Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

RHOMA IRAMA DAN MUSIK DAKWAH

RHOMA IRAMA DAN MUSIK DAKWAH

Ketertarikan saya pada Bang Haji Rhoma Irama sudah lama, semenjak saya Sekolah di SMEPN Tuban dan berlanjut hingga sekarang. Kira-kira saya adalah fans setianya. Makanya, jika Beliau itu sedang manggung di televisi, jika tidak ada aral yang penting, saya sempatkan untuk menontonnya.

Saya tentu masih ingat saat ulang tahun saya yang ke 60, saya diberi kenang-kenangan –bukan dalam bentuk uang atau barang—oleh Saudari Poppy Ramadlani, akan tetapi berupa pigura bergambar Bang Haji Rhoma Irama lengkap dengan tanda tangannya. Kemudian pada ulang tahun Bang Haji Rhoma Irama saya membalasnya dengan memberikan kenangan sebuah foto saya dan tanda tangan. Kenangan tersebut saya berikan pada waktu beliau akan manggung di Taman Impian Jaya Ancol kerja sama dengan Indosiar, kalau tidak salah menjelang HUT RI ke 72.

Kemarin malam saya menyempatkan melihat dan mendengarkan Beliau dalam acara di Indosiar (07/11/2019). Dan beliau membuka dendang lagunya dengan sedikit pengantar yang saya kira luar biasa. Tidak panjang beliau menyampaikannya, tetapi sangat mengena. Beliau menyatakan: “sekarang ini lagi menjadi trending topic tentang radikalisme, di Indonesia adakah radikalisme itu, maka serentak penonton menjawab ada dan itu dibenarkan oleh Bang Haji”. Beliau lalu melanjutkan: “apa tanda-tanda radikalisme itu”, lalu beliau jelaskan: “mula-mula membidh’ah-bidh’ahkan, lalu mengkafir-kafirkan, lalu lama-lama menghalalkan darahnya”.

Selanjutnya beliau menandaskan “Mari kita nyanyikan lagu Ukhuwah Islamiyah”. Saya tentu tiak hafal syair lagu ini. tetapi jika dirasakan betapa sarat dengan pesan-pesan agar umat Islam tidak mudah dipecah belah, tidak mudah diadu domba, dan jangan bertikai untuk hal-hal yang sudah diyakini bersama-sama. Kalau saya rasakan, misalnya ungkapan “Tuhan kita sama, Nabi kita sama, Kitab suci kita sama”, maka hendaknya terus berada di dalam kesamaan.  Di dalam shalat ada yang membaca ushalli ada yang tidak, ada yang membaca qunut pada waktu shubuh dan ada yang tidak, semua itu sama diterima oleh Allah swt. Untuk itu jangan sampai saling mencibir dan menyalahkan antara satu dengan lainnya.

Karena saya ingin tahu secara tepat bagaimana syair lagu Bang Haji, maka saya harus membuka Google Search. Dan inilah syairnya: “Tuhan kita sama, Nabi kita sama, Qur’an kita sama, Kiblat kita sama, Kenapa harus saling mengkafirkan? Sholat kita sama, puasa kita sama, zakat kita sama, haji kita sama, Kenapa harus saling memfitnahkan? Baca qunut dan tidak baca, semunya benar (baca qunut dan tidak baca qunut semuanya benar), berbeda rakaat tarawih, semuanya benar (berbeda rakaat tarawih semuanya benar), Yang tidak benar yang tidak sembahyang, Wahai umat Islam, yang terlanjur tersesat jalan (Wahai umat Islam yang terlanjur tersesat jalan), Kembalilah pada, jalan yang digariskan Tuhan (pada jalan yang digariskan Tuhan), Wahai umat Islam, jangan kita diadu domba (Wahai Umat Islam jangan kita diadu domba), wahai umat Islam Jangan kita dipecah belah (jangan kita dipecah belah), Kita tak bisa maju, kalau tidak bersatu, kita jalan di tempat karena selalu berdebat. Fikirkanlah…”.

Di dalam syair lagu “Ukhuwah Islamiyah” ini terdapat identifikasi sebagai umat Islam, yang digambarkan dengan kesamaan Tuhan, Nabi, Kitab Suci, shalat, zakat, puasa dan haji. Semua sama dan jika ada perbedaan hanya pada aspek furu’iyahnya atau cabangnya saja. Shalat wajib semuanya lima kali dalam sehari semalam. Jika ada perbedaan hanyalah pada bacaan atau doa dan beberapa gerakan dalam shalat. Tetapi hakikatnya tetaplah sama sebagai upaya untuk mengabdikan diri sebagai hamba Tuhan. Dalam syair Bang Haji, kita bisa berbeda, ada yang membaca qunut dan ada yang tidak, semuanya benar. Semua memiliki basis referensi yang jelas dan praktik agama yang tegas. Semuanya memiliki genealogi praksis keberagamaan yang sampai kepada Rasulullah Muhammad saw. Jangan saling mengejek dan jangan menyatakan yang dilakukannya sendiri yang benar. Semua benar dan yang tidak benar adalah yang tidak melakukan shalat.

Kata indah yang disampaikan Bang Haji tentang menjaga persatuan dan kemajuan juga sangat mengena. Dinyatakannya bahwa jangan kita mudah diadu domba, jangan mudah dipecah belah, sebab tidak ada kemajuan tanpa persatuan dan kesatuan. Kita tidak bisa maju kalau tidak bersatu dan kita akan jalan di tempat jika terus berdebat. Untuk maju, maka harus maju bersama dan saling membangun kerja bersama.

Di dalam syair lagu ini, saya melihat terdapat semangat yang luar biasa dari Bang Haji untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya umat Islam. Jika umat Islam bersatu, maka kemajuan akan bisa diraih. Saya mendengar ada ethos yang kuat dari Bang Haji di dalam lagunya itu untuk membangun kemajuan umat Islam, sebab dengan kemajuan umat Islam maka kemajuan Indonesia juga bisa diraih.

Akhirnya, untuk hidup bahagia, salah satu yang diperlukan adalah agar orang merekreasikan diri dan salah satunya dengan mendengarkan musik. Dan lagu yang baik menurut saya bukan hanya sekedar paduan alat musikalnya yang hebat, tetapi juga syairnya yang mendidik dan membangun moralitas yang benar. Di sinilah saya kira kekuatan syair Bang Haji dalam lagunya “Ukhuwah Islamiyah”

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..