• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PUASA; MENCIPTAKAN PEMIMPIN ADIL (13)

PUASA; MENCIPTAKAN PEMIMPIN ADIL (13)

Muh. Yusral Fahmi

Malam ke-13 Ramadlan 1440 H di Musholla Al-Ihsan, Perumahan Lotus Regency Ketintang, yang bertugas memberikan ceramah keagamaan ialah ustadz Shonhadji, Lc, Al Hafidz. Tema yang dipaparkan pada malam tersebut ialah “Bagaimana Melahirkan Pemimpin Yang Adil”. Mengawali penjelasan terkait dengan tema itu, beliau memberikan gambaran bagaimana menciptakan negara yang sejahtera dengan pemimpin yang adil.

Ada tiga komponen penting untuk dapat mewujudkan negara sejahtera yang dipimpin pemimpin yang adil. Pertama, Istri harus sholihah. Hal ini penting sebab semua anak lahir dari rahim ibu, jika yang mengandung dan melahirkan adalah orang sholihah maka kemungkinan besar anak tersebut bisa menjadi anak yang sholeh-sholehah. Sebagaimana riwayat khalifah Umar Bin Khattab dalam kitab Hikayatu Islamiyyah Qabla an-Naum, Karya Najwa Husain Abdul Aziz, Kairo: Maktabah  Ash-Shofa 2001. Dalam kitab itu dikisahkan Khalifah Umar bin Khattab ketika tengah melakukan “blusukan” di tengah perjalanan merasa Lelah kemudian beliau istirahat. Saat khalifah sedang istirahat, tidak sengaja mendengar percakan antara Ibu dan Anak gadisnya “wahai anakku oploslah susu yang kamu perah tadi dengan air, lalu si gadis menolak perintah ibunya dengan mengatakan: apakah Ibu tidak pernah mendengar perintah Amirul Mukminin Umar bin Khattab untuk tidak menjual susu yang dicampur air?  Sang anak menimpalinya lagi dengan “Dia tidak melihat kita, tapi Rabb-nya melihat kita dan demi Allah saya tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan melanggar seruan Khalifah Umar untuk selama-lamanya” Gadis tersebut menolak dengan yakin dan tegas.

Setelah mendengar percakapan di atas, khalifah Umar bin Khattab menceritakan kepada anak laki-lakinya, Ashim bin Umar dan meminta agar anaknya menikahi seorang gadis yang memiliki kejujuran tersebut.

Kedua, anak yang bisa menjadi Qurrota A’yun. Kita sebagai orang tua mampu mecetak keturunan yang dapat membanggakan kedua orang tua. Dalam konteks ini kiranya kita patut merenungkan firman Allah dalam Surat Al-Furqon: 74, yang berbunyi “Rabbana Hablana min Azwajina wa Dzurriyatina Qurrota A’yun waj ’alna lil Muttaqina Imama (Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa). Mencetak anak yang mampu menjadi penyejuk jiwa tentu bukanlah hal yang mudah, untuk mencapai kategori tersebut para orang tua dituntut untuk dapat dijadikan panutan serta contoh bagi anak-anaknya. Selain itu juga diharap selalu memohon kepada allah agar diberikan anak yang dapat menjadi penyejuk serta berbakti kepada orang tua. Disaat yang sama kita sebagai orang tua hendaknya mengawasi pergaulan anak-anak kita, sebab di zaman saat ini yang disebut oleh para pakar “zaman tidak menentu” membutuhkan peran ekstra orang tua dalam menjaga anak agar tetap on the track seperti yang kita harapkan.

Ketiga, pemimpin yang adil. Pengertian sederhana adil adalah mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, sehingga seorang pemimpin semestinya memiliki kemampuan memempatkan sesuatu hal pada porsinya. Sebab jika pemimpin tidak mampu bersikap adil, mustahil sebuah negara akan mensejahterakan rakyatnya. Pemimpin yang adil di dalam Al-Qur’an digambarkan melalui surat Al-Nahl: 90, “Innallaha ya’muru bil ‘adli wal-ihsaani wa-iitaa-i dziil qurba wayanha ‘anil fahsyaa-i wal munkari wal baghyi ya’izhukum la’allakum tadzakkaruun”, yang artinyaSesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.  Negara yang sejahtera dan pemimpin adil yang kita dambakan adalah seperti ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz, di mana pada masa kepemimpinan beliau negara sangat sejahtera dan rakyat makmur. Sebagai bukti makmurnya rakyat pada masa kepemimpinan beliau, mencari orang untuk sedekah saja sampai tidak ditemukan.

Tiga komponen di atas semoga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita masing-masing dan menjadi penyemangat untuk memperbaiki kualitas ke-Ummat-an kita. Semoga kita dimudahkan untuk menjadi ummat yang hakiki yang memiliki predikat paripurna.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..