Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENDISKUSIKAN ISLAM NUSANTARA BERKEMAJUAN (2)

MENDISKUSIKAN ISLAM NUSANTARA BERKEMAJUAN (2)
Giliran berikutnya yang membedah buku saya ialah Dr. Abdul Ghafur Maimun, alumni Universitas Al Azhar Mesir, yang sekarang menjadi pengelola STAI Al Anwar Sarang. Menurut Beliau, bahwa kita ini lebih banyak berbicara tentang kulitnya Islam dan bukan substansi Islam. Di dalam hal ini, orang sering salah paham tentang Islam Nusantara juga disebabkan oleh anggapannya bahwa Islam Nusantara dianggap sebagai varian baru Islam. Padahal sebenarnya Islam Nusantara itu ya Islam yang itu juga.
Kita ini terkadang minder dan menganggap bahwa ulama dari Timur Tengah itu lebih dari segalanya. Makanya untuk memberi fatwa tentang masalah di Indonesia diperlukan ulama dari Timur Tengah. Kasus Ahok, misalnya harus didatangkan ulama Mesir untuk memberikan kesaksian ahli. Padahal yang bersangkutan tidak tahu tentang permasalahan di Indonesia. Marilah kita berpikir lebih jernih, untuk menyelesaikan problem orang Indonesia itu haruslah orang Indonesia sendiri. Ada banyak ulama Indonesia yang mumpuni dan tahu tentang masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia.
Ada sebagian kecil orang Indonesia yang menginginkan kita kembali ke masa lalu, 14 abad yang lalu. Mestinya ita berpikir bagaimana kita itu beragama dengan masa sekarang. Dahulu orang ke Mekkah atau ke Madinah memakai onta. Sekarang di zaman modern, orang pergi haji dengan pesawat terbang, dengan mobil. Jadi jangan memaksakan kehendak untuk mengikuti paham keagamaan yang memang bisa bervariasi. Kita tidak mengubah al Qur’an dan al Hadits yang memang sudah jelas. Yang bisa berubah itu ialah penafsiran terhadapnya. Makanya, jangan memaksakan bahwa yang benar adalah tafsirnya sendiri. Dalam Hukum Islam saja terkadang ada yang disebut sebagai qaulani atau dua pendapat bahkan bisa lebih banyak pendapat. Makanya, mari kita melakukan ajaran agama sesuai dengan pemahaman kita tentang agama tersebut.
Pak Dr. Imam Syafe’i, Direktur Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum pada Ditjen Pendidikan Islam sengaja saya pilih untuk menjadi narasumber dalam acara bedah buku ini tentu dengan berbagai pertimbangan. Beliau adalah orang yang sangat menyenangkan jika berbicara di forum karena memiliki talenta humor yang sangat orisinal dan juga seorang yang menggeluti dunia pesantren luar biasa. Benar juga akhirnya bahwa Beliau dapat mengocok perut audience dengan joke-jokenya yang segar. Beliau nyatakan bahwa kita harus memiliki mimpi tentang pendidikan Indonesia masa depan. Saya bersyukur, kata bahwa Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) menuai keberhasilan yang optimal. Jika di masa lalu santri sangat sulit menjadi dokter, maka dengan program ini, banyak santri berprestasi yang bisa menjadi dokter. Jadi yang penting adalah berikan peluang, maka pasti akan bisa diraih prestasi tersebut.
Tantangan yang tidak kalah menarik ialah bagaimana kita memiliki kesadaran agar daerah pinggiran Indonesia tersentuh program pendidikan dan agama. Maka kita buat program pengembangan pendidikan agama di wilayah pinggiran Indonesia. program bina kawasan. Dan salah satu kekuatan Buku Prof. Nur Syam adalah tentang bagaimana pendidikan di Indonesia harus berkualitas di masa depan. Jadi, salah satu kekuatan ke depan bagi Indonesia ialah jika pendidikan kita berhasil.
Sementara itu, Prof. Kacung Marijan juga menyatakan bahwa untuk membangun Indonesia yang berhasil, salah satu kuncinya ialah ketika kita bisa melakukan dialog antar umat beragama. Dengan terus mengembangkan dialog antar umat beragama maka kita akan bisa meneruskan pembangunan bangsa dengan sebaik-baiknya. Salah satu yang menyebabkan kita ini tidak bisa berpikir ke depan adalah kita terbelenggu oleh diskusi yang tidak produktif. Misalnya, seperti kesalahan memahami tentang Islam Indonesia itu. Seharusnya kita tidak berada di dalam ruang untuk berdebat tentang hal-hal yang tidak produktif. Islam di Indonesia semenjak dahulu itu seperti ini. Ada tradisi yang menjadi penyedap terhadap keberislaman kita. Makanya kita harus mendukung terhadap upaya untuk Gerakan Moderasi Beragama, sebab dari sini kiranya, upaya untuk melstarikan negara ini akan terwujud.
Diskusi yang dipandu oleh Dr. Sukowidodo ini juga sangat menarik tidak hanya dari aspek guyonannya akan tetapi juga pendapat-pendapat orisinal dari nara sumbernya. Dan yang lebih menarik juga banyak pembahas yang menanyakan tentang materi diskusi ini. Sungguh saya kira bahwa diskusi ini bisa menjadi penjelas tentang kesalahpahama kita dewasa ini tentang Islam Nusantara, Islam Berkemajuan dan juga tentang dialog antar umat beragama serta gerakan moderasi beragama yang sekarang sedang menjadi trending topic di Indonesia maupun dunia internasional.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..