Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KE MEKKAH: MEMBAHAS ISU-ISU KEBERAGAMAAN (3)

KE MEKKAH: MEMBAHAS ISU-ISU KEBERAGAMAAN (3)
Yang menarik bagi saya ialah bisa melakukan shalat dhuhur berjamaah di Mushalla Hotel Hilton Jabal Umar bersama dengan Menteri Waqf, Dakwah wa Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, beberapa menteri, pimpinan delegasi dan juga anggota delegasi. Mushalla ini memang memiliki sambungan langsung dengan Masjid al Haram di Mekkah al Mukarramah. Jadi, dengan shalat di Mushalla Hotel ini sama dengan berjamaah di Masjid al Haram.
Utusan Kementerian Urusan Agama yang hadir pada acara “The 11th Conference of Executive Council Ministry of Waqf and Islamic Affairs ialah Dr. Abdun Nashir Musa Abdul Bashal (Menteri Wakaf dan Urusan Tempat Suci Islam, Kerajaan Yordania Al Hasyimiyah), Ustadz Sardar Muhammad Yusuf (Menteri Urusan Agama dan Minoritas, Republik Pakistan), Dr. Muhammad Mukhtar Jum’ah (Menteri Urusan Wakaf, Republik Arab Mesir), Haji Dembo Bujanaq (Penasehat Presiden Urusan Agama, Republik Gambia), Prof. Nur Syam (Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republic Indonesia), Farid Asad Abdullah ‘Imadi (Deputy Kementerian Waqaf dan Urusan Islam Kuwait), Ustadz Idris ibn Adh Dhawiyah (Ketua Dewan Ilmiah Kota al Araisy, Mewakili Menteri Waqaf dan Urusan Islam, Kerajaan Maroko) serta Menteri Waqf, Dakwah dan Irsyad selaku Ketua Dewan Eksekutif (Syeikh Saleh bin Abdul Aziz bin Muhammad al Syekh).
Akhir-akhir ini memang dirasakan betapa keberagamaan kita sedang mengalami masalah. Isu terkait dengan semakin kuatnya pemahaman agama dalam tafsir tunggal sekarang juga sedang menuai kekuatannya. Demikian pula tantangan radikalisme, ekstrimisme dan terorisme. Sungguh tantangan pemahaman agama dan pengamalan agama tentu menjadi masalah yang harus dihadapi ke depan.
Di tengah nuansa keberagamaan yang seperti ini, maka banyak usulan yang menarik untuk dikaji dan dibahas. Kementerian Agama dari negara lain, misalnya Arab Saudi mengajukan perlunya dialog antara Timur dan Barat. Dialog antara Timur dan Barat, sebenarnya merupakan langkah penting untuk membangun kesepahaman antara Timur dan Barat. Hanya saja, yang penting untuk dijadikan pertanyaan besar ialah apa yang akan dijadikan sebagai tema untuk membangun dialog antara Barat dan Timur. Saya sampaikan bahwa tema dialog tentu bukan pada dimensi teologis. Diskusi tentang teologi sudah finis. Makanya, yang bisa dijadikan tema adalah terkait dengan sosial, ekonomi dan budaya dan lebih khusus ialah mendiskusikan tentang ajaran atau pesan fundamental atau pesan universal tentang agama-agama, seperti toleransi, keadilan dan perdamaian.
Sesungguhnya, antara Barat dan Timur memiliki saling ketergantungan. Di tengah dunia global ini, saya kira tidak ada negara yang bisa hidup dengan dirinya sendiri terkecuali harus saling tergantung. Makanya, diperlukan saling kesepahaman di antara Barat dan Timur untuk mengembangkan saling bertoleransi, perdamaian dunia, dan keadilan. Bukankah, antara Timur dan Barat masih berselisih paham tentang aspek mendasar pesan agama-agama ini.
Usulan lain terkait dengan dukungan penyelesaian Palestina. Usulan ini juga menarik, sebab sebagaimana diketahui bahwa relasi antara Palestina dan Israel semakin jelek. Hal ini dipicu oleh perlakuan Amerika Serikat tentang pemindahan Kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Jerusalem. Yang tidak kalah pentingnya ialah aksi-aksi brutal yang dilakukan oleh Irael terhadap warga Palestina. Penguasaan dan pendudukan Jalur Gaza oleh Israel yang menyebabkan terusirnya warga Palestina tentu juga merupakan masalah internasional.
Di samping itu juga ada usulan terkait dengan penguatan SDM penyebar agama khususnya para khatib. Diharapkan bahwa kualitas para khatib harus semakin baik. Di dalam konteks ini, maka diperlukan pelatihan para khatib, baik dalam penguasaan materi pemahaman Islam dan juga metodologi penyampaian khutbahnya. Secara lebih umum yang diperlukan ialah para penyiar agama agar dilatih dalam penguasaan ilmu-ilmu keislaman.
Lalu, yang juga diusulkan untuk dibahas ialah tentang penguatan pemuda dalam penguasaan keterampilan. Usulan ini dianggap penting seirama dengan perkembangan dunia yang makin maju dalam kaitannya dengan teknologi informasi. Para pemuda harus dilatih agar mereka menguasai keterampilan atau kemampuan vokasional sehingga akan dapat mengikuti perubahan zaman yang terus bergerak. Jika anak-anak muda tidak memiliki keahlian yang tepat, maka mereka akan tertinggal dengan kemajuan yang semakin cepat ini.
Selain itu juga ada beberapa usulan, misalnya tantangan-tantangan yang dihadapi umat Islam, atheisme dan cara-cara menghadapinya, penguatan pemikiran dan metodologi yang moderat serta menghadapi pemikiran ekstrim, tukar menukar pengalaman dalam menghadapi pemikiran ekstrim dan kelompok ekstrim, bahaya eksploitasi politik kepada masdzab dan sektarianisme.
Di dalam meeting ini juga dikehendaki adanya kerja sama antara negara-negara Islam ke depan dan secara khusus agar Yordania menjadi host untuk pertemuan tahun mendatang. Semua bersepakat bahwa kerja sama antar negara Islam harus lebih baik di era yang akan datang.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..