Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KE ROMA: ZIARAH KE BASILIKA SANTO PETRUS (10)

KE ROMA: ZIARAH KE BASILIKA SANTO PETRUS (10)
Basilica adalah gereja yang sangat besar. Basilica Santo Petrus Vatikan adalah Gereja Katolik terbesar di dunia. Lalu juga ada gereja yang ukurannya lebih kecil dan yang paling kecil adalah kapel. Salah satu diantaranya ialah Kapel Clementina di Katakombe yang dulu kala dijadikan sebagai tempat MIsa Harian oleh para Paus.Di dalam Basilica ini terdapat banyak capel. Salah satunya ialah capel yang dijadikan sebagai tempat Misa Harian oleh Paus. Saya sempat untuk melihat Capel ini. Di dalamnya terdapat beberapa kursi yang kiranya dijadikan tempat duduk para peserta Misa Paus.
Basilica Santo Petrus merupakan gereja yang sangat besar dan indah. Keindahannya, saya kira tidak tertandingi. Saya sangat mengagumi terhadap hasil cipta, rasa dan karsa para pendiri Basilica ini. Sebuah warisan budaya yang sangat adiluhung. Rasanya, Basilica Santo Petrus adalah tempat ibadah yang paling indah di dunia. Pantaslah kalau menjadi salah satu keajaiban dunia dan menjadi tempat wisata ziarah yang mengagumkan.
Tinggi Basilica Santo Petrus bagian tengah ialah 1515 Kaki atau 462 M. Diameter Kubah dalam 1361 kaki atau 462 M. Diameter kubah dalam 1377 kaki atau 420 M. Peletakan batu pertama pembangunan Basilika Santo Petrus dilakukan pada tanggal 18 April 1506 M. Kubah luar Basilica Santo Petrus bisa dilihat dari tempat kami, Villa Aurelia. Jika pagi hari sambil sarapan pagi, pastilah kami bisa melihat kubah Basilica Santo Petrus.
Di samping Basilica Santo Petrus ada rumah tinggal Paus. Basilica Santo Petrus merupakan rumah tinggal Paus. Lalu juga menjadi tempat pemakaman orang-orang Suci di dalam Agama Katolik. Itulah sebabnya banyak peziarah Katolik tekun berdoa di depan makam-makam itu. Tidak jauh dari Basilica itu terdapat Kapel Sistina. Kapel ini selain menampung berbagai lukisan Micheleangelo, juga sampai hari ini juga digunakan untuk memilih Paus, jika ada Paus yang wafat atau meninggalkan tugas kepausannya. Masyarakat menandai pemilihannya dengan asap hitam atau putih. Jika masih keluar asap hitam, maka pemilihan belum menghasilkan seorang Paus baru, tetapi ketika sudah keluar asap warna putih menandakan bahwa Paus baru sudah terpilih. Paus memiliki otoritas keagamaan yang sangat luar biasa. Apa yang dinyatakannya akan menjadi rujukan masyarakat dunia dan akan mendapatkan respon dari dunia internasional.
Selain itu juga terdapat beberapa perkantoran yang berhubungan langsung dengan kepentingan Paus. Kira-kira semacam Kantor Sekretariat Negara, Kantor Urusan Rumah Tangga Negara dan sebagainya. Selain itu juga terdapat Kantor Negara Vatikan yang ditempatkan di luar Vatikan, sebab memang kebutuhan untuk pemenuhan kantor di dalam Basilica sudah tidak memungkinkan.
Kubah dalam yang paling tinggi didesain oleh Micheleangelo dan selesai dalam 2 (dua) tahun, sebuah karya terakhir sebelum Beliau meninggal. Untuk menyelesaikan bangunan kubah dan asesorinya memerlukan waktu selama 2 tahun. Pahatan dan lukisan itu sangat luar biasa dengan tulisan di dalamnya memang menggambarkan betapa cita rasa tinggi bagi pendirinya. Nyaris tidak ada ruang yang tidak dihiasi dengan pahatan dan lukisan yang indah. Siapapun yang datang di sini pasti akan mengagumi keindahannya. Nyaris seluruhnya didesain oleh Michele Angelo. Sepertinya, dia dilahirkan untuk menghias Basilica yang hebat tersebut.
