• October 2024
    M T W T F S S
    « Sep    
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    28293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KE MESIR UNTUK MOU PEMBELAJARAN BAHASA

Mesir adalah pusat pengembangan ilmu keislaman. Semenjak Kerajaan Fathimiyah, abad ke 10 M,  membangun institusi pendidikan yang sekarang dikenal dengan nama Universitas Al Azhar, maka Mesir menjadi pusat peradaban dalam pengembangan ilmu-ilmu keislaman. Mesir memang memiliki sejarah panjang dalam peradaban dunia. Ribuan tahun sebelum masehi, Mesir telah menjadi pusat peradaban dunia. Dalam penemuan arkheologis, ternyata bahwa raja-raja Mesir yang dikenal dengan mumi dan piramidnya telah menjadi ikon dunia dan peradaban yang adiluhung.

Pesawat yang saya tumpangi harus transit di Dubai. Transitnya cukup lama. Empat jam. Bandara ini memang dirancang menjadi tempat transit. Mungkin juga dirancang agar penumpang transit bisa menikmati toserba bandara yang indah itu. Sebagai kota internadional, maka bandara internasional, Dubai International airport, sungguh menunjukkan keanggunannya. Bandara ini dirancang sangat modern dengan multi fungi. Paduan pusat perbelanjaan dengan berbagai aneka souvenir dengan bandar sungguh menggambarkan betapa bandara ini memang dirancang untuk kepentingan perbelanjaan. Sebagai negara Timur Tengah yang kaya, maka tampilan bandara internasionalnya memang sungguh mengagumkan. Saya jadi teringat dengan bandara Internasional Melbourne yang juga didesain menyatu dengan pusat pertokoan. Saya juga membayangkan bahwa bangunan indah itu juga dibangun oleh tenaga kerja Indonesia yang kebanyakan memang bekerja di sektor konstruksi.

Sebagai negara petro dolar, pantaslah jika tampilan negeri ini, terutama yang tampak di bandaranya kelihatan sangat mewah. Negeri ini memang sedang memburu modernisasi. Sehingga tampak tidak kalah pamornya dengan negara-negara Eropa atau Australia. Tampilan kotanya tidak kalah dengan negara bagian Australia. Sayangnya, tidak lama bisa menikmati keindahan Dubai. Hanya seputar bandaranya saja. Hotel terkenal, rumah-rumah mewah, pusat pertokoan dan sebagainya tidak sempat dilihat. Namanya transit, tentu dengan waktu yang terbatas.

Kenyataan agak kontras bisa dilihat sesampainya di Mesir. Sebagai negara berkembang, Mesir memang hampir sama dengan negara-negara berkembang lainnya. Katakanlah Indonesia. Negeri ini memang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tetapi dari sisi perkembangan ekonomi tampaknya tidak lebih sebagaimana negara berkembang lainnya.

Keadaan kotanya, seperti Kairo, misalnya  tidak bisa dibandingkan dengan Melbourne atau Montreal atau dengan Singapura. Kota ini kira-kira sebanding dengan Surabaya. Hanya saja tingkat kepadatan penduduknya lebih padat Surabaya. Alat-alat transportasi juga tidak lebih dari negara-negara berkembang lainnya. Mobil-mobil kuno, seperti Chevrolet tahun produksi 70an masih banyak berseliweran. Taksi-taksinya juga banyak yang sudah berumur tua.

Beruntungnya bahwa Mesir  memiliki tradisi pendidikan tinggi yang luar biasa. Universitas Al Azhar yang terkenal di seantero dunia memiliki sejarah panjang dalam percaturan akademik. Tidak hanya ilmu keislaman tetapi ilmu umumnya juga sudah luar biasa. Sekarang ini terdapat sebanyak hampir 500 ribu mahasiswa dari 110 asal negara. Dan Indonesia menyumbang sebanyak kira-kira 17 ribu mahasiswa. Konon mahasiswa Jawa Timur sebanyak kira-kira 5 ribu mahasiswa.

Saya memang secara khusus datang ke Mesir untuk melakukan kerjasama dengan institusi pembelajaran Bahasa Arab dalam rangka untuk internasionalisasi dosen IAIN Sunan Ampel.  Bagi saya, dosen-dosen IAIN Sunan Ampel harus memiliki pengalaman internasional, sehingga akan dapat membangun kepercayaan diri dalam menghadapi proses pembelajaran. Dan lebih dari itu adalah untuk membangun mimpi ke arah menyongsong masa depan IAIN Sunan Ampel.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini