• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PUASA; KESADARAN BERSEDEKAH (21)

PUASA; KESADARAN BERSEDEKAH (21)

Kita bersyukur sebab telah bisa melampaui 20 hari puasa pada bulan Ramadlan, dan malam ini kita telah berada di malam 21 atau malam memulai 10 hari terakhir puasa Ramadlan. Jika 10 hari pertama ialah terkait dengan puasa dan rahmat Allah, maka puasa 10 hari kedua ialah terkait dengan barakah Allah dan 10 hari ketiga ialah terkait dengan maghfirah Allah. Semoga 3 (tiga) tingkatan era puasa dan kebaikan sebagai hasilnya bisa dicapai derajat kerahmatan, keberkahan dan ampunan Allah kepada kita semua. Pada hari ini saya memberikan ceramah dengan tema memperkuat kesadaran bersedekah untuk kebaikan dan kemaslahatan umat Islam khususnya di Indonesia dan masyarakat Indonesia secara umum.

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang suka bersedekah. Hal itu dibuktikan dengan ditempatkannya Indonesia pada peringkat pertama dari 20 negara yang dianggap sebagai pemberi sedekah (charity) terbaik di dunia. Di dalam Giving Index, Indonesia menempati peringkat pertama dari 20 negara, misalnya Australia, New Zealand, Belanda, UAE dan sebagainya. Berdasarkan report yang dibuat oleh Charities Aid Foundation (CAF), posisi Indonesia sangat membanggakan.

Berdasarkan laporan Charities Aid Foundation (CAF) 2017 tersebut, Indonesia menempati ranking pertama karena dibanding Australia, maka donating money kita sebesar 78 sementera Australia hanya 71, dan Volunteering time kita berscore 53 sementara Australia sebesar 40. Kita hanya kalah dibandingkan dengan Australia dalam hal helping a stranger, yaitu Indonesia sebesar 46, sementara Australia sebesar 65.

Kita mungkin bisa bertanya, bagaimana Indonesia bisa menjadi negara terbaik dalam sedekah?. Bagaimana bisa kita mengalahkan negara Uni Emirat Arab (UEA), Australia dan lain-lain. jawabannya ialah kita memiliki instrument untuk bersedekah yang luar biasa. Dan sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, maka pantaslah kalau disebut bahwa sumbangan umat Islam terhadap gerakan bersedekah itu adalah amalan nyata umat Islam.

Di antara instrument tersebut ialah zakat, infaq dan shadaqah. Zakat memiliki 4 (empat) bentuk ialah zakat fitrah untuk membersihkan diri atau badan, zakat pertanian, perdagangan dan juga zakat profesi. Sementara juga ada infaq atau pemberian yang berupa harta dan sedekah lebih luas sebab mencakup pemberian yang tidak harus berupa harta, misalnya menyenangkan hati orang lain, senyuman dan sebagainya. Zakat hukumnya wajib, sementara infaq dan shadaqah itu hukumnya sunnah.

Jika kita menyumbang masjid maka hal ini termasuk infaq dan jika kita senyum pada orang atau memberikan sumbangan kepada orang miskin secara individual maka itu termasuk sedekah. Lalu masih ada lagi wakaf yang merupakan pengalihan harta atau benda kepada institusi atau lembaga atau perorangan untuk kemaslahatan umum. Inilah sarana yang digunakan oleh umat Islam yang secara umum dinamakan sedekah atau giving. Dan saya kira kekuatan kita yang berbasis ajaran Islam ialah pada kecenderungan masyarakat Islam untuk mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah ini. al Qur’an, Surat At Taubah, ayat 103 menjelaskan “Khudz min amwalihim shadaqatan, tuthahiruhum wa tuzaqqihim biha”. Yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian dari harta mereka dan dengan zakat itu kamu membersihka dan menyucikannya”.

Saya berpendapat bahwa ajaran Islam itu full dengan pemberian pertolongan atau bantuan atau persedekahan. Sebagai perwujudan dari Islam itu rahmat bagi semua manusia, sebagaimana ayat al Qur’an, Surat Al Maidah, ayat 2: ta’awanu alal birri wat taqwa wa la ta’awanu alal itsmi wal udzwan”, artinya: “saling bertolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan keburukan”, maka jelaskah bahwa di antara instrumen penting ialah memberikan zakat, infaq dan sedekah dimaksud. Bahkan untuk bersedekah tidak perlu harta dan kekayaan, hanya dengan senyuman yang tulus, memberi makanan atau memberi minuman maka sedekah sudah didapatkan. “Idzkhalus surur shadaqatun”, artinya: “menyenangkan hati orang adalah shadaqah”.

Memang perolehan zakat kita belum optimal dari perkiraan perolehan zakat berdasarkan jumlah umat Islam di Indonesia. tahun 2017 misalnya baru mencapai 5,7 T saja dari yang semestinya 276 T. Tetapi untuk infaq dan sedekah tentu jauh lebih besar, apalagi untuk wakaf yang luasnya sudah mencapai 4 kali luasnya negara Singapura atau sekitar 4,4 Milyar Meter persegi. Sungguh merupakan prestasi umat Islam yang membanggakan.

Sebagai umat Islam, kita ini memang sungguh-sungguh luar biasa. Jangankan kita tidak memberikan “giving” kepada yang hidup yang mati saja menjadi lahan kita untuk memberikan sesuatu. Misalnya kalau kita berdoa kepada Allah, maka yang kit abaca ialah: “Allahumaghfir lil muslimina wa muslimat wa lil mukminina wal mukminat, al ahya’I minhum wal amwat”. Artinya: “Ya Allah ampuni dosa orang-orang muslim lelaki dan muslim perempuan, orang mukmin lelaki dan mukmin perempuan, yang hidup dari mereka dan juga yang meninggal”. Subhanallah, kita ini sungguh luar biasa dalam kehidupan berukhuwah Islamiyah ini. semua didoakan dan semua dimintakan ampunan kepada Allah swt.

Makanya, jika ada orang yang berdoa lalu hanya untuk dirinya sendiri, maka dia termasuk orang yang sombong dan pelit. Jadi kita harus berdoa untuk diri kita, keluarga kita dan juga seluruh umat Islam.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..