BETAPA INDAHNYA SHALAT: YA ALLAH SEHATKANLAH KAMI (BAGIAN KE DELAPAN)
BETAPA INDAHNYA SHALAT: YA ALLAH SEHATKANLAH KAMI (BAGIAN KE DELAPAN)
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Sebelum memulai pengajian rutin selasanan bakda shubuh, marilah kita membaca shurat al fatihah, ummul Qur’an, semoga dengan membaca ummul kitab ini, maka kita akan selalu diberikan rasa tenteram, aman dan berbahagia serta dimudahkan seluruh urusan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Syaiun lillah lahum alfatihah…
Salah satu doa yang kita baca pada saat membaca doa di antara dua sujud adalah: “Wa’afini” atau dalam Bahasa Indonesia bisa diterjemahkan: “Ya Allah sehatkanlah kami” atau “Ya Allah berikan saya kesehatan”. Intinya kita memohon kepada Allah agar kita selalu diberikan kesehatan. Dengan kita sehat, maka kita akan bisa menjalankan amanah Gusti Allah untuk beribadah dan bekerja sesuai dengan tuntunannya. Pertanyaan dasarnya adalah “mengapa kita memohon kepada Allah agar sehat? Apakah penting untuk memohon kesehatan kepada Allah, bukankah urusan kesehatan itu urusan manusia semata dan Allah tidak terlibat di dalamnya?
Kesehatan memang urusan fisikal meskipun di dalamnya juga terkandung urusan kejiwaan. Badan sehat itu sangat penting sebab tanpa badan yang sehat, maka kita tidak akan dapat berpikir sehat dan dipastikan bahwa kita tidak akan dapat menikmati kehidupan yang sedang kita alami. Sehat merupakan kata kunci dalam kehidupan manusia di dunia. Tanpa kesehatan, maka hidup akan menjadi tidak bermakna. Ada pepatah Arab yang menyatakan: “hati yang sehat terletak pada fisik yang sehat. “qalbun salim fi jismin salim”. Hati yang sehat terletak pada fisik yang sehat. Jika hati kita berpeluang sehat, maka juga harus diberi peluang tubuh kita untuk sehat. Jika tubuh kita sakit juga peluangnya besar hati kita sakit. Coba perhatikan orang-orang yang mengeluhkan tentang kesehatannya.
Jika semakin tua usia, maka semakin banyak keluhan. Ada sakit maag, ada asam aurat, ada sakit jantung, ada sakit ginjal, ada sakit paru-paru dan rhematik. Keluhan itu bisa datang satu persatu bahkan ada yang komplikasi. Begitulah hukum Tuhan untuk manusia. Ketika muda sehat dan ketika semakin tua maka semakin banyak penyakit yang diderita. Ibarat mobil, semakin tua mobil semakin banyak spare part yang harus diganti karena aus terpakai. Nah begitulah manusia. Semakin lama dipakai, maka semakin banyak yang aus dan perlu diobati. Di saat seperti ini, maka manusia akan menjadi betapa pertolongan Allah menjadi sangat penting. Di sinilah makna doa yang perlu dilantunkan. Bahkan sebenarnya bukan hanya yang usianya lanjut saja yang harus berdoa, tetapi bagi yang masih muda juga sangat penting untuk berdoa. Mumpung masih baik kondisi tubuh, maka doa perlu sekali untuk dipanjatkan.
Tetapi yang penting bahwa manusia dilahirkan lalu menjadi muda lalu menjadi tua lalu meninggalkan dunia adalah hukum alam yang berlaku bagi semua yang memiliki kehidupan. Tidak hanya manusia tetapi juga hewan dan tumbuh-tumbuhan. Setiap yang hidup pasti ada ajal yang menunggunya. Lahir, hidup, mati, rezeki dan jodoh adalah takdir Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi ketika hidup diharapkan bahwa hidup dengan sehat, bekerja dengan sehat, berumah tangga dengan sehat, dan kemudian mati dalam keadaan khusnul khatimah. Allahumma amin.
Semua manusia menginginkan hidup sehat, kaya dan bahagia. Tidak satupun manusia yang tidak menginginkan hal ini. Akan tetapi tidak semuanya bisa seperti ini. Ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang bahagia. Juga ada yang kaya bahagia, ada yang kaya tidak bahagia, ada yang miskin bahagia dan ada yang miskin sengsara. Semua sudah diatur dengan takdir Tuhan meskipun takdir ini masih bersifat takdir mu’allaq atau takdir yan tergantung kepada usaha manusia. Untuk ini manusia diminta untuk bekerja agar mendapatkan rezeki. Tidak boleh berpangku tangan untuk memperoleh rezeki. Dengan demikian, jika ingin memperoleh rezeki, maka satu persyaratannya adalah bekerja agar didapatkan rezeki yang sudah ditentukan oleh Allah. Tetapi di kala usaha sudah dilakukan dan ternyata rezeki tidak sebagaimana yang diharapkan, maka kita harus pasrah kepada Tuhan. Di dalam pepatah Inggris dinyatakan: “man proposes God disposes”. Yang artinya: “manusia merencanakan Tuhan yang menentukan”.
Di dalam aspek kesehatan, maka juga berlaku hukum yang sama. Manusia bisa berdoa sekuat tenaga, akan tetapi Tuhan yang menentukan hasilnya. Tetapi yang penting bahwa manusia diberikan instrument untuk berdoa dan memohon kepada Allah agar diberikan kesehatan yang prima, dan kita harus yakin bahwa Tuhan pasti mendengarkan doa kita. Di dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW dinyatakan: “ana ‘inda dzanni abdi bi”, yang artinya: “Aku (Allah) itu berada di dalam persangkaan hambaku kepadaku”. Jadi kalau kita meyakini doa kita dikabulkan Allah maka potensinya akan berhasil, tetapi jika kita sendiri tidak yakin, maka peluang untuk keberhasilan doa kita juga kecil.
Itulah sebabnya, kita diminta untuk berdoa: “Allahumma inni as alukal ‘afwa wal ‘afiyah fid dini wad dunya wal akhirah”. Yang artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu ampunan dan kesehatan di dalam agama, dunia dan akhirat”. Coba kita simak doa ini, kita memohon kepada Allah ampunan bahkan kemaafan (dosa dihapus dan catatan dihapus), dan kesehatan di dalam agama, di dunia dan akhirat. Sehat dalam agama artinya kita beragama yang memberikan kerahmatan kepada seluruh alam, sehat di dunia artinya kita sehat dalam fisik dan jiwa dan juga sehat di akhirat artinya bisa memasuki kehidupan yang bahagia dengan bisa masuk ke dalam surganya Allah SWT.
Ya Allah kabulkan doa kita semua, agar kami semua bisa sehat di dalam menjalankan agama, sehat di dalam menapaki kehidupan dan juga memperoleh rahmat untuk bisa memasuki surgamu. Amin ya Rabbal alamin.
Wallahu a’lam bi al shawab.