Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

HOAKS ANAK HARAM TEKNOLOGI INFORMASI

HOAKS ANAK HARAM TEKNOLOGI INFORMASI

Sesiapapun mengakui bahwa teknologi informasi menjadi instrumen paling hebat dalam menciptakan masyarakat informatif. Melalui pengembangan teknologi informasi, maka banyak perubahan revolusioner yang dapat dilakukan oleh manusia di planet bumi ini. Melalui teknologi informasi, maka dunia manusia berubah dengan sangat cepat yang disebut sebagai Revolusi Industry 4.0.

Ada dua sisi yang terlihat di dalam pengembangan teknologi informasi, yaitu: aspek positif dan aspek negative. Dari dimensi positifnya, maka diketahui teknologi informasi dapat menjadi instrument dalam kerangka menyebarkan berbagai informasi tentang kebaikan, misalnya ajaran agama, kehidupan yang baik dan benar, social order, rekonsiliasi, dan sebagainya. Bukankah kita sering menjadikan media sosial sebagai sarana untuk mendengarkan lantunan ayat al Qur’an, mendengarkan ceramah agama, mendengarkan petuah-petuah kebaikan, mendengarkan nasehat-nasehat ahli agama, tokoh masyarakat dan sebagainya.

Selain itu melalui perkembangan industry juga dihadirkan Revolusi Industry 4.0 yang sangat dahsyat yang mengubah dunia dalam sekejap. Melalui Revolusi Industry 4.0, maka ada sekian banyak perubahan yang sangat cepat. Mulai dari perubahan dalam dunia bisnis dari model konvensional ke model online, sampai munculnya smart house dan mobil pintar yang diproduksi di berbagai negara di dunia terutama negara-negara yang berteknologi maju. Di Amerika Serikat misalnya sudah dimulai mendesain mobil tanpa sopir, truck tanpa sopir dan sebagainya. Volvo dan Daimler sudah memperoleh lisensi untuk mendesain mobil pintar dengan penerapan teknologi informasi. Di jalan-jalan dalam beberapa tahun mendatang sudah didapati berseliweran mobil tanpa sopir dengan akurasi yang sangat tinggi.

Melalui aplikasi-aplikasi yang dibuat di dalam dunia perdagangan, maka terjadi pembalikan teori perdagangan yang sangat menakjubkan. Banyak ritel yang terpaksa tutup disebabkan oleh serbuan aplikasi belanja online yang terus berkembang dewasa ini, seperti: alibaba.com dan amazon.com yang menjadi pemuka dalam belanja online di tingkat dunia internasional. Di Indonesia, Go Jek yang dahulu merupakan mode transportasi dengan sepeda motor untuk jasa pengantaran orang, lalu berkembang menjadi Go Pay, Go Food, Go Massage, dan sebagainya. Dari perusahaan transportasi dengan taksi menjadi perusahaan taksi dengan aplikasi. Semua perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi informasi, yang kemudian saya sebut sebagai akan kandung positif teknologi informasi.

Kemudian juga terdapat anak kandung negative teknologi informasi, yang sering diidentifikasi sebagai cyber war atau perang media sosial. Di antara anak haram tersebut ialah hoaks, yang menjadi momok dewasa ini. Hoax sungguh merupakan informasi yang sangat menyesatkan, sengaja untuk mengacaukan dan sengaja untuk membenturkan antara fakta yang sebenarnya fakta rekayasa yang dimuati dengan tujuan sendiri-sendiri.

Di dalam cyber war ini, maka kebenaran bisa dikalahkan oleh kejahatan. Dunia kejahatan yang direkayasa menjadi kebaikan sungguh dapat membenturkan antara satu atau dua kelompok yang sedang tidak dalam nuansa konflik. Hoaks sebagai bagian dari cyber war memang sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Disinilah sebenarnya terdapat ujaran kebencian, disinformasi, hate speech, dan juga kebohongan public, dan sebagainya.

Dewasa ini kita sedang berada di era yang tidak mengenakkan. Ada banyak hoaks berseliweran, ada ujaran kebencian yang terus diproduksi oleh individu—bahkan sudah ada industry hoaks—dan disebarkan melalui media sosial. Hanya saja yang terkadang membuat kita meradang, karena ujaran kebencian itu semula hanya dianggap sebagai main-main saja, tidak serius dan sebagai bahan lelucon saja. Akan tetapi di era seperti ini, maka tidak boleh ada yang dipublish di media sosial itu dianggap sebagai lelucon. Semua dianggap serius dan jika ada orang “usil” yang melaporkannya, maka jadilah hal tersebut sebagai masalah yang sangat serius. Makanya jangan bermain-main dengan media sosial jika tidak ingin bermasalah.

Penggunaan media sosial harus dengan kesadaran penuh akan dampak yang ditimbulkannya. Jangan pernah mengunggah konten-konten negative dan mensharenya melalui media sosial. Prinsip yang penting adalah menjaga dengan kehati-hatian. Saya kira kasus pelengseran Pejabat yang terjadi di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur akhir-akhir ini, tentu disebabkan oleh ketidakhati-hatian mereka di dalam menshare informasi yang bertentangan dengan kebijakan internal suatu institusi pemerintah.

Institusi pemerintah tentu bisa memiliki regulasi, mana yang dianggap sebagai pelanggaran dan mana yang tidak dianggap sebagai pelanggaran kedisiplinan. Di sinilah makna penting menjaga kehati-hatian dimaksud. Oleh karena itu di twitter saya tuliskan: “di tengah dunia medsos yang sedemikian meluber sebaiknya kita pertimbangkan dengan hati nurani selain check and recheck atas apapun yang akan kita share ke public. Ungkap fakta tanpa prasangka, ungkap realita tanpa praduga dan jaga diri dengan kerendahan hati”

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..