Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MUTU PENDIDIKAN SEBAGAI INDIKATOR KEMAJUAN PTKN

MUTU PENDIDIKAN SEBAGAI INDIKATOR KEMAJUAN PTKN
Saya memperoleh kesempatan istimewa untuk menghadiri acara yang digelar oleh UIN Syekh Maulana Hasanuddin Banten dalam acara yang diberi tajuk “peningkatan Kualitas ASN dalam mengembangkan Integritas” (20/02/2018). Acara ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk memberikan wawasan baru bagi ASN UIN SMH Banten. Hadir pada acara ini ialah Rektor SMH Banten, Prof. KH. Fauzul Iman, para Wakil Rektor, para Dekan dan Wakil Dekan, Kepala Biro, dan segenap jajaran pejabat dan pelaksana pada UIN SMH Banten.
Saya bersyukur meskipun saya terlambat datang karena harus mengikuti acara presentasi Laporan Kinerja Kementerian Agama yang dipimpin langsung oleh Pak Menteri Agama, Pak Lukman Hakim Saifuddin, sampai jam 12.30, sehingga kepergian saya ke Banten tentu harus mundur sejenak. Maka terlambatlah acara dimaksud sampai kira-kira 1 (satu) jam. Tetapi tentu saya mengapresiasi kepada segenap ASN UIN SMH Banten yang tetap setia menunggu saya untuk memberikan pembekalan tentang hal-hal yang saya anggap relevan dengan tuntutan ASN sekarang.
Pada kesempatan ini, saya sampaikan 3 (tiga) hal, yaitu: pertama, sebagai rasa apresiasi saya atas kemajuan yang dilakukan oleh UIN SMH Banten, yaitu dengan telah terjadinya perubahan status dari IAIN ke UIN. Di masa lalu, rasanya tidak mungkin perubahan ke UIN itu sedemikian gencar. Dari yang semula hanya 6 (enam) saja, maka sekarang dalam kurun waktu 6 (enam) tahun telah menbengkak menjadi 17 UIN. Suatu lonjakan yang sangat signifikan dalam kerangka memajukan PTKIN di bawah Kemenag. Makanya, sudah saatnya sekarang kita berpikir tentang bagaimana menjadikan PTKIN kita ini memiliki marwah yang semakin baik di mata masyarakat, baik masyarakat akademis maupun lainnya. Dan melalui perubahan status ini tentu lalu membawa perubahan besar, baik dari jumlah mahasiswa, jumlah dosen yang bergelar doctor, jumlah professor dan juga semakin banyaknya prodi-prodi yang akan dikelola di kemudian hari.
Kedua, saya menyampaikan rumusan “dari ke” untuk menggambarkan tentang arah yang harus ditempuh untuk mengembangkan lembaga pendidikan ini, baik dari sisi akademis maupun administrative. Ada 5 (lima) “dari ke” yang saya sampaikan, yaitu: 1) Dari PTKIN berbasis pada perluasan akses ke peningkatan mutu. Ada tuntutan yang sungguh luar biasa terkait dengan peran pendidikan tinggi di Indonesia. Di antara yang terjadi ialah perubahan paradigmatic dari akses ke mutu. Ke depan target peningkatan PTKIN ialah menjadi PTKIN bermutu. Jadi sudah tidak lagi berpikir tentang perluasan akses yang selama ini menjadi arah dalam pembangunan pendidikan, akan tetapi sudah mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan. Jika di dalam RPJMN tahun 2014-2019 masih tercantum tentang perluasan akses dan pemerataan pendidikan, maka RPJMN tahun 2019-2024 sudah berubah secara paradigmatis yaitu pendidikan bermutu. Jadi kita semua harus mengejar target mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2) Dari PTKIN berlevel nasional ke PTKIN bertaraf internasional. Kita sudah maklumi bahwa sekarang adalah zaman global yang tentu ditandai dengan perubahan berbagai ranah kehidupan yang semula berkarakter local, nasional ke internasional. Semua serba berlabel internasional. Makanya, PTKIN juga harus berupaya untuk memasuki kawasan internasional tersebut terutama akreditasi institusi dan juga dosen dan mahasiswa. Saya teringat dalam salah satu kunjungan ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) tahun 2007 yang lalu, maka universitas ini telah memiliki mahasiswa dari 34 negara. Beberapa tahun yang lalu juga sudah ada beberapa PTN kita yang berakreditasi internasional. Artinya, bahwa untuk menjadi PTKIN bertaraf internasional tentu bukanlah sesuatu yang tidak terjangkau.
3) Dari tata kelola manual ke tata kelola berbasis teknologi informasi. Era sekarang adalah era teknologi informasi atau era digital. Dan dengan menggunakan teknologi informasi maka pekerjaan akan menjadi lebih cepat dan tepat. Era sekarang disebut juga sebagai era milenial, sebab dunia dikuasai oleh penggunaan teknologi informasi oleh generasi milenial. Di dalam dunia birokrasi juga harus digunakan system electronic government atau e-gov. Melalui e-gov maka akan terjadi percepatan. Siapa yang cepat dialah yang menguasai terhadap perubahan di dunia global. Presiden menyatakan bahwa di era sekarang ini, maka negara yang hebat bukanlah negara yang besar melawan yang kecil atau negara yang kuat mengalahkan yang lemah, tetapi adalah negara yang cepat merespon terhadap perubahan-perubahan global dimaksud.
4) Dari cara kerja konvensional ke cara kerja professional. Dunia sedang dituntut oleh profesionalitas yang makin kental. Untuk menghadapi abad milenial, maka yang dibutuhkan ialah four C’s, yaitu Competency, Communications, Collaboration and Creativity. 4 (empat) kompetensi inilah yang akan menjadikan kita semua akan bisa memasuki terhadap dunia milleneal dengan generasi milenialnya. Dan di antara ciri dari generasi milenial ialah kemampuan teknologi informasinya.
5) Dari kompetensi ke kompetisi. Di era milenial ini, maka ada 2 (dua) kata sakti yaitu: Kompetensi dan kompetisi. Jika kita tidak memiliki kompetensi maka jangan pernah berharap akan bisa berkompetisi. Oleh karena itu, kita semua harus meraih kompetensi yang unggul agar bisa memasuki dunia kompetisi yang semakin kuat. Harus ada upaya untuk menjadikan kita semua, para civitas akademika, untuk berburu kompetensi agar kita bisa survive di tengah persaingan global yang tidak bisa ditawar.
Ketiga, untuk menjawab tantangan di atas, maka para pimpinan PTKIN, khususnya UIN SMH Banten untuk terus berinovasi dalam banyak hal, khususnya untuk memberdayakan dunia birokrasi kita agar lebih kuat dalam menerapkan berbagai pelayanan berbasis teknologi informasi sebab di sinilah tantangan paling riil yang dihadapi oleh birokrasi kita.
Kita harus terus membangun e-gov dalam pelayanan akademik dan administrasi agar ke depan semakin berkualitas pelayanan kita kepada msyarakat. Jadi diperlukan pemberdayaan SDM dalam penguasaan teknologi informasi agar kita bisa merespon dengan cepat perubahan demi perubahan yang terus terjadi.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..