Negara Vatikan luasnya hanyalah 44 hektar. Dengan dikelilingi oleh tembok yang membatasi antara wilayah Kota Roma dengan Kota Suci Vatikan. Namun demikian, hampir seluruh negara di dunia memiliki duta besarnya di Vatikan. Indonesia juga memiliki Duta Besar, hanya kantornya ditempatkan di wilayah kota Roma Baru. Perkantoran pemerintahan Roma banyak yang ditempatkan di sini. Kota Roma Baru adalah yang dicita-citakan oleh Mussolini sewaktu beliau memimpin pemerintah Italia.
Ada banyak hal yang diceritakan oleh Romo Markus Solo, sayangnya bahwa tidak semua mampu saya ingat. Yang saya tuliskan tentu adalah hal-hal yang mendasar saja dan perlu juga saya tashihkan ke ahlinya agar tidak salah dalam menginformasikannya. Menulis Basilica dengan Makam Suci Santo Petrus adalah urusan agama, sehingga harus hati-hati.
Sebenarnya di dalam Basilica diperkenankan untuk foto. Hanya sebagian tidak boleh. Tetapi di tengah teknologi Hand Phone yang canggih seperti sekarang, maka tidak mungkin bisa melarang orang-orang yang ingin mengambil gambar di dalamnya, bahkan Jemi bisa mengambil gambar Jazad Santo Petrus dari jarak kira-kira 2 meter saja. Akhirnya harus saya minta segera kembali ke rombongan. Saya khawatir bahwa hal itu bisa menyinggung perasaan beragama. Untunglah dengan keberadaan Romo Markus yang menjadi utusan khusus Paus untuk pengembangan kerja sama dan dialog antar umat beragama, maka semua urusan selesai.
Keluar dari Basilica, maka terdapat toko-toko untuk menjual barang-barang assesori. Saya tidak menyempatkan membeli apapun di sini, kecuali membeli es krim. Hanya sayangnya es krim itu bukan es krim yang terkenal di Roma. Tempatnya agak jauh, sehingga tidak memungkinkan membelinya.
Dari acara di Basilica, lalu kita bergegas untuk acara makan siang di rumah Pak Dubes, Pak Agus Sriyono. Bu Dubes memang sudah menyiapkan makanan yang sangat lezat. Ketemu dengan nasi makanan khas Indonesia adalah kejaiban. Dengan lalapan, sambal, rendang daging, ayam kremes dan ikan masakan kuning, sungguh lezat makanan tersebut. Dan yang lebih hebat lagi karena saya diberikan makanan oleh Bu Dubes untuk dimakan di Villa. Beliau kasihan melihat saya yang tidak bisa tidur karena kurang cocok makanannya. Benar juga ketika malam saya makan nasi dan lauk pauknya, tidurpun nyenyak dan jam 04.00 Waktu Italia baru bangun. Padahal malam-malam sebelumnya selalu bangun jam 02.00 Waktu Italia.
Pak Dubes memberikan pidato terima kasihnya atas kepesertaan semua delegasi dan juga kehadiran nara sumber. Apalagi bisa menghasilkan Rekomendasi Roma. Saya juga diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan. Saya sampaikan bahwa acara dialog ini sangat sukses, menghasilkan rekomendasi yang bagus dan harapan saya agar lalu dituliskan oleh semua peserta berbasis pada item-item pada masing-masing rekomendasi. Ada sebanyak 8 (delapan rekomendasi) yang dihasilkan oleh dialog ini. Bu Dewi Sawitri juga mengucapkan grasiae atas terselenggaranya acara ini dan diperlukan acara serupa di tempat lain, terutama menjelang pemilihan Presiden tahun 2019.
Sore harinya dilakukan wawancara dengan wartawan Italia, yang menjaga desk Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Saya, Prof. A’la, Prof. Henriette, Pak Uung dan Pak Prof. Philip didampingi oleh Pak Dubes dan Romo Leo menyelenggarakan konferensi Pers untuk kepentingan menginformasikan kegiatan dialog antaragama masyarakat Indonesia di Eropa di Roma.
Semua senang, semua heppi dan semua merasakan sesaudara dalam kebangsaan dan kemanusiaan. Kita semua berharap dapat bertemu lagi dalam acara yang sama dengan pendalaman yang lebih memadai.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..