Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN DI ERA MILENIAL (1)

PENDIDIKAN DI ERA MILENIAL (1)
Di tengah sempitnya waktu yang tersedia, saya akhirnya juga harus memilih untuk datang pada acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. Acara tahunan tentang halaqah pembelajaran bahasa Arab ini tentu dimaksudkan sebagai sarana untuk memberikan tambahan wawasan bagi mahasiswa Fakultas program studi bahasa Arab. Hadir pada acara ini ialah Wakil Rektor Bidang Akademik, Ibu Wahidah Siregar, MA, PhD., Wakil Rektor Bidang Administrasi umum, Prof. Dr. Abu Azam, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prof. Dr. Ali Mas’ud, Dekn Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam, Dr. Ah. Ali Arifin, Prof. Dr. HM. Ridlwan Nasir, Prof. Dr. Ali Mufrodi, dan lain-lain.
Saya tentu mengapresiasi terhadap program halaqah ini, sebab menghadirkan narasumber dari penutur asli bahasa Arab, yaitu Dr. Abdullah Al Hulaibi dan Dr. Najla Al Bunyani dari Universitas King Fahd Arab Saudi. Saya hadir dalam kapasitas sebagai pemerhati pendidikan di Indonesia, selain sebagai professor di UIN Sunan Ampel. Saya tentu tidak membicarakan tentang pembelajaran Bahasa Arab, sebab hal ini bukanlah keahlian saya, akan tetapi saya membicarakan mengenai tantangan pendidikan di era Milenial dan secara khusus dunia pendidikan dalam menghadapi terhadap era industry 4.0 yang sekarang sedang berlangsung.
Kita sedang memasuki era industry 4.0. Era industry secara tipologis bisa dibagi ke dalam empat kategori, yaitu industry 1.0, yang ditandai dengan penemuan mesin uap, yang dapat mendorong muculnya kapal, kereta api dan lain-lain. Industry 2.0 ditandai dengan penemuan listrik dan teknologi perakitan (assembly line) yang dapat meningkatkan produksi barang. Industry 3.0 yang ditandai dengan inovasi teknologi informasi, komersialisasi personal computer dan lain-lain, dan era industry 4.0 yang ditandai dengan kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara massif.
Perubahan era ini semakin cepat seirama dengan perubahan demi perubahan yang dilakukan oleh pengembangan teknologi informasi. Coba kita lihat perubahan penggunaan telepon. Pada tahun 2000-an awal masih dikenal teknologi informasi telepon melalui warnet. Bagi yang tidak memiliki telepon sambungan di rumah, maka bisa pergi ke warnet untuk menelpon atau berinternet, tetapi di akhir 2000-an kita sudah melihat penggunaan handphone pintar untuk menjadi sarana komunikasi jarak jauh. Bisa ditenteng di mana-mana dan digunakan di mana saja. Selama ada signal yang menghubungkan dengan layanan hand phone maka dapatlah kita menggunakannya. Tetapi dalam waktu singkat, teknologi android bisa menjawab semua hal yang kita butuhkan. Jika di masa sebelumnya hand phone hanya memiliki tiga fitur saja, yaitu telephone, SMS dan aplikasi lain seperti music, dan lain-lain, maka sekarang teknologi hand phone sudah sedemikian canggih. Hand phone dapat digunakan untuk media sosial dengan layanan yang sangat komplit.
Wajah teknologi dunia sekarang ini sudah merambah pada keseluruhan kehidupan manusia. Misalnya, sharing economy, yaitu munculnya industry berbasis IT yang saling bekerja sama untuk menghasilkan produk dan melayani kebutuhan masyarakat, misalnya NETFLIX, swap, dan sebagainya. Lalu, e-Education, ialah pengembangan teknologi untuk kepentingan pendidikan. Melalui teknologi informasi maka berbagai industry menawarkan paket-paket program pembelajran yang lebih mudah dan terjangkau. Misalnya canvas network, Future learn dan sebagainya. Sekarang ini sudah banyak perguruan tinggi yang menawarkan daring system dalam program pembelajaran.
Kemudian e-Government. Sebagaimana diketahui bahwa era sekarang adalah era elektronik, sehingga dunia birokrasi juga harus mengikutinya. Pemerintahan yang efektif dan efisien ditandai dengan kecepatan merespon terhadap perubahan sosial yang terjadi. Cloud collaborative ialah dengan ditemukannya Google sebagai mesin pencari yang sangat hebat. Melalui Google maka semua kebutuhan manusia tentang informasi akan dapat dilayaninya. Tidak hanya informasi mengenai bisnis dan investasi, akan tetapi juga tempat rekreasi, kuliner dan bahkan informasi agama. Semua tersedia di dalam mesin pencari ini. Selain juga ada misalnya, Microsoft Office 365 dan sebagainya. Lalu, Marketplace, yaitu dengan ditemukannya aplikasi untuk pengembangan bisnis melalui media IT. Munculnya star up, Gojek, bukalapak, tokopedia dan sebagainya. Gojek, Grab misalnya dapat mengubah perusahaan transportasi yang selama ini menggunakan sarana mobil dan sebagainya menjadi cukup dengan aplikasi. Perusahaan taksi tanpa taksi. Dengan aplikasi bukalapak juga mengubah performance toko yang selama ini identic dengan barang dan jasa menjadi cukup jasa saja. Bukalapak dan Tokopedia adalah toko tanpa barang yang dijajakan di toko. Melalui teknologi ternyata bisa mengubah life style masyarakat secara mendasar. Selain itu juga ada online Health services, Smart Manufacturing, Smart City dan sebagainya.
Bagaimana kita harus menghadapinya? Kita harus mengembangkan cara berpikir kita dengan 4 (empat) Competency, yaitu: critical thinking and problem solving, creativity and innovation, communication and collaboration. Kita harus belajar berpikir kritis, yaitu berpikir responsive dan antisipatif terhadap perubahan dan kemungkinan perubahan yang akan terjadi. Dengan kata lain, kita harus berpikir lateral dan bukan konvensional. Perusahaan-perusahaan start up yang kita jumpai sekarang adalah hasil dari berpikir lateral atau blue sky thinking. Kita harus menghadapi setiap perubahan dengan menyajikan solusi yang tepat.
Kreativitas dan inovasi memegang peran penting di era disruptive ini. Jika kita tidak berani melakukan lompatan kreativitas dan inovasi maka dipastikan kita akan ketinggalan. Kantor bank tanpa bangunan, toko tanpa bangunan dan barang, perusahaan taksi tanpa mobil dan sebagainya adalah contoh lompatan inovasi yang luar biasa. Dengan teknologi informasi, maka semuanya bisa dilakukan.
Kita juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang memadai. Saya merasa senang karena para mahasiswa ini memiliki kemampuan Bahasa Arab yang baik. Jadi sudah memiliki dasar penting untuk bisa berkomunikasi dengan dunia internasional khususnya bagi yang berada di Timur Tengah. Sekarang hanya dibutuhkan kemampuan berkomunikasi baik yang bercorak intrapersonal maupun inter personal. Saya kira kita perlu menambah tata cara dan menambah keberanian untuk menggunakan kemampuan komunikasi tersebut untuk kemaslahatan.
Dan yang terakhir ialah kemampuan kolaborasi. Dunia ini dibangun di atas kerja sama. Maka siapa yang memiliki kerjasama yang baik, maka dialah yang menguasai dunia ini. Oleh karena itu kuasai kerja sama dengan kompetensi di bidang bahasa, teknologi informasi dan kemampuan hard skill dan soft skill lainnya untuk meraih masa depan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..