Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENJAGA TAQWA KEPADA ALLAH

MENJAGA TAQWA KEPADA ALLAH
Tulisan ini dibuat di dalam kerangka untuk mendokumentasikan pelaksanaan shalat Jum’at yang pertama kali diselenggarakan di Masjid Al Ihsan, Perumahan Lotus Regency, Ketintang Surabaya, 24 Juli 2020. Selama ini para warga Perumahan Lotus Regency mengikuti shalat jamaah di masjid-masjid di sekitar perumahan, dan ada masjid yang tidak mematuhi terhadap protocol kesehatan, misalnya menjaga jarak antara satu jamaah dengan lainnya.
Di saat New Normal yang justru menimbulkan kekhawatiran sebab pelonggaran aturan terkait dengan penyebaran Covid-19, maka berdasarkan pertemuan yang diselenggarakan oleh Ta’mir Masjid Al Ihsan, maka diputuskan untuk menyelenggarakan shalat Jumat berjamaah di masjid yang dibangun tahun 2019 tersebut. Di dalam penyelenggaraan shalat jumat, maka protocol kesehatan benar-benar dipatuhi, misalnya menjaga jarak antar jamaah, membersihkan tangan dengan disinfectant dan juga membawa peralatan shalat sendiri.
Memang ada pertanyaan, bagaimana jika jumlah jamaahnya tidak memenuhi 40 orang. Maka saya nyatakan bahwa sekarang ini kita berada di era Covid-19, sehingga mungkin bisa dinyatakan bahwa salat jumat berjamaah ini madzabnya adalah madzhab corona. Saya nyatakan lebih lanjut bahwa jika jamaahnya tidak ada 40 orang, pastilah kekurangannya akan diisi oleh malaikat Allah. Begitulah saya meyakinkan tentang penyelenggaraan shalat Jum’at berjamaah ini.
Sebagai khatib, saya sampaikan beberapa hal: pertama, saya berpesan agar kita semua terus bertaqwa kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Allah berfirman: “ittaqullaha haqqa tuqatihi wa la tamutunna illa waantum muslimun”. Yang artinya: “bertaqwalah kamu sekalian dengan sungguh ketaqwaannya dan janganlah kamu mati dalam keadaan tidak menyerahkan diri kepada Allah”. Makna ayat ini adalah kita diperintahkan untuk bertaqwa kepada Allah dengan sesungguhnya taqwa, yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Bertaqwa artinya menjalankan ajran Islam dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuan untuk memperoleh keridlaannya dan keberkahannya. Tujuan kita beribadah kepada Allah adalah untuk memperoleh ridla Allah. Jika Allah sudah meridlainya, maka semua hal kehidupan di dunia maupun di akhirat akan menuai keselamatan. Kita diminta oleh Allah agar terus berserah diri kepadanya. Menjadi muslim yang benar adalah dengan menyerahkan semua urusan kita kepada Allah. Tidak ada dzat yang akan menyelesaikan urusan kita kecuali Allah swt. Jadi jika kita menghadapi persoalan kehidupan, maka kepada Allahlah kita menyandarkan diri.
Kedua, hadits Nabi Muhammad saw menyatakan: “ittaqillaha haitsuma kunta waatbiis sayyiata tamhuha wa khaliqin nasa bikhuluqin hasanin”. Yang artinya: “bertaqwalah kamu kepada Allah di manapun berada, dan ikutilah perbuatan yang tidak baik dengan kebaikan karena kebaikan akan menghapusnya, dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik”. Hadits ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa kita diperintahkan untuk bertaqwa kepada Allah di mana saja.
Bertaqwa tidak hanya di masjid, di tempat ibadah atau tempat-tempat berkumpul dengan orang baik, tetapi bertaqwa itu harus dilakukan di tempat kerja, di rumah, di kantor, di mall, di pasar, di jalan dan sebagainya. Di manapun kita berada kita harus bertaqwa kepada Allah. Sebab di dunia terdapat CCTV milik Allah yang dijalankan oleh Malaikat untuk merekam semua amal perbuatan kita. Itulah sebabnya Allah memerintahkan kita untuk bertaqwa di mana saja. Semua berada di dalam pengawasan Allah.
Jika suatu ketika kita melakukan kesalahan, maka segeralah kita menindaklanjuti dengan perbuatan yang baik, sebab perbuatan yang baik akan bisa menghapus kejelekan tersebut. Perbuatan yang baik menjadi penawar bagi kesalahan yang kita lakukan. Selain itu kita juga diperintahkan untuk berakhlak atau berbudi pekerti yang baik kepada sesama manusia. Kita harus berbuat baik kepada Allah melalui hablum minallah dan juga harus berbuat baik kepada sesama manusia melalui hablum minan nas. Di sini ditegaskan hablum minan nas dan bukan hablum minal muslim. Artinya, kita harus berbudi pekerti yang baik kepada seluruh manusia dan bukan hanya kepada umat Islam saja.
Islam sebagai ajaran, sesungguhnya sangat menghargai perbuatan baik yang berangkat dari akhlak yang baik tersebut. Islam melarang kita untuk berbuat curang, berbuat yang menyakitkan dan berbuat yang tidak adil kepada sesama umat manusia. Diajarkan oleh Islam agar kita menjaga hubungan baik dengan manusia, sehingga manusia yang lain juga akan berbuat yang baik kepada kita. Bahkan kita juga harus berbuat yang baik kepada alam di lingkungan kita. Jangan sampai kita merusak alam ini, sebab alam sebagai makhluk Allah juga harus diperlakukan dengan baik. Jika kita bisa menjaga seluruh relasi social dan relasi dengan alam dengan cara yang baik, maka Allah dipastikan akan juga menyayangi kita semua.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..