Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PERSONAL DAN INSTITUTIONAL BRANDING LEWAT BLOG (1)

PERSONAL DAN INSTITUTIONAL BRANDING LEWAT BLOG (1)
Saya tentu tidak mengira bahwa saya telah menjadi warga blogger di dunia ini. Tulisan-tulisan saya yang secara “relative” kontinyu di blog ternyata menghasilkan rangking yang tentu saja di luar perkiraan saya. Selama ini saya hanya terpikir menulis dan menulis tanpa ada keinginan untuk melakukan lebih dari itu. Saya hanya terpikirkan untuk menulis di saat-saat yang mungkin dan kemudian memajang tulisan itu di Blog pribadi saya, nursyam.uinsby.ac.id.
Saya tentu berterima kasih kepada kolega saya Nur Hasib, salah seorang staf di Kabag Umum UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah menyediakan ruang bagi keinginan saya untuk menulis. Melalui sentuhan tangannya, maka blog saya itu terbit di media sosial dan bisa diakses melalui media sosial oleh khalayak umum. Cak Hasib yang membuatkan rumah blog itu dan saya terus bertahan di blog ini semenjak tahun 2009 sampai sekarang.
Saya menulis di blog semenjak saya menjadi Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum IAIN Sunan Ampel (kini UIN Sunan Ampel), sampai sekarang. Jika dihitung waktu tentu cukup panjang. Namun memang harus saya akui bahwa saya pernah berhenti menulis selama setahun kurang lebih kala saya menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Tahun 2012-2013. Saya lupa bulannya, akan tetapi kira-kira setahun saya telah melupakan kebiasaan saya yang penting itu. Sampai kemudian teringat kembali tentang blog saya dan kemudian terus menulis sampai sekarang.
Jika di saat menjadi rector IAIN Sunan Ampel dulu selalu menulis setiap hari, dalam varian tema yang luas, namun sekarang tidak lagi dapat menulis rutin seperti dulu. Kesibukan kantor dan urusan lain, ternyata cukup menyita waktu saya untuk menulis secara rutin. Namun demikian, komitmen untuk terus menulis tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Dan sesuai dengan komitmen saya, maka saya akan terus menulis. Verba valent scripta manen. Inilah prinsip yang terus saya pegang di tengah kesibukan yang tentu tetap tinggi.
Di dalam suatu kesempatan, saya bercerita kepada Jimmi, staf saya, bahwa saya akan melakukan tasyakuran terhadap pemeringkatan atas blog saya itu. Jimmi tentu akan menyiapkan segala sesuatunya terkait dengan acara tasyakuran tersebut. Rencananya akan dilakukan di kantor saja, di lantai 2 Kemenang. Acara yang sederhana saja. Yang penting bertemu dengan para staf dan jajaran pimpinan di Sekretariat Jenderal Kemenag RI.
Namun demikian, di dalam acara yang diselenggarakan di UIN Sunan Ampel, saya bercerita bahwa saya akan tasyakuran Blog saya itu di Jakarta. Oleh Ibu Wakil Rektor II UIN Sunan Ampel, Dr. Zumratul Mukaffa, MAg., diminta agar acara itu ditaruh di Surabaya. “Pak ditayakuri di UIN Surabaya saja. Akan kami siapkan segala sesuatunya”. Begitu Bu Zum menyampaikan kepada saya.
Sebagai orang yang pernah terlibat di dalam pengembangan UIN Sunan Ampel, maka tawaran ini tentu menarik. Saya tentu masih mengingat dengan baik bagaimana saya bersama civitas akademica di UIN Sunan Ampel membangun kampus ini. Maka, tawaran tersebut saya terima dan jadilah acara itu dilakukan di Surabaya. Saya kemudian menyampaikan kepada Pak Kepala Biro Humas, data dan Informasi, Dr. Mastuki, tentang rencana tersebut dan kemudian melalui diskusi akhirnya disepakati bahwa acara di Surabaya itu agar diperluas cakrawalanya. Tidak hanya tasyakuran tetapi juga ada acara lain yang sangat bermanfaat di saat sekarang ini. Lalu disepakati bahwa selain acara diskusi tentang blog saya itu juga ada acara untuk membahas kesiapan kita di dalam menghadapi tahun politik 2018 dan 2019 dengan menyiapkan Team of Cyber Army Kemenag. Acara ini diselenggarakan malam hari, Jum’at, 22/12/2017 dan berlanjut hari Sabtu pagi, 23/12/2017.
Saya tentu sangat apresiatif terhadap acara ini, sebab melalui acara tersebut maka saya kembali bisa memotivasi para dosen dan mahasiswa untuk melakukan gerakan menulis. Di era media sosial seperti ini, maka kata kunci penting ialah bagaimana kita menuangkan gagasan, ide atau pikiran ke dalam tulisan, gambar, sketsa dan sebagainya lalu ditayangkan di media sosial, sehingga akan menjadi khazanah pengetahuan yang bisa dinikmati oleh pembaca atau pendengar di media sosial.
Saya selalu tekankan bahwa apapun coretan yang kita buat dan dipublish melalui media sosial, pastilah akan ada orang yang meliriknya dan membacanya. Saya juga tidak pernah terpikir bahwa tulisan saya dalam bahasa Indonesia itu lalu bisa diklik oleh para pembaca dari banyak negara. Dan tentunya menjadi kebanggaan di kala kita melihatnya bahwa tulisan kita itu diakses oleh pembaca dari berbagai negara.
Sungguh saya merasakan bahwa dengan menulis itu saya ada. Badan atau fisik dan detak nafas kita akan berhenti di suatu ketika, akan tetapi tulisan kita itu akan terus ada di dalam kehidupan di dunia ini. Masyarakat tidak akan mengenal Imam Ghazali, seandainya tidak terdapat tulisan-tulisan Beliau yang hidup hingga sekarang. Demikian pula para penulis lainnya.
Maka berbahagialah orang yang bisa menulis dan menerbitkannya di media apapun. Tulisan itu akan dibaca orang kapan pun dan di manapun. Dan dengan demikian, maka tulisan itu akan menjadi lebih abadi dibandingkan dengan fisik atau raga kita. Menulislah selagi masih ada peluang dan kesempatan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..