• October 2024
    M T W T F S S
    « Sep    
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    28293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGAPRESIASI KREATIVITAS ANAK MUDA

Kemarin, Selasa 24 Nopember 2009, saya menerima kiriman buku yang ditulis secara bersama-sama oleh Tsanin A.Zubaery, dkk., dengan tema “Jalan Terjal Santri Menjadi Penulis”.  Ketepatan saya menjadi penulis prolognya dan Prof. Abd. A’la menjadi penulis epilognya. Tentu saja saya sangat mengapreasi terhadap lahirnya karya-karya dari mahasiswa yang ternyata memiliki kreativitas yang tidak dapat dipandang enteng. Apalagi ketika membaca biodata mereka, ternyata mereka ini telah mengawali menjadi penulis dalam berbagai levelnya. Tulisan-tulisan tentang bagaimana jalan cerita menjadi penulis ternyata memiliki nuansa yang berwarna-warni.

Santri yang dulu sering disebut sebagai kelompok tradisional, dewasa ini sudah tidak relevan lagi disebut begitu. Santri sudah bermain-main dengan facebook, blog, internet dan dunia teknologi informasi lainnya. Santri bahkan banyak yang menjadi penulis. Jadi kalau sekarang banyak anak santri yang menjadi penulis hakikatnya  adalah bagian dari  proses   kreatif di tengah dunia kompetisi dalam berbagai bidang yang luar biasa.

Buku karya anak-muda, para santri, yang diberi judul ”Jalan Terjal Santri Menjadi Penulis” sudah menggambarkan bagaimana berat dan liku-liku untuk menjadi penulis. Tidak gampang memang. Tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Semuanya tergantung niat, kerja keras dan selalu memiliki curiositas yang memadai. Untuk menjadi penulis hanya dibutuhkan tiga syarat, yaitu: suka membaca, bisa apa saja, ada inspirasi untuk menulis dan kemauan untuk menulis. Ada banyak orang yang suka membaca, tetapi tidak menemukan inspirasi untuk menulis. Ada banyak orang yang bisa menemukan inspirasi untuk menulis, tetapi tidak mau menulis. Maka dengan ketiganya, kita akan bisa menulis.

Saya selalu mengapresiasi anak-anak muda yang suka menulis. Menulis apa saja. Bisa pantun, puisi, cerpen, cerbung, cergam, atau tulisan ilmiah populer lainnya. Saya juga sangat mengapresiasi terhadap anak-anak muda yang bisa menulis ilmiah akademis. Bagi saya, semua itu adalah proses kreatif. Banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk menggapai impian. Bagi yang bermimpi menjadi penulis, saya yakin jalan itu tersedia. Apakah jalannya berkerikil atau lempang.

Yang saya sajikan di dalam tulisan ini adalah sebagian kecil dari pengantar saya di dalam buku itu. Intinya, sebagai seorang penulis dan juga pimpinan perguruan tinggi, saya sangat berbahagia dan bangga dengan anak-anak muda yang dapat menulis. Apalagi, mereka kebanyakan juga sering berkolaborasi dengan saya di forum KombaS, sebuah tempat untuk menuangkan gagasan dalam tulisan-tulisan. Ternyata bahwa membangun kelompok untuk menjadi ”sesuatu” ternyata memang penting. Dan saya berharap bahwa kelompok-kelompok tersebut akan terus tumbuh-berkembang, sehingga perguruan tinggi akan menjadi terkenal karena budaya akademik menulis di antara mahasiswa dan dosennya.

Sekali lagi saya mengapresiasi tulisan ini dan semoga menjadi contoh bagi lainnya untuk berkarya dan berusaha. Saya yakin bahwa ke depan akan semakin banyakanak-anak muda yang dapat menuangkan pikirannya ke dalam tulisan. Jika pikiran dituangkan dalam percakapan maka akan bisa lenyap daam hitungan jam, akan tetapi pikiranyang dituangkan dalam tulisan akan melintasi ruang dan waktu.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini