Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KEMBALI MENGABDI SEBAGAI DOSEN (4)

KEMBALI MENGABDI SEBAGAI DOSEN (4)
Kegamangan tentu tidak boleh berlalu dalam waktu yang lama. Artinya, bahwa diperlukan way out dalam kerangka untuk menyiapkan bagaimana para mahasiswa sebagai calon penerus bangsa ini akan bisa menghadapi tantangan yang sangat ketat di era yang akan datang. Tidak hanya tantangan terkait dengan perebutan sumber daya ekonomi, akan tetapi juga tantangan sebagai bangsa dan sosial budaya lainnya.
Saya berpikir, bahwa sebaiknya kita memang melakukan beberapa hal, yang kiranya harus dirumuskan oleh suatu team yang kuat. Tantangan ini bukan problem individu, akan tetapi adalah tantangan semua para pendidik, baik guru maupun dosen, dan bahkan juga tantangan pemerintah dan masyarakat. Saya berpikir bahwa problem bangsa ini merupakan tugas bersama dan memerlukan penanganan bersama. Para dosen dan guru adalah part of program besar yang akan terlibat secara aktif di dalam menghadapi era yang akan datang.
Era sekarang disebut sebagai era teknologi informasi atau era digital. Siapapun yang menguasai era digital, maka dialah yang sesungguhnya akan menjadi pemenang. Jika di era Industri 1.0, maka siapapun yang memiliki kekuatan modal untuk memanfaatkan mesin uap, maka dialah yang menguasai medan dunia. Mungkin masih bisa diingat tentang kekuatan tentara Jerman di era Perang Dunia II ialah karena kekuatan mobilisasi pasukan melalui darat dengan menggunakan kereta api. Selain itu dengan ditemukannya mesin uap juga sangat memungkinkan terjadinya perdagangan antar negara. Seluruh benua Eropa bisa disambungkan dengan kekuatan kereta uap, lalu juga benua Amerika dan sebagainya.
Lalu di era industry 2.0., maka juga terjadi lompatan teknologi yang luar biasa. Misalnya dengan berkembangnya produk manufacturing seperti mobil dan peralatan-peralatan kehidupan yang menggunakan sumber daya listrik. Perkembangan perdagangan dan mobilisasi manusia juga menjadi sangat tinggi disebabkan oleh adanya pabrik-prabrik dengan berbagai bentuk dan produknya.
Kemudian di era industry 3.0, maka manusia dimanjakan dengan kehadiran teknologi computer. Melalui mesin computer portable atau personal computer, maka pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan kehadiran teknologi komputer, maka pekerjaan yang dahulu dikerjakan dengan manual, maka kemudian menjadi lebih ringkas. Juga ditemukannya teknologi telepon lalu kemudian mesin faximile, email dan sebagainya, maka dapat menghasilkan relasi yang on time. Jika menggunakan surat menyurat bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan, maka dengan mesin faximile, maka surat akan datang hanya dalam beberapa menit.
Pada era industry 4.0, maka dunia semakin terlipat dan tanpa batas. Sekaranglah sesungguhnya era globalisasi itu. Bayangkan dengan alat hand phone, maka dunia menjadi tidak berbatas. Dengan ditemukannya teknologi android, maka hubungan antar manusia antar wilayah tidak lagi mengalami kendala. Era sekarang merupakan era teknologi aplikasi, sehingga banyak hal –terutama dunia perdagangan—banyak mengalami perubahan. Jika di masa lalu, sebuah mall atau supermarket yang dibutuhkan pertama ialah bangunan mall atau supermarket, namun dengan perkembangan aplikasi teknologi informasi maka toko tidak harus memiliki gedung, sebab gedungnya ialah aplikasi itu. Menjamur e-commerce yang luar biasa. Banyak juga perusahan angkutan yang tidak memiliki satupun armada, sebab armadanya ialah aplikasi itu. Perusahan taksi di Malaysia bisa beroperasi di Indonesia dengan hanya mengandalkan aplikasi tekonologi informasi.
Makanya kemudian berkembang ekonomi digital, yaitu dunia ekonomi yang tidak lagi berbasis pada perdagangan konvensional, akan tetapi berbasis digital. Jadi siapa yang menguasai teknologi informasi dengan seperangkat aplikasinya, maka dialah yang akan menguasai ekonomi tersebut. Di dunia dikenal, misalnya Amazon.com, Alibaba.com, dan sebagainya yang dapat menguasai dunia perdagangan dengan kekuatan teknologi aplikasinya.
Banyak sekarang anak-anak muda yang menjajakan perdagangan dengan aplikasi teknologi computer, misalnya Go-Jek, yang dikomandani oleh Nabiel Makarim, lalu juga ada Grabb yang berpusat di Malaysia, Bukalapak, Shophie, Shahnaz Shop dan sebagainya. semua ini adalah dunia perdagangan yang tidak memanfaatkan gerai sebagai tempat memajang barang-barangnya, akan tetapi dengan aplikasi. Dari Go-Jek yang merupakan cikal bakal perusahaan transportasi, maka sekarang sudah berkembang Go-Food, Go-Bank, Go-lainnya yang menjadi anak-anak perusahaan.
Perkembangan ini sungguh luar biasa, dan yang menjadi masalah adalah apa yang bisa diberikan kepada anak-anak UIN dengan segala program dan jurusannya.
Mungkin ada di antara kita yang bertanya, core business UIN adalah ilmu agama, ataupun jika ada program studi lain adalah pendukung core business ini. tetapi yang jelas bahwa apapun program studinya, mereka harus tetap dididik untuk menghadapi tantangan teknologi informasi. Jadi, bagaimana dakwah di era teknologi informasi, perdagangan syariah berbasis teknologi informasi, tafsir dan hadits berbasis teknologi informasi, dan sebagainya.
Selain itu, mereka mestilah diberi program sertifikasi yang memungkinkan para mahasiswa dapat mengakses kehidupan secara lebih baik. Dan ini semua adalah tantangan para dosen yang memang diciptakan oleh Allah untuk menjadi teoretisi dan praktisi pendidikan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..