Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

HARUS HATI-HATI DI ERA NEW NORMAL

Salah satu di antara yang harus diperhatikan di masa pandemi covid-19 adalah menjaga jarak sosial. Di manapun berada maka yang harus diingat adalah bagaimana agar tidak terjadi kerumunan dan masing-masing memiliki kesadaran untuk menjaga jarak sosial, minimal satu meter dan yang ideal adalah dua meter.

Beberapa negara menerapkan ketentuan yang berbeda, tetapi secara umum yang dianggap sesuai dengan protokal kesehatan adalah sejauh satu meter. Di beberapa negara di Barat, seperti Inggris, dan Skandinavia menerapkan jarak dua meter, sementara yang lain seperti Swiss, Norwegia, dan lain-lain menerapkan aturan satu meter. Di Indonesia, sebenarnya menerapkan protokol kesehatan distansi fisik sebesar satu meter.

Namun di Indonesia, aturan ini nyaris tidak berlaku sebab di beberapa daerah, protokol kesehatan ini tidak ditaati sepenuhnya oleh masyarakat. Salah satu di antaranya adalah Jawa Timur, yang sekarang menempati rangking pertama penyebaran covid-19 di Indonesia. Sebagaimana penuturan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa, bahwa sebanyak 70 persen warga Jawa Timur tidak menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Lalu kerumunan juga masih terjadi di mana-mana, khususnya pasar, mall, café dan tempat-tempat umum.

Sebagaimana diketahui bahwa penyakit yang diakibatkan oleh covid-19, akan menyerang pada orang-orang yang berkerumunan. Tingkat penularan akan menjadi tinggi jika masyarakat tidak mengindahkan protokol kesehatan, terutama menjaga jarak tersebut. Ketika terjadi kerumunan dan di situ terdapat seseorang yang terinfeksi covid-19, maka dipastikan akan terjadi penularan.

Secara teoretik, bahwa satu orang yang positif covid-19, maka ada sebanyak 20 orang yang harus diindikasikan mengidap virus ini. Makanya mereka yang memiliki riwayat berhubungan dengan orang yang terpapar harus mengeteskan kesehatannya. Jika ada seseorang yang terinfeksi covid-19, maka orang-orang sekitarnya harus dicek kesehatannya atau dilakukan tracking, baik melalui rapid test atau swab. Jika dari hasil rapid test ternyata negatif, maka beruntung tetapi jika reaktif, maka harus dirujuk ke rumah sakit atau tempat pemeriksaan swab untuk memastikan apakah orang itu terinfeksi covid-19 atau tidak. Bisa jadi orang yang reaktif rapid test ternyata negatif waktu test swab atau sebaliknya.

Sekarang kita sudah memasuki era new normal atau kehidupan normal baru. Namun demikian di era ini justru terdapat kerawanan, sebab kita tidak tahu secara pasti siapa orang yang berada di dekat kita itu. Yang dikhawatirkan adalah terdapat orang yang terinfeksi covid-19 dan tidak mengetahui bahwa dirinya itu terinfeksi atau yang disebut sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG), yang bisa saja kelihatan sehat tetapi di dalam tubuhnya sudah bersarang virus mematikan ini.

Oleh karena itu, era new normal justru menjadi era yang “menakutkan” sebab pada era ini, sesungguhnya kehati-hatian sangat diperlukan. Jadi, hendaknya kita semua tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan menerapkan empat prinsip hidup, yaitu: memakai masker di manapun berada, sering cuci tangan dengan hand sanitizer, atau sabun cuci, menjaga jarak fisik atau sosial dan menjaga kesehatan fisik dengan berolahraga, makanan sehat, dan bergizi.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..