CENTER OF FRIENDLY LEADERSHIP
CENTER OF FRIENDLY LEADERSHIP
Akhirnya keinginan saya untuk menyelenggarakan pelatihan “Friendly Leadership” dapat diwujudkan. Melalui saringan terhadap sebanyak 15 orang mahasiswa dari berbagai jurusan, di UIN Sunan Ampel, akhirnya terdapat sebanyak 11 orang yang lulus untuk mengikuti pelatihan ini. Dengan demikian angkatan pertama telah dimulai penyelenggaraannya. Dengan di asuh oleh Dr. Chabib Mustafa, Yusrol Fahmi, MSi, Cholil Umam dan saya, pelatihan tersebut bisa diselenggarakan. Mimpi untuk membangun center of leadership telah diwujudkan.
Mimpi untuk memiliki center of leadership, center of research and center of writing, sesungguhnya sudah muncul di dalam waktu yang cukup lama, yaitu semenjak saya kembali dari tugas jabatan sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama dan menjadi Guru Besar Sosiologi pada UIN Sunan Ampel. Saya berpikir bahwa harus ada sesuatu yang dapat saya berikan kepada orang lain –khususnya mahasiswa—agar memiliki seperangkat pemahaman tentang manajemen dan kepemimpinan sebagai bekal dalam menghadapi tantangan kehidupan yang lebih kompleks di masa depan.
Pelatihan ini memang hanya merekrut sebanyak 15 orang mahasiswa dari berbagai jurusan. Melalui test yang saya lakukan didapatkan sebanyak 14 orang yang dinyatakan lulus dan kemudian sebanyak 11 orang yang dapat mengikuti kegiatan pelatihan ini. Mereka adalah mahasiswa yang memiliki keinginan untuk mendapatkan seperangkat pengetahuan tentang bagaimana memanej dan memimpin.
Sesungguhnya ada keinginan yang sangat kuat dari dalam diri saya, bahwa pengalaman saya sebagai birokrat –rektor, dirjen dan sekjen pada kemenag—merupakan pengalaman berharga yang dapat ditularkan kepada para mahasiswa dan juga siapapun yang memiliki minat untuk kepentingan ini. Hasrat ini tentu menjadi nyata berkat dukungan, Dr. Chabib Mustafa, Cand. Dr. Cholil Umam dan Yusrol Fahmi, MSi yang tenaga dan pikirannya sangat dibutuhkan untuk kepentingan ini.
Tanggal 27 April 2019 merupakan hari pertama pembukaan Friendly Leadership Training. Hari itu adalah momentum bagi saya dan kawan-kawan untuk memberikan sumbangan bagi mahasiswa agar memperoleh tambahan lampiran ijazah, yang sekarang disebut sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Gagasan ini sudah lama saya canangkan pada tahun 2010, di kala saya menjabat sebagai Rektor IAIN Sunan Ampel, bahwa setiap mahasiswa harus memiliki banyak lampiran ijasah. Tahap pertama IAIN Sunan Ampel menjalin kerja sama dengan Microsoft Indonesia untuk menerbitkan sertifikat atas dasar kelulusan mahasiswa dalam pelatihan program komputer dasar.
Ada pemikiran dasar pada waktu itu, bahwa mahasiswa harus berkemampuan dasar computer sebagai prasyarat untuk menjemput kehidupan. Bayangkan bahwa mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), lalu ditanya oleh tim Koran pada waktu pemagangan, dengan pertanyaan yang sangat mendasar: “apakah anda bisa computer”. Makanya, dengan semangat kuat kita lahirkan sertifikat kemampuan dasar computer yang dikeluarkan oleh Microsoft.
Pemikiran ini bergulir dan menyebar di seluruh PTKIN, terutama pada saat saya menjabat menjadi Dirjen Pendis, sebab di banyak kesempatan selalu saya sampaikan tentang pentingnya alumni PTKIN memiliki kemampuan lain selain ijazah dan transkrip nilai. Jadi, mereka memiliki sertifikat bahasa Arab dan Inggris, lalu sertifikat computer dan lain-lain. Jadi, mahasiswa tentu harus belajar mengenai banyak hal selain hardskill tentang keilmuannya.
Saya diilhami oleh Dale Goleman yang mengajarkan kepada kita, bahwa hard skill hanya memberikan sumbangan sebanyak 20 persen saja, sementara itu soft skill memberikan sumbangan sebanyak 80 persen. Itu artinya, bahwa seseorang jangan hanya pandai dan cerdas dalam ilmunya saja, akan tetapi juga cerdas di bidang lainnya, khususnya kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan skill lain yang diminatinya. Oleh karena itu, kehadiran “Friendly Leadership Training” ini menandai akan satu tambahan sertifikat bagi alumni PTKIN tentang Surat Keterangan Pendamping Ijazah, yaitu Sertifikat Friendly Leadership Training.
Mereka yang mengikuti program ini akan diberikan materi tentang “Tantangan Generasi Milenial di Era Industri 4.0, Manajemen Konvensional dan Modern, Total Quality Management, Manajemen Kinerja, Kepemimpinan berbasis spiritual, Membangun Tim Kerja, Kemampuan Soft Skill dan sebagainya” dengan tehnik penyajian yang berupa ceramah, tanya jawab dan game yang didesain sesuai dengan tema yang dibahas.
Saya berharap bahwa mereka yang mengikuti pelatihan ini akan dapat menjadi agen dalam perubahan di manapun nantinya mereka menempatkan dirinya. Saya berkeyakinan bahwa melalui pelatihan ini akan didapatkan seperangkat pengalaman tentang bagaimana memimpin dan bagaimana menjadi pemimpin.
Wallahu a’lam bi al shawab.