• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

GENERASI MUDA BUDDHIS DAN KERUKUNAN KEBANGSAAN (2)

GENERASI MUDA BUDDHIS DAN KERUKUNAN KEBANGSAAN (2)

Saya bersyukur karena diberi kesempatan untuk memberikan petuah kepada generasi muda NSI dalam acara TGM ke 32. Selain Pak Suhadi, diberikan juga kesempatan untuk berbicara dalam forum ini ialah Pak Arif Harsono dan Pak Satimin, Pembimas Buddha pada Kakanwil Provinsi Jawa Timur.

Pak Arif Harsono, selalu Ketua Permabudhi membicarakan tentang bagaimana mendirikan Permabudhi, sebuah organisasi yang berada, dari dan untuk agama Buddha. Semula adalah didirikan LPTG atau Lembaga Pengembangan Tripitaka Gatha, yang salah satu acaranya ialah Sayemvara Tripitaka Gatha (STG) yang sudah dilakukan beberapa kali. Saat terakhir dilakukan di Candi Borobudur Magelang. Dan sesuai rencana untuk tahun 2019 akan dilaksanakan di Surabaya. Makanya, Pak Arif meminta dukungan dari semua umat Buddha untuk mendukung terselenggaranya acara STG tersebut.

Beliau berharap agar kehadiran Permabudhi bukanlah saingan siapapun termasuk Walubi, sebab organisasi ini hakikatnya ialah sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Buddha. Organisasi ini bukan atasan dari majelis-majelis di dalam agama Buddha. Organisasi ini merupakan organisasi kebersamaan yang terdiri dari seluruh organisasi dalam agama Buddha. Makanya berkumpul di organisasi ini adalah Theravada, Mahayana, NSI, dan sebagainya. Semua berkhidmah dalam kerangka pengabdian kepada agama Buddha.   Jadi, kalau saya dipilih untuk menjadi ketua Permabuddhi, maka itu dilakukan atas dasar kesepakatan semua majelis untuk mengembangkannya. Hingga hari ini sudah terdapat 27 perwakilan Permabuddhi di Indonesia. hanya tinggal beberapa provinsi yang belum memiliki perwakilannya.

Pak Satimin, Pembimas Buddha juga menyampaikan apresiasinya atas acara yang hebat ini. Jika orang yang lain berpikir untuk mendapatkan uang dalam sebuah kegiatan meskipun itu kegiatan agama, akan tetapi TGM justru mengeluarkan agar acara ini sukses. Beliau membenarkan ungkapan Pak Suhadi, bahwa keruntuhan Majapahit bukanlah karena diserang oleh Kerajaan Islam, akan tetapi karena rebutan kekuasaan di dalam kerajaan tersebut. Konflik yang terus menerus tersebut kemudian melemahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan akhirnya mereka memilih jalan lain untuk beragama.

Saya menyampaikan tiga hal terkait dengan penutupan acara ini. Pertama, adalah apresiasi atas terselenggaranya acara yang baik ini. pemuda se Indonesia menyatukan langkah dalam memandang apa yang sebaiknya dilakukan untuk masyarakat Indonesia. Para pemuda dari Parisadha NSI bertemu dan membicarakan dunia spiritulitas dan kebangsaan sekaligus.

Kedua, jagalah persatuan dan kesatuan bangsa. Tadi disampaikan bahwa konflik internal akan dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat, maka hal ini dapat menjadi acuan agar kita semua tidak tergoda untuk melakukan hal yang sama. Ingat betul bahwa persatuan adalah segala-galanya bagi kehidupan kita. Jika kita rukun dan harmoni maka persatuan dan kesatuan bangsa akan terwujud, dan sebaliknya, jika kita cerai berai dan konflik maka kita akan hancur berkeping-keping. Tentu kita tidak ingin Indonesia yang luar biasa ini menjadi bercerai berai di masa yang akan datang.

Indonesia adalah negara yang besar. Dengan sebanyak 17.000 pulau, maka Indonesia adalah negara dengan jumlah pulau terbesar.   Dengan sebanyak 1300 suku bangsa, maka menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah suku bangsa terbesar di dunia, dan dengan 500 bahasa, maka menempatkan Indonesia sebagai negara dengan bahasa terbesar di dunia. Oleh karena itu mari kita hargai kebinekaan kebangsaan ini dengan sikap terus membangun kerukunan dan harmoni untuk memperoleh keselamatan. Indonesia akan tetap jaya jika para pemudanya memiliki sikap beragama yang mengedepankan kerukunan. Anak muda yang hebat hanya akan dilahirkan oleh generasi sebelumnya yang hebat. Maka bersyukurlah kita semua karena memiliki generasi tua yang hebat sekarang ini.

Ketiga, jangan lupakan sejarah bangsa. Anak-anak muda adalah anak bangsa yang wajib tahu bagaimana bangsa ini dirumuskan dan kemudian dimerdekakakn. Tidak ada yang gratis di dalam memerdekakan Indonesia. Dimerdekakan dengan harta, dan bahkan nyawa sekaligus. Ada sangat banyak korban untuk memerdekakan Indonesia dari cengkeraman penjajah. Oleh karena itu pantaslah jika anak-anak muda terus menerus belajar sejarah bangsa.

Kita hidup di era milenial atau era revolusi industry 4.0 yang disebut sebagai era disruptif atau era ketidakmementuan, maka anak-anak semua harus memiliki pegangan yang kuat untuk meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan bangsa. Jangan pernah salah memilih dasar negara, jangan pernah salah memilih bentuk negara. Kita sudah diwarisi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebinekaan sebagai pilar kebangsaan, makanya hal ini harus terus kita perjuangkan. Para founding fathers negeri ini bisa tersenyum di alam kuburnya karena kita sampai saat ini masih seperti yang dicita-citakan, tetapi jangan sampai kita yang tua-tua ini nanti menangis di alam kubur karena anak-anak ini tidak bisa mempertahankan pilar kebangsaan dimaksud.

Makanya marilah kita rajut kerukunan beragama, kerukunan kebangsaan dan kerukunan bermasyarakat untuk menjamin bahwa Indonesia akan selalu berada di dalam NKRI yang berdasar atas Pancasila dan berbasis pada kebinekaan yang merupakan rahmat Tuhan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..