringat pada waktu pengajian selasanan bakda shubuh ada usulan dari Pak Rusmin agar bisa bersama-sama pergi atau rihlah ke Mojokerto tepatnya di Pondok Pesantren yang diinsiasi atau digagas oleh Kyai Suyuthi warga Lotus Regency Ketintang Surabaya. Maka kemudian ditetapkan untuk pergi ke trawas itu pada hari Senin, 28/02/2022, bertepatan dengan libur Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Jam 6.30 WIB akhirnya rombongan berangkat menuju ke Seloliman. Ada yang melewati jalur jalan Tol dan exit di pintu keluar Gempol ke Trawas dan ada yang melewati tol dan exit di pintu keluar Krian ke Mojosari.
Di antara jamaah masjid dan peserta Ngaji Bahagia ini ada yang bersama keluarga dan ada yang sendirian. Maklum memang masing-masing memiliki kesibukan yang tidak bisa dikompromikan, sehingga memilih harus datang sendiri. Pak Rahmat Lubis, Pak Abdullah, Pak Sahid dan Pak Hardi datang sendiri, sementara itu, saya bersama keluarga dan anak dan cucu, Pak Bintara juga dengan istri dan anak-anak, demikian pula Pak Rusmin juga datang bersama keluarga. Sementara Mas Zamzam dan Mas Firdaus juga datang sendirian.
Ada rona bahagia, Pak Suyuthi dan Ibu Suyuthi ketika kita semua datang ke pondoknya. Ada rasa bahagia bertemu dengan sahabat Ngaji Bahagia di tempat Beliau di Pondok Ummul Qura, Desa Seloliman Trawas Mojokerto.
Waktunya memang dipilih yang bisa makan pagi bersama. Maka yang dipilih adalah makanan khas pedesaan. Ada nasi jagung, lauk ikan asin, menjeng, dadar jagung, sayur daun singkong, sayur batang lumbu, ikan teri sambal pedas, dan panggang ayam khas pedesaan. Ada di antara keluarga ini yang tidak pernah makan nasi jagung, sehingga memilih nasi putih, tetapi ada yang justru memilih menu nasi jagung. Bahkan Pak Rahmat yang aslinya dari Sumatera Utara, dan Pak Rusmin yang Makasar juga memakan nasi jagung. Kalau Pak Abdullah karena aslinya dari Madura maka tentu tidak asing dengan menu nasi jagung. Demikian pula saya dan keluarga. Asyik juga makan di pedesaan sambil mendengarkan gemericik air sungai di belakang pondok. Rasanya seperti penyatu dengan alam. Jadi teringat di masa kecil ketika makan di sawah bersama para pekerja saat tanam padi.
Saya akhirnya menjadi MC pada acara ini. Saya sampaikan bahwa pertemuan ini merupakan meeting yang hebat, sebab MC-nya saja professor. Tetapi Pak Rahmat lalu menimpali tetapi muridnya Ustadz Zamzam. Lalu kita tertawa serentak. Juga saya nyatakan ada di antara kita yang datang sendiri dan sekeluarga. Pak Abdullah ini datang sendiri. Tiba-tiba nyeletuk Pak Abdullah “tapi isteri saya satu lho Prof”. sambil yang lain menimpali: “1 A, 1 B, 1 C”. Dan kemudian semua tertawa. Gayeng. Pak Suyuthi lalu bercerita tentang bagaimana mendirikan pondoknya ini. Disampaikan bahwa pondoknya ini perlu pengelolaan yang berlanjut. Dulu sudah ada santrinya para anak yatim. Tetapi seirama dengan terjadinya Covid-19, maka mereka pulang ke rumah masing-masing. Moga tahun depan atau kalau Covid-19 sudah benar-benar landai semoga semuanya bisa kembali.
Diceritakan bahwa tanah untuk bangunan ini dibeli tahun 2010 pada saat Ustadz Suyuthi masih memiliki KBIH. Tanah ini semula tanah yang curam, sehingga ada kawan yang menyangsikan atas peluang untuk membangun bangunan. Tanah yang semula curam tersebut kemudian dibuat bangunan menjadi tiga lantai. Lantai atas adalah ruang tamu dan tempat tinggal kyai, lantai bawahnya (lantai 2) untuk ruang pertemuan dan kamar-kamar untuk tamu, dan lantai bawah (lantai 1) untuk kamar santri. Ruang pertemuan didesain sebagai ruang terbuka sehingga bisa melihat view persawahan dan ruang bawah adalah kamar-kamar santri yang menghadap persawahan. Pembangunan gedung dimulai tahun 2015 dan belum selesai secara utuh.
Di masa pandemic Covid-19, maka pondok ini dijadikan sebagai tempat pelatihan. Beberapa kali dijadikan tempat training untuk tahfidz Qur’an, untuk pelatihan manajemen dan pelatihan guru-guru. Ada yang pernah selama satu bulan untuk pelatihan khusus menghafal Alqur’an dan ada yang hanya tiga hari saja. Diharapkan bahwa tempat ini akan dapat menjadi pusat pelatihan dalam berbagai event khususnya untuk pendalaman keagamaan.
Dilihat dari tempat, view dan lingkungannya memang sangat cocok untuk kegiatan yang menyatu dengan alam. Di depan kamar bawah ada sungai kecil yang airnya terus mengalir sepanjang tahun dan di bawahnya lagi juga terdapat sungai yang airnya juga terus mengalir. Suara air yang gemericik tentu sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat untuk uzlah atau menyendiri dalam rangka mengingat Allah lewat dzikir atau wirid yang terstruktur. Bagi yang suka melakukan kegiatan uzlah tentu sangat menantang.
Pak Sahid yang secara khusus saya minta untuk memberikan motivasi juga menyampaikan materi yang sangat menarik. Pak Sahid adalah trainer nasional dan memiliki pengalaman untuk melakukan training motivasi. Pak Sahid menyampaikan satu bahasan tentang bagaimana memanej kehidupan rumah tangga. “Mari kita start untuk menatap masa sekarang dan masa depan, jangan hanya mengingat masa lalu”. Diteruskan bahwa “kita hidup di masa sekarang dan akan datang dan bukan hidup di masa lalu”. Pak Sahid menyatakan: “untuk memanej kehidupan rumah tangga, sebenarnua cukup dengan tiga huruf saja, yaitu: ACI”. A artinya Agama harus menjadi pegangan bagi semua anggota rumah tangga. Kembalikan semua persoalan kepada agama. Jadikan agama sebagai pedoman di dalam kehidupan terutama dalam mengatur rumah tangga. C artinya Customer Focus, yaitu harus disadari bahwa kita adalah konsumen keluarga. Ayah adalah konsumen Ibu dan anak-anak. Ibu adalah konsumen ayah dan anak-anak. Dan anak-anak adalah konsumen ayah dan ibu. Maka semua harus focus untuk memberikan pelayanan optimal. Melalui pelayanan optimal, maka semua akan merasakan kepuasan. Semua harus focus pada keinginan untuk membahagiakan keluarga. Jika di rumah maka kita harus focus urusan rumah atau urusan keluarga. I adalah integritas atau kejujuran. Tidak ada dusta di antara anggota keluarga. Semua anggota keluarga harus menjadi satu kesatuan dalam menjalankan kejujuran ini.
Melalui tiga huruf “ACI” maka diharapkan agar tercipta suatu rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah wa Rahmah. Amin.
Wallahu a’lam bi al shawab.