Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KEBAHAGIAAN SEORANG PENDIDIK (2)

KEBAHAGIAAN SEORANG PENDIDIK (2)
Menjelang kepulangan saya ke Surabaya, setelah selama 6,5 tahun menjadi Pejabat Tinggi Madya, pada Kemenag RI, maka di rumah dinas –Jalan Indramayu No. 14, Menteng, Jakarta—diselenggarakan acara temu muka untuk melepas kepulangan saya tersebut. Hadir pada acara ini ialah mahasiswa-mahasiswa di masa lalu, dan juga Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Masdar Hilmy, MA, PhD., Dekan Fakultas Dakwah, Dr. Abdul Halim, MA., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Dr. Ah. Ali Arifin, MEI., Pengasuh Ma’had Al Jami’ah, HM. Mujib Adnan, MA., dan Sekretaris Penelitian, Abdul Basith, MPd.
Sungguh merupakan suatu kebahagiaan bahwa acara yang tidak direncanakan dengan seksama tersebut ternyata dihadiri oleh banyak sahabat dalam kapasitasnya masing-masing. Saya sangat menghargai terhadap keberadaan acara ini sebab tidak hanya acara kangen-kangenan tetapi juga acara ritual, sebagaimana Orang NU melakukannya selama ini, yaitu Yasinan dan Tahlilan. Acara yang juga biasa saya lakukan selama ini di sela-sela kesibukan saya sebagai pejabat di Jakarta. Apapun kesibukannya, acara ritual ini tidak boleh dilupakan sama sekali.
Tidak ada acara ceramah atau yang terkait dengan nasehat keagamaan. Saya tidak ingin bahwa acara kangen-kangenan itu dimuati dengan acara keagamaan yang sangat banyak. Oleh karena acara ini juga tidak didesain dengan ketat. Hanya guyonan saja. Sungguh bisa menjadi acara humor dan tawa yang tidak henti-hentinya.
Yang banyak justru selfi dan foto-fotoan. Lalu, mereka membentuk kelompok-kelompok yang tidak didesain sedemikian rupa. Secara alami saja terjadi pengelompokan berdasarkan usia dan angkatan atau persahabatan. Maklumlah bahwa mereka ini memiliki kedekatan yang bisa berbeda-beda. Mereka memang saling mengenal, akan tetapi tentu ada yang lebih atau kurang.
Saya merasakan betapa sebagai seorang guru atau dosen, akan merasakan kebahagiaan di kala para mitranya di masa lalu itu berkumpul dalam momentum yang menggembirakan. Tidak ada yang melebihi di saat mereka pada datang dan saling berceloteh tentang masa lalu dan masa kininya.
Saya memang memiliki hubungan yang demikian baik dengan mitra kerja saya di masa lalu itu. Maklumlah di saat itu, saya sering menginap di kantor atau disebut doktor atau mondok di kantor. Isteri dan anak-anak saya menetap di Tuban, sehingga saya hadir di kantor saat mengajar. Selama 4 (empat) hari saya di kantor. Senin sampai Kamis saya di kantor dan selebihnya berada di Tuban. Di saat malam, biasanya mereka bertemu. Mereka sering datang untuk membelikan makan malam. Lalu, membicarakan banyak hal. Mulai dari mata kuliah sampai persoalan aktivis kemahasiswaan. Maklum di antara mereka kebanyakan ialah aktivis mahasiswa di IAIN kini UIN Sunan Ampel Surabaya.
Saya memang tidak memasuki arena menjadi aktivis di Jakarta. Sejauh yang saya pernah lakukan ialah menjadi aktivis di tingkat korcab, dan bukan sebagai pimpinan puncak. Saya memang lebih banyak berkiprah di organisasi intra universitas. Tepatnya pernah menduduki jabatan Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, lalu berlanjut menjadi Sekretaris Umum Badan Pelaksana Kegiatan Mahasiswa (BPKM) IAIN Sunan Ampel. Pada waktu itu, IAIN Sunan Ampel di Surabaya menjadi pusat dan beberapa Fakultas Lainnya di luar Surabaya menjadi cabang, misalnya IAIN Sunan Ampel di Malang, Tulungagung, Pamekasan, Kediri, Ponorogo, Mataram dan juga Banjarmasin. Jadi wilayah BPKM juga sesuai dengan wilayah-wilayah tersebut.
Kala menjadi dosen itulah saya memiliki kedekatan dengan para mahasiswa terutama para aktivis. Tidak hanya di ruang kuliah saja bertemu tetapi juga di kegiatan pendampingan, tutorial dan juga ngobrol bareng di malam hari. Waktu itu, banyak dosen Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel yang menginap di kantor. Bahkan juga Pak Wakil Dekan I dan berlanjut sebagai Dekan Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Pak Imam Sayuti Farid, juga menginap di Fakultas. Makanya, hubungan dosen dan mahasiswa dan bahkan dengan pimpinan Fakultas itu sedemikian bersahabat.
Rasanya, kedekatan saya dengan para mahasiswa dan juga para dosen itulah yang kemudian membentuk sikap-sikap saya di kemudian hari. Saya sesungguhnya banyak belajar dari relasi saya dengan mahasiswa dan juga para dosen. Maklumlah di Perguruan Tinggi nyaris relasi antara mahasiswa dengan dosen dan pimpinan fakultas itu tidak terdapat hirarkhi, tidak ada jarak antara satu dengan lainnya. Tentu sangat berbeda dengan dunia birokrasi yang terkadang memang menyisakan jarak atau hirarkhi antara atasan dan bawahan.
Dan tentu yang membuat saya bersyukur ialah hubungan sosial itu tidak terputus hingga sekarang. Sangat banyak mahasiswa saya yang hingga sekarang tetap menjalin komunikasi dengan baik dengan saya dan bahkan juga dengan keluarga saya. Sungguh relasi yang terjalin berdasarkan rasa hubungan guru-murid namun tidak menyisakan ruang perbatasan di antara kita.
Sesungguhnya yang kita harapkan di dalam kehidupan ini ialah manakala relasi sosial yang kita bangun itu terus berlangsung dengan baik dan tidak menyisakan masalah yang menyebabkan terkoyaknya relasi sosial dimaksud. Saya merasakan bahwa hubungan saya dengan para mahasiswa saya semenjak dahulu hingga sekarang tetap berada di dalam konteks saling memahami dalam kepentingan yang sangat wajar.
Melihat kenyataan ini, maka sangatlah wajar jika saya menyatakan bahwa kebahagiaan seorang guru atau dosen ialah jika melihat mahasiswanya masih memiliki kedekatan hubungan emosional dan bukan hanya relasi intelektual. Dengan tetap mengedepankan hubungan emosional di dalam relasi intelektual tersebut, maka hubungan sosial akan menjadi langgeng tanpa rekayasa.
Inilah yang saya lihat dalam acara farewell party yang terselenggara di malam itu. Terima kasih anak-anakku, mahasiswaku dan juga kolegaku. Semoga relasi sosial berbasis hati ini akan terus berlangsung sebagai bukti bahwa kita adalah hamba Allah yang memang diciptakan untuk kepentingan memiliki hubungan sosial yang baik.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..